Sudah dua hari sejak Irene mengusir Suho untuk tidur di luar. Nampaknya kemarahan Irene belum juga reda.
Sepasang suami istri itu semakin menjauh keadaannya. Irene dengan berbagai cara menghindari Suho dari mulai pergi lebih pagi, pulang lebih malam, atau bahkan pulang sebelum Suho dan mengurung dirinya di kamar sebelum lelaki itu sampai di rumah.
Suho seperti meratapi nasib hidup kembali seperti bujang. Irene tetap memenuhi kebutuhannya, seperti pakaian kerja dan makanan seadanya.
Iya, seadanya, telur mata sapi dan sup miso instan yang ada di meja.
Tuhan, ujian apa lagi yang harus aku hadapi. Batin Suho.
"Kau serius tidak ingin berbaikan?" tanya Chanyeol sambil berputar di atas kursi kerja depan Suho.
Suho memandang kawannya putus asa. Lingkaran hitam bawah mata Suho semakin membesar, membuat dia terlihat seperti mayat hidup berjalan di kantor.
"Wah, ada apa denganmu?" Chanyeol membulatkan matanya. "Kau tidak tidur?"
Suho hanya mendesah dan menjatuhkan kepalanya. "Bagaimana aku bisa berbaikan kalau bertemu saja tidak pernah?"
Chanyeol merasa iba melihat atasannya. "Menyedihkan sekali. Memangnya buku 101 Cara Berumah Tangga yang aku berikan sebagai hadiah pernikahanmu tidak pernah kau baca ya?"
Suho menatap Chanyeol dengan sinis. "Itu tidak membantu,"
"Benar juga, istrimu kan spesies luar biasa," Chanyeol mengangguk.
Suho mengacak-ngacak rambutnya kasar. Dia lelah namun juga bingung. Irene mendiamkan dia di dunia nyata dan maya selain itu Suho rindu rasanya tidur di kasur. Demi Tuhan, selama di Seoul, dia baru sekali tidur di kasur kamarnya.
"Kira-kira kau tau tidak, kau salah apa?" tanya Chanyeol memancing Suho menyelesaikan masalahnya.
"Kalau aku tau aku tidak akan begini," keluh Suho.
"Baiklah, kita mulai dari hal terakhir yang kalian bicarakan," Chanyeol mengajak Suho untuk meluruskan pundaknya dan menatap lurus ke depan.
"TV," jawab Suho.
"Kalian membicarakan TV?"
Suho menghela nafas dan melanjutkan. "Irene ingin membeli TV. Dia mengeluh karena memiliki DVD player tapi tidak punya TV,"
Logika Chanyeol berputar, instingnya menggelitik untuk tertawa. "Hyung, konyol sekali. Kalian berdua kan kaya, masa TV saja tidak punya?"
"Maka dari itu," Suho melamun menatap Chanyeol dan bahunya turun kecewa.
"Kalau begitu, belikan saja TV," Chanyeol menganjurkan.
Suho menggeleng tidak bisa. "Irene menolak semua contoh yang aku berikan. Katanya ukurannya kurang pas dan aku tidak tau QLED itu apa,"
Si rekan kerja melongo tidak percaya.
Haduh, ini benar-benar gaya seorang Suho. Batin Chanyeol.
Dia sangat ingin terbahak-bahak tapi kasihan dengan atasannya. Chanyeol tidak setega itu. "Selain TV, ada topik lain yang kalian bicarakan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Risak Rona [ON-HOLD]
FanfictionCinta mereka dipenuhi kepentingan. Kepentingan keluarga dan kepentingan janji orang tua. Sampai Junmyeon menyadari bahwa Joohyun pun memiliki kepentingan hatinya. ✧ Cerita pertama dari Mharyapati Series ✧