"Aku tidak tau Kim Junmyeon sudah menikah," seorang wanita muda duduk menikmati segelas anggur miliknya. Dituangkannya lagi cairan tersebut ke dalam gelasnya dan menawari sosok di depannya.
"Percayalah. Dia datang bersama istrinya,"
"Kau sudah bertemu istrinya, Minseok?"
Minseok tidak merespon, dia hanya meneguk segelas anggur dan memainkan jemarinya risau di atas meja.
"Dia seorang dokter di Rumah Sakit Bae," terang Minseok.
Sang wanita berseri lebar mendengarnya. "Kau bercanda. Ini menjelaskan semuanya,"
Minseok menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Aku tidak mengerti mengapa kau butuh seluruh informasi ini,"
Senyum wanita tersebut hilang digantikan wajah masam. "Sahamku ditolak mentah-mentah oleh si Bae. Kau pikir informasi ini tidak berguna?"
"Tapi mereka tidak mungkin bermain kotor," bela Minseok. Dia melempar kasar sebuah amplop coklat ke atas meja kepada wanita tersebut. "Rekor mereka bersih. Aku tidak bisa menemukan cela,"
"Kalau begitu buatlah. Untuk apa aku membayarmu?" sang wanita bersikeras.
Minseok menatapnya tidak percaya. Rahangnya mengeras. "Kau tidak pernah membayarku. Ini sebuah perjanjian,"
"Senilai hampir 100 juta won. Aku bisa membelimu kapan saja Tuan Kim Minseok," tatapan tajam wanita tersebut mengintimidasi Minseok hingga ke ubun-ubun. Seluruh harta yang dimilikinya, kekuatan serta pengaruh perusahaannya terlalu besar.
Minseok tau ia tidak akan bisa menang.
"Apakah kau bisa?" lagi-lagi wanita itu bersuara.
"Ini tidak akan mudah, Naeun. Kau harus mengerti seluruh manipulasi yang turun dan kotor hanya demi ini," Minseok mencoba bernegoisasi.
"Kau bisa, kan?" pertanyaan tersebut tidak berubah.
Minseok diam. Pikirannya jatuh menimba dalam-dalam. Terlalu berisiko? Pasti.
Kim Corporation bukanlah perusahaan kecil yang mudah diambil alih, begitupula dengan rekor mereka yang cemerlang di pasar internasional. Ini hampir sama seperti rencana bunuh diri.
Terlalu banyak yang Minseok pertaruhkan. Tetapi dia tidak bisa kehilangan harta serta reputasinya yang jelas-jelas dapat direbut dalam sekejap mata oleh SL Inc. Lagipula, apabila ia berhasil merusak Kim Corp. saingan domestiknya akan berkurang, bukan?
"Minseok," sang wanita mulai gerah menunggu jawaban.
Minseok mengangkat tangannya meminta wanita tersebut berhenti. Ia menuangkan kembali anggur ke dalam gelas miliknya dan wanita tersebut. Minseok mengangkat gelas miliknya mengajak wanita tersebut untuk bersulang.
"Aku hanya menerima iya, Minseok," diangkatnya segelas anggur memenuhi ajakan Minseok.
Minseok menyicip anggur tersebut menikmati hawa panas yang meraba inci tubuhnya. Jemarinya mengetuk beradu dengan gelas kaca.
Dia menoleh kepada lawan bicaranya dan menatapnya empat mata. Dengan yakin, Minseok menjawab.
"Aku tidak menolaknya, Naeun,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Risak Rona [ON-HOLD]
FanfictionCinta mereka dipenuhi kepentingan. Kepentingan keluarga dan kepentingan janji orang tua. Sampai Junmyeon menyadari bahwa Joohyun pun memiliki kepentingan hatinya. ✧ Cerita pertama dari Mharyapati Series ✧