8. Mencari yang Pasti

183 30 3
                                    

Setiap hari mulai dan berakhir sama saja bagi Dahyun. Wanita berusia 22 tahun itu memulai karirnya setelah 6 bulan magang di Kim Corporation. Sebelumnya Dahyun kerap kali melakukan beberapa pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhannya.

Menjadi sekretaris pimpinan perusahaan tidak sesulit yang Dahyun bayangkan, awalnya dia tidak mendaftar untuk posisi itu, wajar saja administrasi bukan latar belakangnya. Namun, setelah beberapa bulan menjadi sekretaris, Dahyun merasa mulai nyaman. Kantornya dipenuhi orang-orang ramah dan atasannya juga bukan seorang petinggi gila kekuasaan.

"Permisi, Tuan Kim," Dahyun mengetuk pintu kaca bening di depannya.

"Masuk," perintah suara dari dalam.

Dahyun menurut dan membuka pintu dengan punggungnya. Dia membawa sebuah kardus coklat berisikan tumpukan kertas.

"Ini seluruh berkas yang anda minta, Tuan Kim. Beberapa laporan keuangan dari perjanjian dengan Echo Company dan Park Enterprise," Dahyun meletakan kardus coklat tersebut di samping meja atasannya sesuai perintah.

Sang atasan hanya mengangguk dan bersiap mengambil bolpoin.

"Tuan Kim," panggil Dahyun. "Saya sudah membuat rekap surat yang masuk ke dalam surel kerja anda," Dahyun memberikan kertas berisikan daftar nama dan alamat di dalamnya. "Saya menandai seluruh pertemuan yang diajukan oleh pengirim. Anda mendapat undangan khusus, Tuan Kim. Min Investment mengundang anda untuk grand opening anak perusahaan mereka,"

"Mereka secara pribadi menelfon ke kantor dan meminta anda untuk datang," Dahyun menambahkan.

Sang atasan mengernyitkan urat-urat dahinya. Sejenak ia mencerna berbagai aliran informasi dari si sekretaris muda. Ia mengangguk paham dan berterima kasih pada Dahyun. Menyuruhnya kembali bekerja dan bersiap menyusun jadwalnya untuk minggu depan.

Chanyeol sedang menikmati lagu kesukaannya di tengah kepadatan lalu lintas Seoul. Hari ini gilirannya meeting dengan klien. Selain itu, Suho memintanya mampir ke toko kopi untuk membeli kopi dan pastry coklat kesukaanya.

Apapun aku lakukan untuk keluar dari ruangan sempit dan sumpek itu. Batin Chanyeol.

Di tengah kemacetan, nada dering ponsel Chanyeol berbunyi. Ia menerima panggilan tersebut yang otomatis tersambung dengan car player.

"Aku tidak menghabiskan kopimu, sebentar lagi aku sampai kok," Chanyeol berkata sembarang begitu melihat nama Suho di kontak panggilan.

"Yeol," panggil Suho. "Apa kau pernah dengar dengan Min Investment?"

"Min apa?"

"Min Investment," gusar Suho.

Chanyeol tidak sadar menganggukan kepalanya. "Tentu saja, mereka kan pemilik perusahaan yang kemarin makan siang denganmu,"

"Benarkah?" Suho agak terkejut. "Mereka mengundangku untuk grand opening anak perusahaan barunya,"

"Bagus, Hyung! Kau berencana untuk datang kan? Kapan memang acaranya?" Chanyeol bertanya sambil mempercepat laju kendaraanya.

"Nampaknya seperti itu. Acaranya besok malam, aku baru saja membuka undangannya," jawab Suho. "Tapi disini tertera plus one, katanya,"

Chanyeol memberikan seringai tipis. "Dasar tipikal perusahaan Asia," ujarnya. "Bahkan pertemuan bisnis pun dijadikan ajang pamer anggotanya,"

Suho menghela nafas mendengar komentar itu. "Apa aku harus membawa seseorang? Kalau begitu kau saja yang ikut,"

Chanyeol langsung tertawa. "Mana mau aku jadi plus one mu. Ajak saja Irene Noona,"

Risak Rona [ON-HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang