5. CASE ONE

21 4 0
                                        

"Buat apa berkas-berkas itu, tuan muda?" Tanya pelayan pribadiku saat aku sedang membuat berkas palsu yang akan aku pakai untuk menyamar nanti.

"Ini untukku melamar pekerjaan sebagai detektif, kau ikut untuk menjadi rekanku." Jawabku dan mau tidak mau pelayanku mengikuti permintaanku.

"Siap, tuan muda."
















"Selamat, anda diterima sebagai detektif disini, tuan Kagawa." Ucap Kepala kepolisian Jepang yang menyambutku di ruangannya.

"Oh, jadi ini musuh terbesarnya ayah Sano? Ck, tampilan apa macam ini?" Batinku saat melihat orang yang ada di depanku ini dari atas sampai bawah. Kelihatan, jabatan 'kepala' ia beli dengan uangnya.

"Terima kasih, pak kepala. Oh iya, ada tugas untuk saya dan rekan saya?" Tanyaku sambil melihat gerak geriknya. Ia menoleh, dan mengambil berkas yang ada disampingnya.

"Aku harus merebut jabatan tinggi ini, agar ia menyingkir dari kursi terhormat itu."

"Ini tugasmu, kau bisa mencari berkas yang lainnya diruang penyimpanan. Ini kuncinya, disana juga ada alat-alat penyelidikan guna membantumu menyelidiki kasus ini. " Ia memberiku berkas itu dan kunci ruang penyimpanan, segeralah aku dan rekanku (pelayanku) bergegas menuju ruang penyimpanan.

Sesampainya di ruang penyimpanan, aku kembali mengunci pintu masuk dan mencari cari berkas yang ingin aku cari beberapa hari ini.

Yap, berkas kasus Sano, kekasihku yang hilang tanpa keterangan. Aku mendapat tugas yang hampir sama dengan kasus Sano.

Yaitu, misi anak kecil yang hilang karena diculik saat orang tuanya bekerja. Kecurigaan mulai muncul di pikiranku.

"Tuan muda, aku menemukan berkas tugas kita!" Aku pun menerimanya dan membacanya.

"Apa ini?? Anak kecil itu hilang tanpa bukti yang kuat? Hmm..." Aku melihat lebih teliti berkas itu, dan menemukan hal yang janggal.

"Alamat rumah! Ayo kita ke TKP, rekan!"

"Siap!"

.
.
.

"Rumah yang kosong, sepertinya?" Gumamku saat melihat rumah yang sepertinya kosong. Rumah dengan halaman rumput kering itu tidak terawat setelah kejadian penculikan anak itu.

Aku pun mulai melihat lihat halaman itu, terdapat kotak surat, aku membuka kotak surat itu, dan terdapat permen lolipop di dalamnya. Dari sini aku berpikir, pelaku yang tak lain adalah orang yang suka menyenangkan anak kecil dengan topengnya yang dilukis di wajahnya.
Yap, seorang badut.

Dan aku menoleh ke bawah, di antara rumput itu ada sesuatu yang berwarna hitam. Aku dan rekanku pun mendekat, beruntung aku kesini cuma berdua dengannya.

"Ini tinta, tuan muda. Tinta hitam, kita simpan saja untuk test sidik jari dan bukti."

"Simpan saja." Asistenku mulai mengambil tinta itu, lalu aku pun berdiri dan berjalan kearah pintu depan rumah itu. Melihat sekitar, sepertinya ada cctv di tempat ini. Dan benar, di atas pintu itu terdapat cctv yang menghadap depan rumah juga di pintu.

"Rekan! Kita geledah rumah ini, juga periksa cctv dirumah ini!" Aku dan asistenku pun masuk kerumah itu dan mulai menggeledah semua  isi rumah itu.

"Lihat apa yang kita dapat, tuan muda." Asistenku menunjukkan sesuatu disudut ruang tengah, di dekat televisi.

"Periksa, rekaman cctv!" Perintahku dan bergegas menuju ruang CCTV dirumah ini.

Melihat rekaman 1 Minggu yang lalu. Aku dan asistenku melihatnya dengan seksama.

you gonna dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang