Pagi ini, Rayen sehabis dari kantor kepolisiannya ia mendapat amanah kunci dokumen berkas kasus di kantor polisi. Rencananya, ia akan beraksi saat malam hari tetapi siang ini ia ada janji dengan para rekan-rekan perusahaannya termasuk Seonggi. Dengan segera ia pergi ke perusahaannya.
Rayen sampai di ruang meeting-nya, rekan-rekannya juga sudah mengambil tempat duduk.
Ia melihat Seonggi yang hanya terdiam, heran biasanya wanita itu menyapanya. Rayen mendekati wanita itu, raut wajahnya yang dingin membuat Rayen bergidik ngeri lalu duduk di kursinya.
Rayen melirik Seonggi yang sama sekali tidak menegurnya atau meliriknya. Heran.
"mungkin dia masih kaget dengan ciuman tadi malam, mungkin dia canggung, atau dia sensi mengira aku lelaki genit? aish!" batin Rayen sembari melirik Seonggi yang serius menatap proyektor didepannya.
Rayen berpikir mungkin dengan menjauh darinya agar ia lebih leluasa, memberikan ia waktu untuknya.
Selama rapat berlangsung, Seonggi benar-benar hanya menatapnya datar, mengungkapkan pendapatnya saja tidak. Hanya sekedar menatap, diam, dan mengangguk setuju.
Dingin.
---
Setelah rapat selesai, Seonggi hanya tersenyum tipis bahkan tipis sekali hingga tak terlihat lalu keluar dari ruangan itu dengan para rekannya.
Rayen yang melihat hal itu menggelengkan kepalanya lalu ia beranjak dari ruangan itu dan pergi untuk pulang ke rumahnya.
Ia sampai dirumahnya, seperti biasa ia akan duduk di sofa ruang tengah dan Marc yang memberinya segelas air putih.
"Ah, aku baru ingat kalau sekarang tanggal dimana Sano meninggal," batinnya saat melihat tanggal di layar ponselnya.
Ia bangkit dari duduknya, lalu merapihkan jasnya juga rambutnya. Membuat Marc yang masih disana heran.
"Loh, tuan ingin kemana?"
"Oh iya, kau mau ikut tidak? Aku ingin kencan dulu."
"Loh? Kencan?" Bingung Marc yang melihat tuannya mengangguk sambil mengambil kunci mobil di meja ruang tengah.
"Ayo cepat, kita mampir ke toko bunga ya."
"baik, tuan. Aku siapkan mobil, dulu." Rayen memberikan kunci mobilnya ke Marc.
"Okay, tapi aku yang menyetir sekarang." Ucap Rayen lalu keluar dari rumah diikuti Marc.
---
Marc yang bingung pun hanya mengiyakan saja ajakan tuannya itu, sekarang mereka tengah berada dalam perjalanan menuju toko bunga.
"Jangan-jangan, dia mau kencan denganku kali ya?" batin marc sambil melihat tuannya, yang tengah memarkirkan mobilnya.
Mereka berdua turun dari mobil, lalu melihat-lihat bunga di depan toko itu.
"Nah, sudah sampai. Oh ya, bunga apa yang kau suka Marc?" Tanya rayen sambil menatap Marc disampingnya.
"Etooo tulip, tuan."
"Ouh, kau mau itu?"
"Hahaha boleh, sekalian untuk menanam itu di rumah tuan."
"Okay, akan ku beli." Ucap Rayen sambil mengambil setangkai bunga mawar merah dan rangkaian bunga mawar putih.
Marc yang melihat tuannya mengambil bunga mawar itu, heran.
"Loh untuk apa, tuan?"
"Ini untuk kekasihku yang sudah lama merindukanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
you gonna die
Детектив / Триллерseorang laki-laki yang hidup dengan apa ad nya.Dia adalah seorang cucu dari pemilik perusahaan besar tapi dia punya masa lalu yg kelam. Kekasih nya sudah mati secara misterius dia masih penasaran dengan itu kasus nya pun di tutup tanpa alasan. Pria...