4.Hypocritical agent

26 7 2
                                    

Setelah kejadian menegangkan itu, aku kembali ke ruangan kantorku.

Di sanalah, aku teringat satu perempuan dalam hidupku yang sangat begitu berarti. Namun, dia menghilang karena diculik seseorang dan kasusnya pun ditutup oleh kepolisian setempat.

Aku tidak tinggal diam, apapun itu aku harus mencari dimana sekarang kekasih ku berada. Aku pun memulai menyalakan komputerku, dan meng- hack identitas yang berkaitan dengan kasus itu.

Termasuk sahabatnya dan sahabatku tentunya.

Aku terus mencari dan mencari, sampai satu hal yang menarik bagi ku dengan tulisan 'tersangka'.

Terkejut melihatnya, dan dia sahabat ku atau bisa dikatakan best friend.

Sahabat yang pernah menyukai kekasihku ini, ternyata. 'ck!'. Aku langsung melihat alamatnya, memasang senyum smirk lalu keluar dari kantorku.

"Atur semua kembali jadwal ku hari ini! Aku ada urusan!" Ucapku kepada sekretarisku. Aku pun menaiki mobilku dan menjalankannya menuju alamat sahabat atau sekarang bisa di sebut dengan 'fuck fake friend!'.






Sesampainya di alamat itu, aku pun keluar dari mobilku lalu mengendap endap masuk kedalam rumah.

"Sudah lumayan ya rumahnya?" Batinku saat melihat rumahnya yang begitu mewah.

Aku terus melihat-lihat sampai target yang ku temui itu ada. Ia sedang duduk santai di halaman rupanya.

Aku mengambil sesuatu di kantung jas ku, kemudian masuk ke gerbang rumah dengan sembunyi-sembunyi.

ZREEET!

Lelaki itu jatuh pingsan setelah aku setrum tadi, aku langsung membopongnya dan memasukkannya kedalam bagasi mobil.

Untungnya tadi aku sempat menembak CCTV yang berada di sana, dan juga menyetrum beberapa penjaga di rumah itu.

Aku segera menyetir mobilku ke tempat biasa yang sering ku kunjungi ketika amarah ku menyeruak.

"Kita cari jawabannya, Vin."







"Eunhh..." Ia tersadar, dan aku menghampirinya.

"Kau sudah sadar, sahabat?" Tanyaku sambil mencengkram rambutnya keras.

"Akhh, Ray. Mau apa kau? Mengapa aku bisa disini?"

"Mau apa? Huh? KU KIRA AKU TIDAK TAHU?! KAU YANG 'MEMBUNUHNYA' KAN?!"

"T-tidak...kau salah paham, Ray."

"AKUI SAJA! AKU SUDAH MENCABUT 100% SAHAM UNTUKMU! SEMUA BARANG BERHARGA MU AKAN KU SITA!"

"B-baiklah, a-akanku ceritakan semua. Ku mohon jangan cabut saham itu."

"Terlanjur bodoh! CEPAT CERITAKAN!" Aku mulai mengancamnya menggunakan pistolku, meletakkan senjata api itu di pelipisnya.

"Ia aku akui, aku terlibat dalam kasus itu, aku membunuhnya. Aku di bayar mahal oleh bos ku, supaya nama ku tidak buruk di masyarakat."

"Bosmu? Siapa?"

"Bosku itu agen rahasia yang mengatakan kalau mayat itu tengah bunuh diri. Ada orang penting yang terlibat dalam kasus ini. Karena kekasih mu itu atau mayat itu adalah anak atasan dari bosku sekaligus saingannya dalam bekerja. Jadi bosku ini ingin kekasihmu itu mati."

"Baiklah. Terima kasih untuk informasinya, sobat! Selamat malam, nikmati siksaannya." Bisikku, dan ia pun menjerit-jerit seakan meminta dibebaskan olehku.

"Panggil polisi, aku menuntutnya. Bilang jika ia telah menipu perusahaan sahamku." Ucapku pada salah satu bodyguard ku di ruangan ini.

"Siap, tuan muda!" Aku pun tersenyum smirk, kemudian menelpon seseorang.

"Cabut semua sahamku yang ada pada perusahaan Vin. Semuanya, aku juga ingin sita semua barang-barang mewahnya sekaligus rumahnya!" Ujarku lalu menutup telepon itu.

"Let's start this game."









"Menyamar menjadi bawahan bos itu? Okay, akan aku lakukan. Demi dirimu kekasihku, Sano Ichikawa." -Rayen.




To Be Continue
Start the game.

you gonna dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang