Miya Akira
"Hee--kenapa harus bertemu dengan dia lagi saat ini?!" Batin Rayen saat menatap sosok wanita cantik di depannya, wanita yang pernah mengisi hatinya--Rayen cintai maksudnya--lalu pada akhirnya cinta mereka kandas setelah Rayen tau ia hanya dimanfaatkan dan dibully oleh beberapa siswa SMA saat itu.
Rayen benar-benar terkejut saat itu, ia kira Miya sekolah di sekolah mewah, namun ternyata latar belakangnya memprihatinkan.
"Eumm... Silahkan masuk kalian.." ajak Miya, Rayen dan yang lainnya masuk ke dalam apartemen sederhana milik Miya.
"Ini tehnya, silahkan diminum..." Miya menaruh empat gelas berisi teh di meja tamu, ia menaruh nampan di dapur lalu duduk di kursi tamu.
"Aku minum, ya." Rayen meminum teh itu, rasanya seperti kembali pada masa masa SMA, dimana ia pernah dibuatkan teh yang sama persis dengan yang ia minum saat ini.
"Sepertinya aku mengenal aromanya. Apa teh ini buatanmu, Miya?" Tanya Rayen.
"Teh itu buatan nenek, tapi sekarang aku yang membuatnya. Bagaimana? Sama 'kan rasanya?" Jawab Miya sambil tersenyum ke Rayen.
"Hahaha...iya. Ini kedua kalinya aku meminum teh khas Jepang, selama disini aku belum meminumnya lagi." Balas Rayen sambil terkekeh dan meminum teh yang aromanya harum, membuatnya begitu candu.
Seonggi yang menyimak semua perbincangan dua orang yang sempat bereuni itu kesal, tangan Seonggi mencubit pinggang Marc di sampingnya. Seonggi menatap Marc lalu mendekat, berniat membisikkan sesuatu.
"Ish! Siapa sih Marc, wanita itu?! Kenapa harus dia :(.." Bisiknya, lalu kembali dengan sikap biasanya. Marc memasang wajah masam sambil merintih kesakitan karena cubitan Seonggi di pinggangnya, sungguh tidak main cubitan dari seorang yang cemburu--hei!.
Marc menatap Seonggi yang terlihat bete, mungkin sekarang ia panas saat Rayen dan Miya tertawa karena mereka--alumni cinta yang bereuni dengan peristiwa-- Sebagai asisten Rayen yang baik hati, Marc berniat mengalihkan pembicaraan.
"Apakah kalian masih saling mencintai satu sama lain?" Tanya Marc pada Rayen dan Miya yang berhenti mengobrol karena pertanyaannya.
"Bukannya tidak mencintai, tapi untuk apa mencintai seseorang yang bukan haknya untuk berbalas?" Jawab Rayen dengan santai. Sementara Seonggi yang merasa panas itu terdiam.
"Aku sangat mencintai Rayen saat itu. Kau menawan, tapi aku hanya bisa mengagumimu untuk seorang temanku yang lebih rela mati untukmu. Maaf, Ray, waktu itu aku sengaja membully-mu. Aku rasa, Sano lebih tertarik dari pada aku yang hanya mencintai lelaki tampan bukan yang tulus." Celetuk Miya, membuat Seonggi lebih terdiam.
Seonggi terharu, kenapa sahabat sejatinya--Sano--hidupnya serumit ini sama seperti Rayen. Seonggi berandai jika Sano masih ada disini, pasti Rayen tidak mungkin seperti ini.
"Ya sudah, masa lalu itu. Sekarang santai saja, sebagai sahabat kita harus saling membantu." Seonggi tersenyum.
Ia menatap miya,
"Oh iya, Miya. Aku Seonggi teman kerja Ray, jadi begini, kami ingin membantumu untuk kerja di perusahaan. Apakah kau bersedia?""Tenang saja, kamu tinggal membaca surat yang dipegang Marc dan apabila anakmu bisa mendapatkan nilai tertinggi di sekolah dan kelas, kami akan memberikan hadiah beasiswa gratis ke sekolah manapun yang anakmu inginkan." Jelas Seonggi tersenyum tulus, Miya terharu mendengarnya.
"Arigatou gozaimashita, Seonggi-san." Seonggi tersenyum mengangguk lalu menyesal tehnya.
"Omong-omong, aku juga sahabat Sano dari SMP." akunya, membuat tiga orang di sekitarnya terkejut sambil menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
you gonna die
Mystery / Thrillerseorang laki-laki yang hidup dengan apa ad nya.Dia adalah seorang cucu dari pemilik perusahaan besar tapi dia punya masa lalu yg kelam. Kekasih nya sudah mati secara misterius dia masih penasaran dengan itu kasus nya pun di tutup tanpa alasan. Pria...