7.CASE TWO

12 3 2
                                    

"Kau tidak ikut mengintrogasinya, tuan Kagawa?" Tanya salah satu polisi kepada rayen yang mengantar mereka keluar club.

"Ah, aku masih ada urusan disini, sampaikan salamku pada kepala polisi." Jawab rayen dan langsung dibalas anggukan oleh polisi tersebut. Kemudian rayen kembali masuk ke dalam club, ia berjalan menuju kamar tempat ia meninggalkan Seonggi dengan asistennya.

.

"Eh—nyonya muda Lee, kenapa?" Tanya salah satu maid di rumah seonggi saat melihat rayen menggendong Seonggi ala bridal style di depan pintu rumah.

"Ceritanya panjang, bibi. Bolehkah aku membawa Seonggi ke kamarnya? Tolong tunjukkan kamarnya, bi."

"Eh? Mari saya antar." Ucap maid itu lalu mengantar rayen ke kamar seonggi yang berada di lantai dua.

Selesai ia meletakkan seonggi di kamar itu, ia pamit pergi oleh maid lalu keluar dari perkarangan mansion itu.

"Aku pulang—" ucap rayen sambil menutup pintu rumah lalu melihat pelayan pribadinya  menghampirinya lalu membantunya membuka jas yang ia sampirkan di bahu kanannya.

"Kau ingin mandi, tuan? Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu." ujar si pelayan menatap sang tuan yang lelah.

"sure, bisa siapkan piyamaku?"

"tentu, tuan."

Mereka berdua berjalan menaiki tangga dengan rayen di depan, memasuki kamarnya lalu masuk ke kamar mandi. Meninggalkan si pelayan yang mematung di tempat sebelum mengangkat bahunya sambil menyiapkan baju piyama tuannya.

Lima belas menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka menampakkan rayen yang topless dengan handuk melingkar di pinggangnya.

"T-tuan ini piyama anda."

"hm, pakaikan."

"e-eh?? b-baiklah, tuan." Dengan perlahan pelayannya itu membuka kancing piyama lalu memakaikannya dari belakang tubuh rayen.

Ia berusaha untuk menunduk, agar pipi meronanya tidak terlihat oleh rayen, saat memakaikan celana piyama ia teringat jika tuannya ini tidak suka memakai celana dalam.

"Tutup mata saja kalau kau risih dengan belalaiku." ujar rayen membuat pelayan pribadinya itu menutup matanya erat sebelum memakaikan celana piyama padanya.

Setelah semua selesai, pelayan pribadinya itu keluar untuk membuatkan susu untuknya. Tak lama setelah itu ia kembali ke kamar rayen lalu meletakkan susu itu diatas nakas samping ranjang tuannya.

"Tuan, apa anda tadi memakai kekuatan itu?" Tanya pelayan pribadi itu lalu mengambil tempat di samping rayen.

"Iya." Jawab rayen sambil meminum susunya lalu menatap pelayan pribadinya itu, jika ditanya mengapa ia percaya dengan pelayan pribadinya? Itu karena ayahnya langsung yang memerintahkan pelayan itu berarti pelayan pribadinya begitu berpengalaman, pilihan ayahnya sungguh tidak main-main.

"Em—maaf, tuan kontrak anda dengan shisho masih berlanjut kan?"

Rayen menghela nafas, "iya masih, tapi setelah aku tau siapa yang membunuh wanitaku lambang yang berada di tubuhku ini akan hilang."

_Shisho, seorang master di perguruan bela dirinya. Rayen di beri kekuatan itu, namun dengan syarat,_

_"Kau tidak boleh menggunakan kekuatan pengubah waktu. Karena itu bertentangan dengan takdir yang sudah ditentukan/ditetapkan. Kalau sampai kau melakukan hal itu, kau tidak akan masuk ke alam surga dengan berakhir nyawamu hilang serta keberadaanmu dilupakan._

***

05.00  am

"T-tuan rayen, bangun kau harus ke perusahaan hari ini." Sapaan itu membuatnya terbangun seraya menatap perlahan pelayan pribadinya yang tengah membuka tirai jendela kamarnya.

you gonna dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang