Dimana Mew?"
Boss pusing tujuh keliling. Berkat minggatnya Mew, Ia menjadi orang pertama yang ditodong pertanyaan tentang keberadaan lelaki menyebalkan itu. Selama ini ia bisa berkelit, didepan wartawan pun ia memutar otak agar keberadaan Mew tidak terbongkar.
Tapi tidak dengan wanita dihadapannya ini. Terhitung sudah kali ketiga pertanyaan ini muncul ditelinganya, tentu ia bisa berbohong pada semuanya--tapi tidak untuk Nam Phirawat, tunangan Mew."Su-sudah kubilang aku tidak tahu. Dia hanya pergi refreshing saja!"
Perempuan bermata tajam ini menatapnya sengit-- ia memang sedari dulu tak menyukai sifat Nam. Ia membayangkan bagaimana sulitnya Mew menghadapi perempuan satu ini."Kau pikir aku percaya? Katakan sejujurnya, Boss. Kau sembunyikan dimana tunanganku?"
Boss tercekik ketika Nam menarik kemeja nya. Jangan tertipu dengan tampilan anggun dan parlente Nam, wanita itu bisa berubah seperti godzila kapanpun jika berurusan soal Mew.Sejujurnya Boss pun tidak tahu dimana keberadaan Mew. Ia sudah pesan agar pria itu segera menghubunginya ketika sampai ditujuan, tapi ini sudaj terhitung hari ketiga tak ada satupun kabar yang ia terima. Boss berusaha menelpon, tapi ponsel Mew sudah tiga hari pula tidak aktiv. Mau tak mau Boss berpikiran macam-macam.
"Aku bersumpah aku tidak tahu! Dia hanya pergi jalan-jalan."
Nam menghempas kasar kerah kemeja Boss. Wanita itu berdecak kesal, tanpa minta maaf ataupun pamit, ia melenggang pergi meninggalkan Boss yang sibuk merapikan kemejanya yang kusut.***
Mew menyeka keringatnya yang mengalir deras. Matahari diatas sana sedang mengejak ketidakbecusan nya sebagai lelaki tampan yang memiliki tubuh berotot. Bagaimana bisa Gulf yang ramping cenderung kurus, tak memiliki lekuk otot terlihat lebih mahir menggunakan cangkul ketimbang dirinya. Terhitung 1 menit ia mencari nafasnya yang sempat hilang sembari mrmandangi Gulf yang tak jauh darinya sedang fokus mencangkul tanah.
Peternakan ayah Pam cukup besar. Mengingat ayah gadis cantik itu merupakan yang terkaya didesa mereka. Beruntung baginya pria paruh baya itu mau menerima orang asing bekerja ditempatnya--yah sebagian besar memang akibat pengaruh Gulf.
"Kau baik-baik saja?"
Gulf bertanya sembari menyeka keringatnya. Mew mengangguk mantap, ia sama sekali tak mau kelihatan lelah dihadapan Gulf. Ingat, ia lebih tua dan seharusnya lebih bisa diandalkan.
"Phi Gulf!"
Mew mendengar seseorang memanggil Gulf. Ia mendapati Pam berlari tergesa dengan senyum secerah mentari mendatangi Gulf. Mew memicingkan matanya.
"Phi tidak ingin istirahat? Sebentar lagi jam makan siang."
Memang dasar Pam. Mew yang ada disana pun sama sekali tidak dihiraukannya.
"Baiklah. Kita istirahat sebentar."
Jawab Gulf memberi isyarat pada Mew."Ayo! Aku membuat Pad Thai untukmu."
Ajak Pam sembari menarik tangan Gulf. Mew mengikuti setelah diberi isyarat mata oleh Gulf agar mengikutinya.Memang dssar Pam. Mew yakin sejuta persen wanita muda ini memang menaruh hati pada Gulf. Dan Gulf berlakon bak lelaki tak peka yang bodoh, begitulah sepengamatan Mew setelah melihat interaksi mereka. Bagaimana Pam yang mengais atensi Gulf dengan berbagai cara. Dan hanya dengan usapan lembut dikepala Pam, sebagai ucapan terimakasih Gulf, sukses membuat anak Boss milik Gulf merona merah.
Dan satu lagi. Bekal makanan Gulf! Apa-apaan kelakuan Pam yang memakan jatah lauk miliknya. Mew merengut kesal saat tumis ayam dan sayur yang Gulf buat dipagi hari tandas, setidaknya sisakan Mew untuk mencicipinya sedikit.
"Hahaha... Phi Mew apa kau kesal padaku?"
Pam menertawainya seolah mereka teman sebaya."Bagaimana bisa kau makan makananku, bocah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Is Beautiful
Hayran KurguMew Suppasit, aktor Thailand yang sedang naik daun. Skandal besar yang ia buat membuat geger seantero Thailand, memaksanya harus meninggalkan bangkok untuk sementara waktu. Hingga takdir gila malah membawanya tinggal di daerah terpencil diujung Thai...