Epilog

9.3K 946 204
                                    

'Pulang lebih awal na. Aku memasak banyak menu untukmu.'

Mew menggigit bibirnya gemas saat membaca pesan singkat yang Gulf kirim. Segera ketika Boss sedang memberikan banyak penjelasan tentang drama series baru yang akan agensinya garap--terpaksa ia hentikan sejenak.

"Hei, kau mau kemana?" Boss berdecak kesal saat Mew meraih jaket dan kunci mobilnya.

"Pulang." Jawab Mew singkat dan melenggang pergi tanpa mempedulikan omelan Boss yang menyebalkan.

"Majikan menyebalkan." Boss menghela nafas panjang. Tentu ia tahu alasan apa yang menyebabkan Mew tak mempedulikan pekerjaan sampai sebegitunya. Apalagi kalau bukan si Gulf Kanawut--pemilik hati Mew yang merubah pria itu menjadi pria paling kasmaran didunia ini.

***

Mew memarkirkan mobilnya dihalaman rumah. Mencari dimana keberadaan Gulf--dan ia menemukan pria itu diantara hijaunya berbagai sayuran organik dirumah kaca miliknya. Mew terkekeh, jika sudah konsentrasi pada apa yang dikerjakan--Gulf tidak menyadari apapun bahkan kehadirannya.

Mew melangkah pelan agar tak menimbulkan suara. Mendekati Gulf yang tengah mengurus sayuran hidroponik yang dirawatnya seperti buah hati.

"Hei!" Gulf tersentak kaget ketika Mew tiba-tiba meraih pinggangnya. Mew malah tertawa--reaksi Gulf adalah hiburan terbaiknya.

"Jangan mengagetkanku!" Gulf menepuk bahu lebar Mew lumayan keras. Namun, si pemilik bahu malah tak peduli apapun.

"Bagaimana anak-anak kita?" Tanya Mew--memeluk pinggang ramping Gulf. Direspon Gulf yang berusaha lepas dari jeratan Mew yang membuatnya gerah.

"Minggu depan kurasa kita panen." Gulf tentu tahu maksud 'anak' yang Mew katakan adalah sayuran dan buah-buahan organik didalam rumah kaca ini. Mew kadang cemburu, Gulf lebih memperhatikan kebun hidroponik ini ketimbang dirinya.

"Aku akan mengirimnya ke toko sayur di pusat kota. Mereka bilang, permintaan sayuran sehat seperti ini sedang ramai." Gulf meraih peralatan  berkebunnya. Mew berdecak bangga--karena Gulf ternyata punya insting bisnis yang bagus. Hasil dari rumah kaca ini bisa mendatangkan uang yang lumayan banyak bagi bocah itu.

Mew mengecup pipi kanan Gulf yang terasa asin karena keringat. "Kau hebat." Gulf mendengus dan mengelap bekas kecupan Mew yang membuatnya geli.

"Ayo, hari ini Phi ulang tahun. Aku menyiapkan perayaan kecil untukmu." Gulf menarik tangannya. Mew tersenyum lebar karena rasa bahagia menyerangnya keras.

***

"Selamat ulang tahun. Aku berdoa semua yang terbaik untukmu."

Ah, Mew tak pernah menyangka hari lahirnya akan terasa semenyenangkan ini. Gulf membawa sebuah kue ulang tahun asli buatan tangannya sendiri--Mew seperti anak kecil senang bukan main. Ditambah aroma segar yang menguar dari tubuh Gulf yang baru selesai mandi memeluknya singkat sebagai pembuka perayaan ini.

Gulf bahkan tak malu lagi untuk mengecup bibirnya sebagai kado pembuka. Mew tersipu, dan Gulf tertawa melihat reaksi kekanakan Mew yang menghibur. Diletakkannya kue itu bersama dengan berbagai hidangan enak yang Gulf masak dengan sepenuh hati.

"Sudah kubilang jangan pasang lilin angka." Mew merengut saat melihat lilin angka 31 bertengger manis mengejeknya. Sudah 2 kali Gulf seperti ini, memasang lilin angka disetiap ulang tahunnya. Tahun kemarin pun begitu--saat Mew pertama kali merayakan hari jadi dengan Gulf yang berada disisinya. Gulf tertawa keras melihat rengutan Mew melihat jumlah usianya yang bertambah.

"Ini memang usiamu kan?" Gulf menahan tawanya. Kadang Mew sampau merajuk jika ia mengejek berlebihan. Tapi menurut Gulf, ini sangat menyenangkan.

"Ck! Jangan mengejek. Sini, aku mau tiup lilin." Rengutan Mew berlanjut, dan tawa Gulf pecah. Menyodorkan kue itu dan membiarkan Mew memanjaatkan doa-doa baik dihari ulang tahunnya.

The Moon Is BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang