Wink

6.1K 639 277
                                    

"Singkirkan tangan kotormu itu ...!" teriakan Yibo seakan menggema, dan memantul dari dinding gedung di kanan kiri mereka. Jalanan yang sepi membuat aura sangar Yibo semakin kentara.

Tapi itu tidak membuat nyali Zhan ciut, ia masih tersenyum seolah tak terjadi apa-apa.
"Maaf, tanganku selalu mencari hal yang membuatnya nyaman."

"Ka ... kau ...." Yibo menggeram lagi. Ingin sekali menjitak kepala pemuda di belakangnya ini.

"Turun kau sekarang juga ...!" teriak Yibo akhirnya.

"Baiklah aku akan turun. Tapi sebelum itu aku ingin mengabarkan tuan Wu tentang perkembangan anaknya yang sudah mulai dewasa."
Zhan terkekeh.

"Ka ... kau ...." lagi-lagi Yibo kehabisan kata-kata. Ia melihat ke bagian celananya.

Kenapa ia bangun di saat yang tidak tepat?hanya karena sebuah sentuhan?padahal Yibo sudah sering dibully oleh teman sekelasnya di ruang ganti, tiap selesai pelajaran olahraga. Mereka mengamati milik Yibo dan mengatakan, tongsis Yibo paling susah untuk dibangunkan. Kali ini justru benda itu berdiri karena genggaman pria nakal yang tak sengaja mendaratkan tangannya di antara kedua paha si anak singa.

Yibo menahan amarah sampai di depan apartemen. Ia langsung berbalik dan pergi, begitu pemuda di belakangnya sudah turun.

Zhan disambut wajah khawatir adiknya begitu membuka pintu apartemen.

"Kenapa baru pulang sekarang ge??"

Zhan tidak menyahut, ia malah tersenyum sendiri mengingat kejadian tadi.

.

Keesokan harinya, Zhan kembali ke rumah Tuan Wu. Ia mendapat tugas untuk mengajarkan Yibo bermain piano. Zhan tentu saja menerima dengan senang hati. Baginya ini kesempatan emas yang tak boleh disia-siakan.

Ia berangkat pagi sekali, memakai kaos putih favoritnya. Ia menjepit rambut depannya asal-asalan. Meski begitu keimutannya tidak terelakkan.

Sesampainya di mansion tuan Wu, ia membuang minuman yang ia beli di pinggir jalan tadi ke tempat sampah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di mansion tuan Wu, ia membuang minuman yang ia beli di pinggir jalan tadi ke tempat sampah. Memencet bel di depan pagar, menunggu gerbang terbuka.

Dari kamera cctv yang berada di depan gerbang, wajah Zhan bisa terlihat jelas. Ia melambaikan tangan ke arah kamera, beberapa menit kemudian gerbang terbuka secara otomatis. Digerakkan oleh penjaga yang siaga 24 jam di pos depan. Memantau para tamu yang datang.

Saat kamera menangkap wajah tamu yang datang berkunjung. Gambar itu akan dikirim ke ponsel tuan rumah. Jika tuan Wu sebagai pemilik mansion menekan tombol hijau, pintu gerbang akan dibuka oleh pos penjaga.

Zhan duduk di ruang tamu, tuan Wu turun dari tangga sambil menenteng tas kerja. Supir yang berada di lantai bawah langsung menunduk hormat, melihat kedatangan tuannya.

"Yifan sebentar ...." Zhan memanggil Tuan Wu yang telah siap berangkat.

Wu Yifan mengentikan langkahnya, ia menoleh ke arah Zhan yang kini berdiri tak jauh darinya.

Cool Daddy, Hot Mommy (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang