Ini hari ketiga Yifan dan Suho berada dalam satu kamar, Yifan akan pergi dari jam 8 dan pulang jam 11 malam. Ia memiliki jadwal sendiri di Roma. Dan Suho menunggunya di hotel sendirian.
Saat malam menjelang kecanggungan terjadi seperti biasa. Suho akan pura-pura tidur saat Yifan datang.
Malam itupun sama.
Yifan membuka pintu kamar, ia melihat Suho telah berselimut dalam kamar yang gelap. Yifan yakin Suho telah terlelap.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Yifan mengambil ponselnya. Hendak menghubungi Xiao Zhan, karena firasatnya sedikit tak nyaman. Tapi ponsel Zhan tidak aktif. Jadi Yifan meletakkan kembali ponselnya. Dan berjalan menuju ranjangnya.
Saat akan menarik selimutnya sendiri, Yifan tergoda untuk melihat Suho yang tertidur pulas. Diintipnya wajah Suho hati-hati, lalu dikecupnya kening lebar itu.
"Maaf, aku tak bisa menjanjikan apapun, hatiku sudah ada yang memiliki."
Setelah berkata seperti itu, Yifan kembali ke pembaringannya. Menatap langit kamar sambil membayangkan senyum nakal Xiao Zhan.
.
"Aku masih perawan ...."
Yibo terdiam, mendengar pengakuan Zhan. Ia berani bertaruh bahwa lelaki ini tidak berbohong. Dari matanya yang berair, dan lubangnya yang menghimpit dengan sempit. Yibo bisa merasakan sakitnya, saat tiga jari Yibo di dalam sana, pasti perih luar biasa.
Yibo bimbang, tapi pada akhirnya ia menarik ketiga jarinya dan mengusapnya dengan ujung sprei.
Yibo tak mampu berkata-kata, ia merasa seperti seorang pecundang. Padahal ayahnya tak pernah mengajarkan hal nista seperti itu. Apalagi saat Zhan mengatakan dengan bibir bergetar dan penuh kesungguhan, bahwa keperawanannya akan ia serahkan pada Tuan Wu, itu berarti untuk ayahnya.
Yibo bangkit dari tempat tidur Zhan, berjalan keluar tanpa kata. Ia kembali ke kamarnya dipenuhi emosi yang campur aduk.
Ia mengamati keempat jarinya, lalu tiga jari yang telah terhimpit tadi. Jika Zhan tidak mengatakan jika ia masih perawan, dan keperawanannya akan ia persembahkan untuk ayahnya. Yibo pasti sudah memasukkan, bukan hanya empat jari. Tapi miliknya juga.
Zhan menangis di kamar sendirian, ia ingin menelpon Yifan. Tapi takut mengganggu kesibukannya. Ia kemudian mengingat lagi apa yang telah ia lakukan sebelumnya pada anak singa. Bukankah ia hanya bermain-main pada awalnya? Ia benar-benar tidak menyangka jika Yibo benar-benar singa muda. Bukan gadis remaja seperti selama ini yang dipikirkannya.
Zhan merenung, kemudian mengirim pesan pada Yifan.
"Aku merindukanmu, cepatlah kembali."
.
Yifan bangun dari tidurnya, Suho masih terlelap. Ia tidak tega untuk membangunkannya. Yifan berjalan ke kamar mandi.
Yifan tidak tahu, jika Suho semalam tidak tidur. Ia menangis dalam hati, saat Yifan mengatakan hatinya sudah dimiliki orang lain. Suho sebenarnya tidak tidur, ia masih terjaga. Hanya pura-pura tidur saja.
Yifan memasang kancing kemejanya, lalu memakai dasi kesukaannya. Suho bangun dari tidurnya, melihat ke arah Yifan yang kesulitan memasang dasinya dengan rapi.
Suho beranjak mendekati pria itu, sedikit berjinjit agar tingginya bisa menyamai Yifan. Pria itu menunduk agar Suho bisa membantu merapikan dasi yang ia kenakan. Perbedaan tinggi itu membuat malu pada dirinya, dan pipinya merona.
Yifan mengerti dan memahami perubahan itu. Ia mengelus kepala Suho begitu lelaki mungil itu selesai memasang dasi sekaligus memasangkan kancing jasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Daddy, Hot Mommy (End)
FanfictionApa jadinya jika kita memiliki Ayah yang kelewat tampan dan sexy? itulah yang dialami Yibo saat ini. Ia harus bersaing dengan ayahnya sendiri dalam merebut hati orang yang sangat ia cintai. Yibo mengalami kesulitan dengan ibu tiri yang seringkali me...