🌿🌿🌿
*Wahai angin yang mengembara
Dari selatan hingga utara
Yang membawa setiap embusan napas manusia
Bolehkah aku bertanya?Seperti apa pemilik hati ini?
Sedingin es atau justru selembut sutra
Katalah padanya jika aku sedang menunggunya
Di sini bersama dengan sejuta cintaku untuknya*🍁🍁🍁
Setelah isiden kepulangannya kemarin. Aku langsung disidang habis-habisan dengan pengurus pesantren. Mereka menyuruhku untuk mengaku dimana aku meletakkan handphone itu. Sehingga tidak ketahuan oleh mereka.
Mau tidak mau akhirnya aku mengaku jika handphone itu kusembuyikan di barang pribadi cewek. Apalagi yang terjadi setelah itu, kalau bukan si manusia kutub itu ngoceh-oceh gak jelas. Ceramah ini itu sampai telingaku memerah.
Setelah puas mengoceh, dia memberiku hukuman yang konyol. Masa iya, aku disuruh mencari jumlah huruf alif di dalam Al-quran. Itu pun selama seminggu kalau tidak kelar akan ditambahi lagi.
Pengen rasanya aku masuki dia ke kawah Gunung Bromo. Biar sifat dinginnya itu meleleh sedikit. Es aja bisa meleleh masa dia gak bisa sih. Ya palingan melelehnya cuma sama si Ruqayah itu.
100, 101, 102 ... aish kayanya aku salah hitung lagi. Jengkel, jengkel, jengkel ....
Ya Allah .. aku harus ulang dari pertama lagi. Satu, dua, tiga ... kalau begini terus mau sampai kapan selesainya. Sampai kiamat jugaan gak bakalan selesai.
Tuh orang kalau kasih hukuman emang gak mikir-mikir dulu. Apa hukuman itu bakal siksa orang apa enggak. Dari SD sampai jenjang kuliah aku belum pernah nemuin hukuman seaneh ini. Namanya juga manusia kutub mana bisa paham sama penderitaan orang.
"Assalamu'alaikum ... Ukhty dipanggil tuh sama Gus Yusuf." Itu orang mau ngapain lagi sih. Apa belum puas sama hukumannya yang ngeseli bin konyol.
Aku menatap Mawar dengan jengah. Kedatangannya sama sekali tidak dianggap.Malas rasanya aku menemui manusia kutub itu lagi. Kalau gak ngoceh-oceh pasti ceramahi orang ngalor kidul. Bawanya ajaki debat terus menerus seperti gak ada selesai-selesainya.
Ini juga kan masih tiga hari belum seminggu. Ngapain manusia kutub itu mau ketemu sama aku. Udah rindukah? Maksudku rindu ajaki ribut. Bukan seperti rindunya Dilan dan Milea.
"Salam orang tuh dijawab atuh, Ukhty. Gak jawab salam hukumnya dosa tahu." Mawar mulai mendekatiku yang sedang serius dengan Al-quran. Ulang mulu ulang mulu. Ah, bosen aku hitungnya.
"Wa'alaikum Salam ... bilang sama manusia kutub eh maksudku Gus Yusuf kalau aku belum kelar hitungnya," jawabku langsung to the point.
Mawar mendengkus sebal lalu gadis cantik itu semakin mendekati. Tumben gak takut sama aku. Mungkin saja ini karena ceramah si manusia kutub kemarin.
Kataya tidak ada satu pun manusia yang perlu ditakuti. Entah ia orang sakti atau pun penyihir. Ia tetap makhluk Allah yang tunduk pada takdir-Nya.
Ia memberikan sepucuk surat padaku. Katanya itu dari Gus Yusuf langsung. Alah pake surat-suratan segala apa dia tidak bisa menemuiku langsung. Emang dia pikir tahun ini masih tahun 80-an apa.
*Assalamu'alaikum
Khusus untuk gadis gila
Sebenarnya ane males nulisnya, tetapi terpaksa ane tetap menuliskan surat ini untuk ente.Kalau kita ketemu malah nanti bahas masalahnya tidak akan kelar-kelar. Bisa ditebak, ane sama ente bakalan adain perang dunia ke-III.
Lagian seorang akhwat dan ikhwat tidak boleh saling ketemu. Nantinya malah jadi fitnah jahiriyah. Oke langsung to the point aja, ya. Biar ngomongan ane gak muter-muter ke mana-mana. Ente pasti udah bosen bacanya kan.
Abine dan ane adalah seorang partisipan ruqyah. Pasti ente bingung kan, kenapa ane harus pake jelasi pekerjaaan ane.
Tujuan ane bukan mau pamer lho, tetapi cuma pengen kasih tahu ke ente. Untuk ikut bersama ane ke Yogyakarta bersama ustadz dan ustadzah lainnya.
Di sana ane akan banyak obati pasien dan juga akan obati ente. Kalau seupamannya ente mau ikut. Ane udah musyawarahi masalah ini ke Abine. Dan Abine juga setuju.
Ane tidak pernah bilang jika indigomu adalah sebuah penyakit kejiwaan. Melainkan dari pengaruh jin. Pertanyaan ane kegilaan ente itu datang dari mana,
ya? Dari jin atau emang bawaan dari lahir. Paling bawaan dari lahir ya, Nad.Mereka sengaja membuatmu jauh dari duniamu sendiri. Agar mereka bisa menguasai dirimu dengan sepenuhnya. Itulah tipu daya dari mereka membuat gangguan seperti anugrah.
Revan, teman jinmu itu adalah jin muslim. Karena alasan itulah dia bisa merasuki santri. Dan bisa bertahan dengan ayat Al-quran yang dibacakan Abine kalau itu.
Namun, jin dan manusia tetap tidak bisa berteman, Nad. Dunia kita jelas sudah berbeda. Ane harap ente bisa mengerti itu semua kan. Pahamilah perkataanku ini
Gus Yusuf*
Astaga ... aku mau diajak ke Yogyakarta sama Gus Yusuf. Pantes aja Mawar cemburut aja dari tadi. Sedingin-dinginnya Gus Yusuf, dia tetap pria yang penyayang.
Suratnya emang kesannya masih ngeseli aja. Namun, dalam suratnya sangat berharga.
Bisakah aku menikungmu dari Ruqayah, Gus?
Wahai angin ... diakah pemilik hatiku?
Impian hanya tetap akan menjadi impian dalam kalbu. Ketika seorang sedang bermimpi maka suatu hari ia pasti akan terbangun. Impian adalah kata lain dari angan-angan yang tak tersampaikan.
Namun, siapa yang tahu rencana-Nya. Kita mungkin bisa berencana, tetapi siapa yang akan menentukan. Tetap saja Sang Khalik.
🍀🍀🍀"Kamu jangan bikin ulah di sini. Aku mau menemui seseorang dulu," ucap Gus Yusuf saat kami tiba di sebuah pondok pesantren.
Tempatnya emang sederhana, tapi terasa asri dan damai. Aroma dari bunga-bunga mawar sungguh memanjakan hidung.
Di tengah pondok itu ada ayunan kayu yang ditempeli lumut dan anggrek. Aku melangkah untuk bermain ayunan itu untuk menunggu Gus Yusuf.
Aku yakin pasti Gus Yusuf akan lama perginya. Manusia kutub itu akan membual sana-sini dulu. Sebenarnya siapa sih yang mau ditemui Gus Yusuf.
Seorang wanita bercadar hitam mengemuiku dengan tatapan kosong. Lalu disusul dengan Gus Yusuf di belakangnya. Terlihat jelas wajah Gus Yusuf sekarang sedang menahan luka hati.
"Assalamu'alaikum Ukhty. Benarkah kamu yang bernama Nadya?" Wanita itu sembari tersenyum manis. Terlihat jelas dari matanya yang menyipit.
"Wa'alaikum Salam. Iya, benar saya Nadya. Emangnya Ukhty siapa? Kok bisa tahu namaku," jawabku dengan masih tetap bermain ayunan. Jangan-jangan dia adalah Ruqayah. Coba aku amati dulu. Oh, itu bukan tatapan kosong melainkan mata yang tak bisa menerima cahaya.
"Namaku Ruqayah ... tadi Gus Yusuf udah banyak mengeluh tentangmu. Kali ini ana baru melihat Gus Yusuf mengeluh soal gadis," terangnya sedikit membuat Gus Yusuf tertunduk lesu. Kali ini manusia kutub itu tidak banyak bicara.
"Bolehkah aku berbicara berduaan dengan Nadya, Gus?" Gus Yusuf hanya menjawabnya dengan anggukan lalu pergi tanpa pamit. Dasar manusia kutub! Sama Ruqayah aja bisa dingin.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesantren Untuk Gadis Indigo
HumorKisah cinta antara Gus Yusuf, Nadya, dan Ruqayah