Vote dan coment adalah cara kalian mengapresiasikan sebuah karya.
Happy Reading!
.
.
.Arla mengusap air matanya. Mata Arla sudah membengkak akibat menangis sendari tadi. Tenggorokan Arla terasa kering, Arla memutuskan ke dapur untuk mengambil air mineral. Sudah tidak ada suara pertengkaran dari lantai bawah. Arla melangkahkan kakinya menuruni tangga. Mata Arla menangkap sosok ibu yang tengah tertidur di atas sofa. Perlahan gadis itu mendekat ke arah ibunya.
"Ma, kenapa tidur di sini?" tanya Arla sembari menyentuh lengan ibunya. Anna, ibunya yang masih setengah sadar membuka mata.
"Arla," gumam Anna.
"Mama tidur di kamar Dista aja, Dista tidur di kamar Arla, Ma," tutur Arla. Anna mengangguk kemudian Anna berdiri dan memeluk putrinya. Air mata Anna lolos turun di pipi tirusnya.
"Ke-kenapa berantem terus, Ma? Hiks ... hiks ...." Arla kembali menangis di pelukan ibunya. Mendengar putrinya menangis Anna menjadi semakin bersalah.
Anna tak pernah menginginkan ini terjadi, tapi suaminya lah yang selalu menyalahkannya. Anna mengusap tangisnya, kemudian melepaskan pelukannya dari Arla.
"Arla tidur, ya! Ini sudah malam," titahnya sembari mengusap kedua pipi Arla. Arla menggeleng dengan air mata yang sudah berderai turun.
"Ma, pikirin perasaan Dista, Arla mohon berhenti seperti ini," titah gadis itu. Tangis Arla kini sudah pecah, gadis itu tak kuasa menahan tangisnya. Anna kembali memeluk putrinya. Berkali-kali Anna meminta maaf kepada Arla.
"Mama," panggil Arla sembari membalas pelukan Anna.
"Sudah jangan menangis ya! Mata Arla bengkak, jangan buat mama sedih karna melihatmu menangis," ucap Anna sembari mengusap pipi Arla. Arla menganggukkan kepala kemudian dirinya memilih kembali ke kamar setelah mengambil segelas air mineral di dapur.
-story of the girl-
Arla mengerjab-erjabkan matanya saat merasa tubuhnya di goyangkan oleh seseorang. Arla membuka matanya dan mendapati Diska yang sudah berdiri di samping kasur.
"Apa?" tanya Arla malas kemudian kembali menutup matanya. Semalam dirinya tak bisa tidur, mungkin baru satu atau dua jam tidur hari ini, tapi adiknya sudah membangunkannya.
"Ayo lari pagi, Kak!" ajak Dista sembari menggoncang-goncangkan tubuh Arla.
"Jam berapa?" ucap Arla yang masih setia memejamkan matanya.
"Nggak tahu," tutur Dista. Arla lupa jika adiknya belum bisa membaca jam. Arla membuka matanya kemudian meraih phonsel di atas nakas. 05.36, jam yang tertera di layar phonselnya.
Arla bangun dan merenggangkan otot-ototnya. Dengan langkah malas Arla berjalan ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Sebenarnya Arla masih sangat mengantuk tapi gadis itu tak bisa menolak permintaan Dista.
Dengan bermalas-malasan dirinya mulai menemani adiknya lari pagi berkeliling komplek. Pagi ini langit terlihat sangat cerah, udara pagi terasa sangat sejuk. Sesekali Arla menyapa orang-orang yang dilewatinya.
"Dista mau sarapan bubur ayam nggak?" tanya Arla sembari menoleh ke arah Dista yang berada di sampingnya. Dista tersenyum dan mengangguk antusias.
"Yaudah, nanti kita beli bubur ayam di depan komplek," tutur Arla.
Arla menggandeng tangan adiknya untuk menyeberangi jalan raya. Jalan di pagi ini tak terlalu ramai, jadi Arla bisa dengan mudah menghentikan mobil yang akan lewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of The Girl
Teen Fiction[R16+][TELAH TERBIT] Diterbitkan oleh ig @ruangkar_ya Yang mau pesan silahkan DM ig @adellksmaayu Mulai : 23/03/2020 Selesai : 08/04/2020 Salahkan follow dulu sebelum mbaca:) -story of the girl- "Gue nggak akan maksa kalo lo nggak goda gue duluan, d...