Story Of The Girl 14

551 24 0
                                    

Budayakan Vote dan Coment!!

Happy Reading!

Siang ini Arla menemani Sinta mencari buku komik di perpustakaan. Hari ini adalah hari special  untuk Sinta. Jadi Arla hanya menuruti saja permintaan Sinta.

"Btw, nanti malem acaranya jam berapa?" tanya Arla pada Sinta yang masih mencari-cari komik di rak buku perpustakaan.

"Sembilan." Arla hanya beroh riya mendengar jawaban singkat dari Sinta.

"Gimana nyokap bokap lo masih sering berantem?" Sinta yang sudah menemukan komik untuk di baca langsung duduk berhadapan dengan Arla.

"Ya gitu, mungkin udah beberapa minggu yang lalu sih. Nyokap bokap gue ribut gara-gara nyesel udah buat gue dan adek gue." Sinta membulatkan matanya saat cerita Arla benar-benar di luar dugaannya.

"Sabar ya!" Sinta menggenggam tangan Arla menguatkan. Arla mengangguk sembari tersenyum.

Sinta mengambil phonselnya dari saku rok. Gadis itu mengerutkan keningnya saat melihat nomor yang tidak di kenal mengirimkannya vidio, dengan cepat Sinta membukanya. Gadis itu terkejut ketika melihat Arla yang akan di lecehkan di kamar mandi sekolah. Kemudian Sinta menatap Arla kasihan.

"Ar, ke kelas yuk!" ajak Sinta sambil menarik tangan Arla untuk berdiri. Arla mengangguk lalu mengikutin langkah Sinta di depannya.

Kak kasihin hadiahnya ntar plng sklh aja.

Arla cepat-cepat menuliskan pesan untuk Gentha sebelum Sinta melihatnya. Baru saja Arla akan memasukkan phonselnya di saku, tapi Sinta sudah mngambilnya lebih dulu.

"Hayo lo, chating - an sama siapa? Cie udah punya doi nih, makanya gue sering di cuekin." Arla mencoba merebut kembali phonselnya, tetapi Sinta terus saja menjauhkan phonselnya dari Arla.

Pikiran Arla sudah kacau, mungkin semua akan hancur sekarang juga. Sinta pasti akan membaca pesan Arla dan juga Gentha. Arla sudah pasrah ketika melihat Sinta menghidupkan phonsel miliknya.

"Sinta." Arla dan juga Sinta menoleh ke arah suara berat yang memanggil nama Sinta.

Melihat laki-laki itu Sinta melonjak kegirangan dan langsung mengembalikan phonsel Arla. Sedangkan Arla menghembuskan napasnya lega. Laki-laki itu melirik ke arah Arla sebelum menatap Sinta.

"Nih buat elo, selamat ulang tahun." Gentha menyodorkan sebuah paperbag ke arah Sinta. Beruntung ke adaan di sekitar sepi, jadi tidak ada yang mengetahui jika Gentha memberikan hadiah pada Sinta.

Sinta tersenyum senang lalu menerima paperbag yang diberikan oleh Gentha. Setelah memberikan itu Gentha pergi begitu saja tanpa mengucapkan satu katapun untuk mereka.

-story of the girl-

Minggu siang, Arla sudah bersiap-siap untuk pergi berasama Gentha. Arla yang sudah siapa dengan dress merahnya segera turun menemui Gentha di ruang tengah. Arla menarik sudut bibirnya ketika melihat sang ayah dan Gentha sedang berbincang.

"Kak Gentha," panggil Arla ketika sudah sampai di dekat Gentha dan ayahnya. Reno menoleh ke arah putrinya, senyum Reno mengembang wajah cantik Arla. Laki-laki paruh baya itu berdiri dan mendekat ke putrinya.

"Maafin papa ya!" ucap Reno sambil memeluk Arla erat. Arla mengangguk dalam pelukan Reno, kemuadian gadis itu menjauhkan tubuhnya dari Reno.

"Yaudah kalo gitu Arla pergi sama Gentha dulu ya." Arla dan Gentha menyalami tangan Reno lalu berangkat berkencan.

Story Of The Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang