BAB 4

884 66 13
                                    

Don't forget to tap the star❤
.
Happy reading!
.
.
.

Day seven

Tidak terasa sudah tujuh hari lamanya para peserta menjalani masa karantina, artinya masih sisa tujuh hari lagi sebelum mereka kembali ke daerah masing-masing. Rasanya, sudah lebih nyaman daripada hari pertama datang ke sini.

Jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Semua peserta sudah terbawa dalam mimpinya, kecuali seseorang.

Yura Putri Ardenia.

Gadis berjilbab coklat itu kini justru sedang duduk dengan tenang sembari memandang bulan dan bintang di kursi panjang di depan tendanya, tenda nomor 3.

Tiba-tiba terdengar suara dari arah tenda sebelahnya, markas para TNI. Dilihatnya tidak ada tanda-tanda kemunculan seseorang dari tenda hijau itu. Mungkin hanya kucing, pikir Yura yang mencoba mengusir rasa takutnya.

"Assalamualaikum, Yura?" Sapa seseorang yang tiba-tiba sudah berada di sisi Yura, entah dari mana datangnya.

Alvian Darmawangsa.

Dia terkekeh kecil melihat Yura yang terlonjak karenanya. "Maaf ya, saya suka bikin kamu kaget,"

Iya lah gimana gak kaget. Ini orang satu hobinya muncul tiba-tiba di suasana yang sepi begini. Apalagi tadi Yura sedang susah susahnya menahan diri agar tidak takut.

"Waalaikumsalam pak,"

"Kamu ngapain disini? Kok belum tidur?" Tanya Alvian basa basi.

"Belum bisa tidur. Bapak sendiri juga belum tidur," balas Yura menunjuk Alvian.

Alvian mendudukkan dirinya di samping Yura, memberi jarak lima jengkal diantaranya. "Saya sudah tidur tadi. Dan sekarang waktunya berpatroli mengelilingi kawasan ini,"

"Keliling tenda-tenda ini pak?" Tanya Yura menunjuk tenda disekitarnya.

Alvian menoleh, "Iya, memangnya kenapa?"

"Saya boleh ikut?" Pinta Yura antusias. Sepertinya seru mengelilingi tenda malam-malam begini.

"Biar cepet cape jadi nanti bisa langsung tidur," lanjutnya.

"Ya sudah ayo," Alvian beranjak dari duduknya kemudian berjalan beriringan dengan Yura.

"Kamu orang mana?" Tanya Alvian di sela-sela perjalanannya karena sudah tidak tahan dengan suasana hening selama lima belas menit tadi.

"Saya asli Semarang, Jawa Tengah,"

Alvian menoleh, "Oh iya? Saya juga orang sana," balasnya antusias.

"Semarangnya mana pak?"

"Tembalang. Dekat UNDIP,"

"Lah saya juga Tembalang pak," jawab Yura ikut antusias.

"Alhamdulillah bisa nambah teman lagi," balas Alvian terkekeh yang membuat Yura juga ikut terkekeh.

"Tapi kok bapak bisa disini? Jauh dari Semarang?"

"Kemarin saya dapat tugas untuk menjadi salah satu petugas penjagaan karantina ini. Ya namanya juga TNI, jadi harus memenuhi tugas negara kan,"

Yura mengangguk, "Oooh gitu. Berarti anggota TNI yang disini itu gak cuma dari Natuna aja ya pak?"

"Iya betul,"

"Oh iya. Jangan panggil pak, terdengar sangat tua," imbuh Alvian.

"Panggilnya apa dong pak?"

"Nama Saya Brigadir Jenderal Alvian Darmawangsa, orang-orang biasa memanggil Saya Brigjen Al,"

"Bentar deh—" ucap Yura menjeda bicaranya.

"Nama bapak beneran Alvian Darmawangsa?" Tanya Yura yang langsung memutar otak karena terdengar tidak asing baginya.

Alvian terkekeh, "Iya, masa bohong. Waktu hari pertama saya juga perkenalannya begitu,"

"Eh emang iya ya Pak?" Tanya Yura karena tidak mengingatnya.

"Umur bapak berapa?" Yura mulai melakukan aksinya untuk menguak siapa sebenarnya lawan bicaranya saat ini.

"27 tahun ini,"

"Bapak dulu SMA mana?"

Alvian menautkan kedua alisnya, tanda bingung dengan arah pembicaraan mereka saat ini, "SMAN Tadide Mesra,"

"Bapak dulu ketua OSIS tahun 2012 kan?!" Tanya Yura berbinar ketika sudah paham.

"Iya benar. Kok kamu tahu?" Tanya Alvian semakin terheran-heran.

"Ya Allah kak. Gimana saya gak tahu orang yang udah pernah bikin saya sengsara," jawab Yura dengan terkekeh.

"Maksud kamu?" Tanya Alvian yang semakin dibuat bingung, apalagi gadis disebelahnya ini mulai memanggilnya dengan..... Kak?

Yura tertawa, "Kak inget gak waktu kakak pernah ngasih hukuman ke anak-anak yang terlambat waktu hari pertama MPLS? Nyuruh mereka buat lari keliling lapangan lima kali. Nah aku salah satunya. Aku yang sempet pingsan waktu lari. Terus kata temen aku Kak Al yang bawa aku ke UKS," jelas Yura panjang lebar.

"Oooh iya iyaaa. Saya ingat betul," jawab Alvian ikut tertawa mengingat salah satu kenangan lucu saat SMA.

"Em.... Jadi sekarang kamu sudah berjilbab?"

"Iya kak alhamdulillah,"

Syukurlah Yura bisa bertemu dengan orang yang ia kenal disini. Ah kenapa tidak dari kemarin saja mereka berkenalan, setidaknya akan terasa lebih nyaman sejak awal.

Eh

Nyaman?

"Maafin saya ya karena sudah membuat kamu pingsan dan juga saya gak sempet izin buat bawa kamu ke UKS,"

Yura terkekeh, "Bukan salah kakak kok. Lagian aku nya aja yang dateng terlambat, gak sarapan pula. Justru aku berterimakasih karena Kak Al udah mau bantuin aku, soalnya gak mungkin kan minta izin ke aku yang lagi gak sadar diri,"

Yura menoleh, "Eh, aku panggil kak gapapa?"

"Santai saja, kamu kan memang sudah memanggil begitu sebelumnya,"

"Tetapi kalau sedang ada anggota TNI yang lainnya, panggil Brigjen Al saja ya," lanjutnya.

"Siap kak. Btw Kak Al jadi makin keren aja sekarang," puji Yura kelewat santai.

Entahlah Yura hanya merasa lebih dekat dengan Alvian hingga tanpa sadar ia sudah berhasil mengusir rasa canggung terhadap salah satu mantan kakak kelasnya ini.

Alvian tersenyum, "Makasih loh. Oh iya kamu kok masih kuliah saja?" Tanya Alvian setelah menyadari adik kelasnya ini masih menjadi mahasiswa.

"Aku S2 Kak,"

"Beasiswa ya?"

"Iyaa,"

"Ambil jurusan apa?"

"Ilmu komunikasi kak,"

"Waah pintar sekali," puji Alvian masih dengan senyum manisnya.

Yura ikut tersenyum, "Makasih kak,"

Tenda nomor tiga sudah terlihat didepan mata, artinya mereka juga sudah selesai berpatroli mengelilingi seluruh tenda dikawasan ini.

"Yaudah aku duluan ke tenda dulu ya kak," pamit Yura.

"Iya. Makasih ya sudah menemani saya," ujar Alvian tersenyum.

"Sama-sama kak," balas Yura ikut melempar senyumnya.

......

HOPE YOU GUYS ENJOY IT
KRITIK DAN SARANNYA YAA GAISS
DON'T FORGET TO VOTE+ COMMENT  HEHEHE:)
Thankyouuuuuu❤❤❤

because of corona -end✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang