Limabelas (Akhir Tanpa Awal)

352 16 5
                                    

Aku mengenakan dress merah selutut, tak lupa kupoles sedikit make up di wajahku, juga lipstik nude yang jarang kupakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengenakan dress merah selutut, tak lupa kupoles sedikit make up di wajahku, juga lipstik nude yang jarang kupakai.

Setelah semua terlihat rapi aku turun dari kamarku.

"An? Cantik sekali, mau kemana?" tanya mama yang asik menonton televisi.

"Acara tunangannnya temanku Ma," jawabku.

"Teman kamu? Nikah muda dia?"
"Kayaknya sih gitu."

"Oh, ya udah, hati-hati di jalan, ya," ucap mama.

Sebelum berangkat, tak lupa kucium punggung tangannya.

Aku datang sendirian, nanti di sana aku akan tunggu teman-temanku. Tapi, sepertinya mereka sudah duluan sampai, aku telat.

*****

Baru sampai di gerbang saja orangnya sudah ramai, bagaimana di dalam? Meriah sekali acara pertunangannya, bagaimana acara pernikahannya nanti? Wajar saja, gaji orang tuanya kan tidak sedikit.

Di dalamnya orang tak kalah ramai, ada yang sedang berbincang dengan pasangannya, ada yang sedang bercincang dengan teman-temannya, ada juga yang sedang mengambil potret, tapu aku tidak melihat teman-temanku. Kira - kira dimana mereka, ya?

"Andini?"

Aku menoleh ke belakang, ternyata Gizka.

Kalian masih ingat Gizka kan? Itu loh, yang aku ajak ke toko buku waktu itu, teman akrabnya Luna.

"Hai, Gizka," sahutku.

"Kok sendiri? Farhan mana?" tanyanya.

Pertanyaannya membuatku kaku dan tak  tahu harus jawab apa.

"Farhan?" tanyaku aneh.

"Yaudah, yuk gabung."
"Aku lagi tunggu temanku, Giz."
"Acaranya udah mau dimulai loh."
"Gak apa-apa, kamu duluan aja."

Setelah Gizka pergi, aku masih di tempat. Seseorang menawariku minuman.

"Terima kasih," ucapku setelah mengambil minuman.

"Andini?"
"Yudha?"

"Kamu ngapain di sini?" tanya Yudha tak santai.

"Kok ngapain? Aku diundang kok," jawabku.

"Tapi, And-"

Belum sempat melanjutkan kalimatnya, pembawa acara mengumumkan bahwa sepasang kekasih itu akan segera hadir, aku sudah sangat penasaran siapa tunangannya Luna. Ah, ya, aku lupa. Bagaimana kalau Farhan tau tentang ini? Ah, sudahlah, tak usah kuhiraukah lagi tentang dia.

Saat keduanya terlihat, Yudha mengusap wajahnya. Sedangkan aku? Gelas yang kupegang terjatuh, aku tak dapat berkutik, yang hatiku rasakan adalah sebuah kehancuran, tanpa kusadari air mataku menetes.

TEMAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang