12

2.9K 317 10
                                    

Woojin dan Minju bisa melihat betapa bahagianya Minho. Dia tak henti-henti mencium pipi gembil Jisung sampai si manis itu meminta untuk berhenti karena kegelian.

Woojin ingin sekali memberitahu Minho dan Jisung tentang keadaan Jeongin, tapi tentunya tidak sekarang. Dia tidak ingin merusak kebahagiaan dua orang itu.

"Kak Minho sekarang kenapa kurus? Mata kak Minho juga sekarang kaya mata panda."

Minho hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Jisung. Tentu saja Minho seperti ini karena memikirkan Jisung yang tak kunjung sadar dari koma nya.

"Minho galau, dek. Kamu nya gak bangun-bangun sih. Hampir gila dia tuh kalau kamu mau tau mah."

"Bisa diem gak, Jin?"

"Eh iya, maap tuan muda."

Jisung menahan tawanya, sudah lama sekali rasanya dia tidak mendengar ocehan Minho dan Woojin.

"Maafin Jisung ya, kak. Jisung bikin kakak khawatir."

"Engga, sayang. Kamu gak salah, jadi kamu gak perlu minta maaf. Jangan dengerin kata Woojin. Dia suka ngaco."

"Gue lagi aja terus yang kena. Sabar gue mah."

Jisung kembali tersenyum, tanpa tahu jika adiknya kini telah tiada.

.

.

.

Chapter 12

.

.

.

Bangchan, Seungmin, dan Woojin menghadiri pemakaman Jeongin. Minju tidak datang karena ibunya kambuh lagi. Dia harus menemani ibunya di rumah sakit.

Minho dan Jisung belum tahu tentang ini. Rencananya hari ini Woojin dan Bangchan akan memberitahu mereka.

"Lo liat Hyunjin tadi kan? Dia gak berhenti nangis."

"Ya pasti sedih banget lah ditinggal pacar sendiri."

"Gue pengen hibur dia. Tapi kayanya percuma juga."

"Ya gimana lagi, terakhir kali hubungan kita sama dia kan emang kurang baik."

Bangchan diam-diam menyetujui ucapan Woojin barusan. Di lubuk hatinya, dia ingin mengibur Hyunjin dari keterpurukannya, tapi belum tentu juga Hyunjin akan menerima kedatangannya.

"Udah ah, ayo masuk. Jangan pasang muka sedih, nanti Minho sama Jisung curiga."

Bangchan dan Seungmin berusaha menampilkan senyumnya. Walaupun suasana hati mereka masih berkabung, terutama Seungmin, mau bagaimana pun Jeongin masih sahabatnya.

"Hallo?"

Pintu terbuka. Jisung tersenyum cerah saat melihat kedatangan mereka. Terutama Seungmin.

"Seungmin!"

"Hai, Ji. Udah lama banget kayanya gak ketemu kamu. Kamu sih tidur mulu."

"Hehe... maafin Jisung ya. Jisung gak akan tidur lama lagi kok."

Seungmin mau tidak mau ikut tersenyum. Jisung begitu terlihat senang. Tidak mungkin kan dia membuat Jisung sedih.

HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang