15

2.5K 254 6
                                    

Aku gak mau bahas ini tapi gimana ya, disini ada karakter Woojim, dan aku yakin pasti gak sedikit reader yang gak suka sama dia, baik itu nge-hate ataupun engga. Aku bingung, peran dia disini cukup penting, dan kalau mau hilangin dia secara tiba-tiba juga bakal jadi aneh. Kalau mau ganti karakter dia jadi orang lain, aku mesti rombak ff-nya dari chapter pertama, aku gak punya waktu buat itu 😔. Jadi, ini gimana kalian, entah kalian mau bayangin sosok dia disini sebagai Woojin 'yang lain', atau kalian ganti nama dia tuh jadi nama orang lain pas baca, itu terserah. Yang penting kalian enjoy baca nya, oke? 😊

.

.

.

.

.

Minho melamun. Hatinya resah. Apa yang harus dia lakukan, Minho bingung.

Setelah bertemu Changbin san Felix, Minho masuk ke ruangan rawat Jisung dengan wajah marahnya. Jisung dan Seungmin saat itu kebingungan.

Minho awalnya tidak mau bercerita, namun Jisung terus memaksanya dan mengancam akan marah padanya.

"Kakak!"

"I-iya?"

"Kakak gak mau cerita?"

Minho menghela nafasnya untuk kesekian kali.

"Changbin sama Felix datang."

Bisa Minho lihat ekspresi kaget sekaligus ketakutan dari wajah Jisung. Tapi si manis itu berusaha untuk tetap tenang.

"Hey, kakak gak bakal biarin mereka dateng kesini lagi, kakak janji."

"Mau apa mereka datang kesini kak?" Ini Seungmin yang bertanya.

"Mereka bilang mau minta maaf."

"Minta maaf sama Jisung?"

"Ya."

Hening sesaat, hingga suara lirih Jisung memecah keheningan diantara mereka.

"Jisung udah maafin kak Changbin sama Felix kok."

"Ji?"

"Semua orang pernah berbuat salah kak, itu wajar. Mereka udah menyesal dan minta maaf, kenapa kita masih menyimpan dendam sampai gak mau memaafkan mereka?"

Seungmin dan Minho bungkam. Terutama Minho, dia merasa ditampar dengan ucapan Jisung. Bahkan Jisung mau memaafkan mereka, tapi dia malah mengusir Changbin dengan kasar. Padahal jika dipikir lagi, dia hampir sama brengseknya dengan Changbin.

"Kakak beruntung punya kamu, Ji."

Dia menarik Jisung ke dalam pelukannya.

"Kakak akan sampaikan ke Changbin, kalau kamu udah memaafkan mereka. Kakak belum bisa izinin Changbin ketemu kamu secara langsung, maaf."

Jisung tersenyum. Sangat manis. Bahkan perasaan Minho menjadi lebih baik karena senyuman itu.

"Iya, gak apa-apa. Jisung ngerti kok."

.

.

.

Chapter 15

.

.

.

Changbin berharap cemas menunggu kedatangan Minho. Felix di sampingnya menggenggam tangan Changbin, berusaha menenangkannya.

HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang