11

3K 328 24
                                    

Woojin berlari menuju IGD, Minho ada disana sedang duduk dengan wajah menunduk. Minho terlihat begitu berantakan. Bajunya dipenuhi darah, kontras sekali dengan warna kemeja nya yang putih. Rambutnya tak lagi tertata dengan rapi. Wajahnya penuh peluh dan air mata.

"Minho..."

"Jin..."

Minho memeluknya. Memeluk Woojin begitu erat. Dia menangis sesenggukan. Woojin merasakan kesedihan itu. Dia juga takut, sama seperti Minho.

"Jisung... gue gak sanggup kehilangan dia."

"Hey, lo jangan ngomong kaya gitu. Jisung pasti selamat. Gue yakin. Dia kuat, Ho."

"MINHO! WOOJIN!"

Itu Bangchan. Dia datang sambil berlari. Bahkan jas dokternya masih dia pakai. Mungkin dia buru-buru pergi setelah mendapat kabar dawi Woojin.

"Gimana?"

"Belum ada kabar."

Dia kemudian beralih pada Minho, bertanya dengan hati-hati.

"Kenapa bisa begini? Siapa yang ngelukain Jisung?"

"Si bajingan itu. Hwang Hyunjin. Gue gak bakal lepasin dia. Dia harus masuk penjara."

Suara Minho begitu dingin. Dia mengatakan itu dengan penuh penekanan. Tangannya terkepal menahan emosi.

Saat itu juga Bangchan dan Woojin menyadari, persahabatan mereka berlima diambang batas kehancuran.

.

.

.

Chapter 11

.

.

.

"Ho, lo mau kaya gini terus? Sampai kapan?"

Ini sudah hampir dua minggu dan Minho semakin seperti mayat hidup. Jisung belum sadar juga. Lukanya cukup parah dan dia mengalami pendarahan.

"Ini gue sama Minju beliin makanan. Ayo dong Ho, lo harus makan."

Minju dan Seungmin menatap Minho dengan prihatin. Minho terlihat lebih kurus setelah kehilangan berat badannya beberapa kilo.

"Lo kaya gini juga Jisung gak bakal bangun."

"Kak Chan."

Seungmin mencoba menenangkan Bangchan yang sepertinya sudah tersulut emosi.

"Segininya efek Jisung sama hidup lo, Ho. Kalau Jisung mati gimana? Lo bakal bunuh diri gitu nyusul dia?"

"Bangchan! Lo kenapa sih?"

Woojin membawa tubuh Bangchan agar sedikit menjauh dari Minho.

"Dia juga harus perhatiin kesehatan dia, Jin. Apa kalau Jisung sakit, dia juga harus ikut sakit gitu?"

"Tapi gak gini juga. Lo tau kan Minho lagi sedih, lo yang ada malah bikin dia semakin down."

"Oke, terserah. Gue nyerah, mending gue pulang."

Setelahnya, lelaki yang dari Australia itu menarik tangan Seungmin dan pergi darisana.

Woojin mengusap wajahnya kasar. Dia juga pusing dengan keadaan saat ini.

"Ho, kalau lo mau makan ya makan, kalau gak mau juga gak apa-apa. Asal lo janji sama gue lo gak bakalan sakit."

Woojin menepuk pundak Minho.

HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang