GANTUNG WARIS - PART 4 (LAST)

3.6K 198 10
                                    

Hari kemenangan telah tiba. Keluarga Haji Mustafa mendapat kunjungan dari para sanak saudara. Bahkan yang dari luar pulau pun datang bertandang ke rumahnya.

Saat itu Nimas Ayu tampak berbincang-bincang dengan beberapa kerabat yang lama tak dijumpainya.

Tiba-tiba Hisyam, adik sepupu dari pihak Haji Mustafa yang datang dari jawa datang mendekatinya.

"Kak Nimas boleh ngomong sebentar?"

Nimas sempat menoleh ke saudara-saudara yang lain.

"Iya boleh."

"Berdua saja tapi ya."
Nimas mengerutkan dahi, namun akhirnya menyanggupi.

"Kak, maaf sebelumnya kalau Hisyam mengganggu. Tapi Hisyam harus memberi tahu sesuatu yang penting .. uhmm..."

Pemuda berambut gondrong itu sejenak tampak ragu.

"Ngomong aja dik." Sahut Nimas penasaran.

"Sejujurnya, Kak Nimas maaf sebelumnya. Sejak awal ketemu kemaren, Hisyam melihat ada tali-tali yang mengikat kakak."

"Tali?" Nimas Ayu spontan memeriksa seluruh tubuhnya yang memang terlihat tak ada apa-apa.

"Tali ghaib maksudnya kak. Jadi tidak bisa dilihat mata telanjang. Harus pakai mata batin." Jelasnya kemudian.

Tiba-tiba terselip rasa khawatir yang menggelayuti hati atas perkataan Hisyam.

"Uhmm.. memang apa pengaruhnya kalau ada tali ghaib yang mengikat kita?"

Hisyam mengambil napas sejenak "Sulit jodoh kak."

Nimas tersentak. Awalnya ia hampir tidak mempercayai ucapan sepupunya. Namun ingatannya kembali menjelajah atas peristiwa-peristiwa yang telah ia alami beberapa tahun belakangan.

Setelah Hisyam memberitahukan fakta yang cukup mengejutkan, Nimas Ayu segera berunding dengan keluarga besarnya. Tak percaya, tentu itu respon awal mereka. Namun, mengingat masalah bertubi-tubi yang telah menimpa Nimas, mau tak mau mereka mulai membuka mata.

Atas saran Hisyam, Nimas Ayu beserta keluarganya setuju untuk segera mengakhiri akar permasalahan ini. Meskipun harus menempuh perjalanan yang cukup panjang.

***

Kini Nimas Ayu, Ali, dan Hisyam memutuskan menyeberang ke pulau Jawa untuk menemui guru Hisyam.

Hisyam yakin beliau adalah satu-satunya orang, yang mungkin bisa membantu menolong Nimas Ayu untuk melepaskan tali-tali ghaib tersebut.

Dibutuhkan waktu sehari semalam untuk menyeberang ke sana dengan kapal besar. Belum lagi mereka harus menempuh perjalanan darat selama lebih dari setengah hari untuk sampai di tempat tujuan.

Lalu, ketiga orang itu akhirnya sampai juga di sebuah desa di salah satu wilayah timur Pulau Jawa. Desa itu tampak asri, tak jauh beda dengan topografi wilayah di pulau Boyan. Yang mana disekitarnya terpampang dataran hijau persawahan dan hutan-hutan.

Hisyam menuntun kedua saudaranya menaiki salah satu angkutan umum berwarna kuning. Beberapa kali kepala Nimas Ayu sempat terantuk-antuk kap mobil karena jalan tak rata yang belum beraspal.

Namun tak terlalu Nimas permasalahkan.

Matanya menerawang jauh ke arah jalanan desa. Yang terbesit di pikiran sedari tadi, hanya ingin segera menyelesaikan masalah hidupnya yang pelik.

Tak lama kemudian, angkutan umum yang mereka tumpangi berhenti di sebuah pasar. Hisyam yang memang  sudah hafal dengan rute yang harus ditempuh menghentikan sebuah delman.

TEROR TUKANG SANTET - TAMAT (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang