Gua sama Renjun pulang naik busway karena kita nggak ada kendaraan lain. Jaemin ada sih mobil, mau juga nganterin kita, tapi karena gua malu sama Jaemin jadi gua nyuruh Jaemin pulang sama Renjun aja tadinya. Terus ternyata Renjun gak mau, jadi naik bus deh kita berdua.
Pas di bus kita diem aja beberapa waktu. Mau ngomong kok jadi canggung....
Tapi akhirnya Renjun yang dari tadi gelisah, ngomong juga. "Maaf ya soal tadi, diluar kendali aku."
Gua berdehem untuk melegakan tenggorokan yang sebenernya gak kenapa kenapa sih, tapi tercekat. Susah buat bicara. Akhirnya ngangguk sebagai jawaban kemudian angkat bicara "Ngerti kok."
"Jadi gimana? Kita sekarang apa?" Renjun tanya lagi.
"Ya... kaya biasanya?"
"Kok kaya biasanya si?" Kali ini nada Renjun udah ga secanggung tadi.
"Ya terus gimanaaa?"
Renjun natap lurus kedepan beberapa saat. Nampak seolah berfikir. Nggak lama kemudian dia nunduk dan natap gua dengan yakin. "Kita menikah aja. Kita punya anak, kamu jagain anak-anakku. Aku kerja buat kalian. Kita hidup di China sampai aku sukses sama kerjaanku, terus pulang dan menua bersama disini. Hehe gimana?"
Gua belum pernah denger rencana yang lebih indah dari pada rencana yang barusan Renjun ucapin."Kalau udah diputuskan gitu cepet lamar lah!" Final gua. Gengsi gua ketinggalan di cafe dan resto milik Gafian kayaknya.
Tangan Renjun dengan ragu narik tangan gua ke atas pahanya buat digenggam. "I'll ask your father soon."
I noded my head.
🌻
Malamnya, setelah isya Lia datang ke rumah buat jemput. Kita emang janjian pergi bareng. Renjun udah pergi dari awal sama Jeno tadi.
Sampai detik ini, Lia masih belum tau apa tujuan kita ngadain reuni kecil-kecilan kaya gini. Kalau dipikir-pikir romantis juga sih si Jeno.
"Hanin jadinya gimana?" Tanya gua.
"Dateng."
"Alhamdulillah. Kangen banget asli."
Lia senyum setuju. Kita emang udah selama itu lost contact sama Hanin. Perasaan dulu denger-denger kuliah di Universitas swasta yang bukan univ Favorit gitu, tau-tau sekarang jadi pramugari.
Setelah siap dengan penampilan gua, kita turun. Pamit sama Mama dan Papa yang lagi duduk santai di meja makan sambil ngemil buah-buahan.
"Ma, berangkat dulu." Gua salim ke Mama, ke Papa juga.
"Bawa kunci jangan lupa. Mama nanti mau keluar gak tau pulangnya jam berapa."
"Oh gitu, okay. Berangkat Ma, Pa."
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Love You | Renjun [✓]
FanfictionMusuhan dan menang pas adu mulut bukan hal yang menarik lagi. Diam diam kita mencoba hal baru, yaitu jatuh cinta. ㅡ Cinderéyna,2O19.