Festival Gunhangje Jinhae merupakan festival bunga sakura terbesar di Korea.
Konon Jinhae Festival ini merupakan bukti cinta dari seorang Jendral di masa lalu pada selir kesayangannya. Untuk selir yang meninggalkan karena menyelamatkannya, Sang Jendral pergi ke beberapa tempat untuk mencari bunga Sakura yang merupakan lambang dari selir tercintanya. Setiap tahun dia menanam bunga sakura dan merawatnya.
Cerita rakyat ini sudah terdengar sejak lama.
°°°°°
Dinasti JoseonDerasnya hujan dan Awan gelap yang menutupi Dinasti Joseon. Angin malam yang berhembus kencang.
Tengah malam di kediaman Jenderal Kim kali ini sangat berbeda. Semua lentera di kediamannya menyala, beberapa tabib dan perawat segera memasuki ruangan.
Didepan Sang Jenderal berdiri bersama beberapa selir dan pelayanan-pelayanan nya.
"Guru" Kim Taeyang segera bersujud dan memberi penghormatan pada Gurunya.
Semua orang melakukan hal yang sama yang dilakukan Sang Jenderal.
"Kalian boleh berdiri"
Usia gurunya sudah berumur 70 tahun, tapi wibawa yang dipancarkannya masih sangat besar. Beliau adalah seorang cendekiawan mulia yang sudah mengajarinya sejak Taeyang masih sangat muda. Bahkan Yang Mulia Raja juga sangat menghormatinya.
Didalam ruangan yang mereka tunggu terdengar suara tangisan bayi yang kencang seakan tidak mau kalah dengan suara hujan.
"Selamat kepada Jenderal. Nyonya melahirkan anak laki-laki yang sangat sehat" ucap tabib itu
"Selamat kepada Jenderal"
"Selamat kepada Jenderal"
Taeyang merasa bahagia dan bersuka cita mendengar ucapan selamat dari selir-selirnya.
"Ini sudah malam. Kalian bisa kembali dan beristirahat"
Mendengar perintah. Ke 3 selir dan pelayannya segera kembali kekediaman masing-masing. Menyisakan 3 orang yang berdiri disana.
Kim Taeyang, Gurunya dan seorang Shamman perempuan.
Ketiganya langsung memasuki ruangan. Tempat itu sudah bersih, tidak meninggalkan jejak darah hasil persalinan.
Bayi yang masih merah dengan tenang berbaring di samping ibunya.
"Anak ini akan menjadi seorang jendral yang disegani. Tapi nasib buruk akan selalu mengiringi nya, nasib buruk akan dimulai saat dia berusia 17 tahun. Kematiannya sudah ditakdirkan"
"Tuan, apa ada sesuatu yang bisa menyangkal nasib buruk putraku" sebagai seorang Ayah , dia tidak tahan melihat masa depan putra mereka yang baru lahir.
"Taeyang. Tenangkan dirimu" perintah gurunya.
"Jinhae. Anak perempuan dengan tanda istimewa dipunggung nya. Jimat manusia untuk putramu akan lahir 5 tahun kemudian"
Setelah meninggalkan kediaman Jenderal Kim, Shamman perempuan itu menatap linglung ke arah langit malam yang gelap.
"Pertumpahan darah. Penghianatan cinta. Pengorbanan nyawa. Langit mentakdirkan mereka untuk bersama tapi bumi tempat mereka tinggal tidak akan membiarkannya"