[13]

185 40 9
                                    

Setelah Kematian Sakura dan hukuman yang di berikan ayahnya bersamaan dengan itu perang Pecah di perbatasan Selatan yang diprakasai oleh pihak China. Yang mulai Raja langsung menurunkan dektrit kekaisaran yang memerintahkan Taehyung untuk memimpin pasukan di garis depan sehingga dia bahkan tidak memiliki waktu untuk terus berkabung atas kehilangan wanita yang dicintainya.

Waktu berjalan dengan sangat cepat, ini sudah 2 bulan sejak Taehyung keluar dari Kediamannya dan tinggal di perbatasan Selatan. Disana peperangan terjadi hampir setiap hari, dia Maupun prajurit lainnya tidak bisa bersantai bahkan untuk terlelap tidur karena musuh akan menyerang kapan saja dan dimana saja.

"Kita akan menguburkan prajurit yang telah gugur. Untuk prajurit yang terluka, segera hubungi pemerintah daerah untuk mengirimkan lebih banyak tabib" perintah Taehyung.

Kemarin malam merupakan puncak peperangan antara kedua belah pihak, meskipun Taehyung memenangkannya pertarungan tapi dia juga kehilangan banyak prajurit.

"Baik"

"Bagaimana dengan kondisi logistics dan obat-obatan?"

"Perdana menteri sudah mengirimkannya, Kemungkinan lusa tiba disini"

"Kau bisa keluar"

Ruangan itu kembali hening.

"Tuan kau harus mengobati lukamu" Tanpa menunggu jawaban dari tuannya, dia kembali berkata. "Aku akan memanggil salah satu tabib untukmu"

Taehyung tidak terlalu peduli dan membiarkan kaki Tangannya melakukan semuanya, jika tidak di ingatkan mungkin dia sudah Lupa Bahwa dirinya Sendiri terluka.

Setelah menanggalkan jubah perang nya baru terlihat bahwa pakaian di Bagian punggung nya sudah berubah menjadi warna kecoklatan dari resapan darah yang mengalir keluar  dari luka nya.

Bagi orang awan penampilan dari luka Taehyung mungkin mengerikan, luka dari tusukan pedang cukup lebar dan bahkan darah segar segera merembes jika dia tetap bergerak. Sebenarnya Taehyung tidak merasakan Sakit apapun, meskipun wajahnya cukup pucat karena kehabisan banyak darah tapi di benar-benar tidak merasakan apapun. Ini sama seperti saat dia menerima hukuman 50 cambukan dari ayahnya, wajahnya saja yang terlihat buruk tapi dia baik-baik saja dan bahkan masih bisa berjalan Sendiri ke ruang Perjara Bawah tanah.

Kasih Sayang, cinta dan rasa sakitnya telah mati bersama dengan api yang membakar wanita yang dicintainya. Hal ini juga yang menyebabkan dirinya menjadi sangat kejam di medan perang.

Kemarin malam dia begitu bersemangat saat berada di medan perang dan menghadapi musuh. Teriakan kemenangan dari prajuritnya yang membuat Taehyung kembali tersadar dan pada sat itu di tengah berdiri di tengah tumpukan Mayat dengan memegang pedang yang sudah ditutupi oleh darah segar.

Keberhasilannya memenangkan peperangan tidak lantas membuat Taehyung segera meninggalkan perbatasan selatan, 3 hari semua pasukan beristirahat penuh.

Berita kemenangan pasukan yang di pimpin Taehyung telah menyebar di ibu Kota dan sampai ke telinga Raja, dengan itu Yang mulai Raja segera mengirimkan beberapa hadiah ke Kediaman Jenderal Kim. Bukan hanya keberhasilannya memenangkan peperangan yang sedang banyak di bicarakan di ibu Kota tapi juga kekejamannya di medan perang.

Tidak bisa dipungkiri sejak Kematian Selir Jinhae, sikap Taehyung menjadi sangat dingin.

°°°°°

1 Tahun Kemudian

"Tuan Barang yang Anda inginkan sudah ada di halaman"

"Segera panggil bibi Zhang dan kirimkan semuanya ke Taman Jinhae"

"Baik"

Taman Jinhae yang di sebutkan Taehyung adalah Paviliun Gunhangje yang sudah terbakar habis tahun lalu. Setelah kembali dari perbatasan selatan Taehyung mulai membersihkan halaman Paviliun Gunhangje dan mulai menanam bunga Sakura yang dia Dapat di berbagai daerah saat dia bertugas. 2 bulan yang lalu dia membangun halaman sederhana disana.

Taman Jinhae tidak bisa di akses oleh sembarangan orang, Hanya Taehyung dan bibi Zhang yang bisa dengan bebas memasuki Taman itu. Putri Minyeong yang berstatus sebagai istri Jenderal serta anaknya dan Bahkan orang tua Taehyung Sendiri tidak bisa memasuki Taman itu.

Hal ini sempat menjadi pembicaraan panas di ibukota, perilaku Taehyung pun secara tidak sengaja menyinggung perasaan keluarga Kerajaan. Kisah yang terus di bicarakan dari mulut kemulut atas Penghargaan Sang Jenderal kepada Selirnya ini membuat sastrawan ternama menulis kan kisah cinta Keduanya dan menjadikannya sebagai buku.

Buku yang diberi nama Selir Jinhae menjadi buku termasuk pada saat itu, kaum Muda yang menyukai novel-novel Romansa begitu tertarik dengan buku ini. Karena buku ini nama Selir Jinhae kembali bergaung di ibukota, setiap wanita Muda memiliki mimpi untuk menjadi seperti Selir Jinhae yang sangat di cintai oleh sang Jenderal.

"Bibi Zhang, kau bisa kembali"

"Baik Tuan"

Taehyung duduk dengan pemandangan berbagai jenis bunga Sakura didepannya. Di sebelah nya kirinya ada lukisan besar seorang wanita cantik yang memiliki mata besar dengan Senyum bahagia terpatri di bibirnya.

Pandangan Taehyung beralih ke sebelah kanannya yang juga ada lukisan dengan ukuran sama yang menampilkan sepasang kekasih yang berdiri berdampingan di Bawah pohon Sakura.

Itu adalah potret dirinya dan Sakura. Moment itu masih sangat segar dalam ingatannya.

"Apa nama bunga ini"

"Bunga Sakura" jawaban Taehyung membuat wanita yang berdiri disampingnya tersenyum malu.

"Bukankah bunga ini Sangat cantik" goda Taehyung.

"Cantik" jawab Sakura. "Apa aku bisa memiliki bunga seperti ini di halaman ku"

"Tentu saja"

"Terima kasih" Sakura memeluk suaminya, membenamkan wajahnya didada bidang Taehyung.

Kedua tangannya merangkul erat tubuh kecil dalam dekapannya, sesekali Taehyung mencium kepala atas istrinya.

Senyuman nya, pelukan hangatnya masih sangat jelas bagi Taehyung dan harus nya Sekarang istrinya berdiri disini bersama nya untuk menyaksikan berbagai jenis bunga favoritnya.

"Sakura, aku merindukanmu"








🏯 TIMELESS 🏯

TIMELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang