[11]

362 53 9
                                    

"Penyerangan malam yang menyebabkan Kematian putramu disebabkan atas perintah Putri Minyeong" Pria itu melihat sikap diam Sakura. Dengan helaan napas panjang dia kembali berbicara kali ini dengan suara yang lebih serius. "Kim Taehyung mengetahui kebenaran itu"

"Sejak kapan?"

"Sejak kau masih belum sadarkan diri"

Sakura menatap Pria didepannya dengan tatapan permusuhan. "Tidak mungkin. Kau pasti berbohong"

"Itulah Kenyataannya. Aku tidak pernah meragukan perasaan cinta Taehyung pada mu tapi dia memiliki banyak hal yang lebih penting jika dibandingkan dengan dirimu; Keluarga Kerajaan, Keluarga Jenderal Kim nya, posisi jabatan nya Dan masih banyak lagi. Dan dalam posisi ini kau tidak bisa di bandingkan dengan semua prioritas itu"

"Aku tidak akan jatuh pada ucapanmu" balas Sakura. "Taehyung mengetahui kebenaran dari Identitas ku tapi dia berkata padaku untuk tetap berada disisinya. Dia mencintaiku"

"Ternyata kau sangat naif" Ejek Pria itu. "Kau masih sangat Muda dan tidak mengetahui betapa kejamnya dunia. Cinta, ya"

"Jadi nyawa putramu merupakan salah satu bukti cinta kalian"

Kalimat itu langsung menuju uluh hati Sakura. Kedua matanya kini sudah memerah dan Perasaan sakit tiba-tiba kembali muncul.

"Hikaru, jika kau sangat Berarti untuknya apa kau pikir dia akan membiarkan orang yang sudah membunuh Putra nya bebas begitu saja. Jika itu pelakunya orang lain, aku yakin dia sudah sejak lama mati tapi Taehyung tidak melakukan tindakan apapun Karena pelakunya adalah Putri Minyeong" jelas Pria yang berdiri menjulang tinggi didepannya.

"Kesimpulannya di mata Taehyung, Kau dan putramu tidak bisa dibandingkan dengan kedudukan Putri Minyeong"




Dibawah mejanya tangan Sakura mencengkram dengan sangat erat sampai dia bisa merasakan cairan basah menembus kuku Tangannya. Wajahnya masih memperlihatkan Senyum sopan di tengah perayaan meriah 100 hari kelahiran anak perempuan dari Taehyung dan Putri Minyeong. Dari Bawah sini dia bisa melihat Taehyung berbincang akrab dengan teman-temannya, sesekali berbincang hangat dengan istrinya dan kedua orang tua Taehyung juga bergantian menggendong cucu mereka. Keharmonisan ini menyakiti titik terbawah perasaan Sakura.

"Tidak Adil" Keluhnya pelan. Cairan bening secara otomatis meluncur dari kedua matanya. Kematian Putra nya seperti tidak Berarti apa-apa bagi keluarga Jenderal Kim dan bahkan Kim Taehyung Sendiri.

Emosi Sakura semakin tidak terkendali namun sebelum dia membuat kekacauan, Sakura Meminta bibi Zhang untuk membawanya kembali. Dengan alasan kesehatan, Sakura meninggalkan acara perayaan lebih awal.

Sakura tidak langsung kembali ke Kediamannya tapi di memilih untuk pergi ke Paviliun Yongji. Tempat dimana dia memiliki kenangan dengan Putra nya. Sejak kejadian Penyerangan malam itu tempat ini menjadi sangat dingin tapi dalam pandangan Sakura tidak ada yang berubah sedikit pun. Halaman depan yang sama, kamar yang sama dan kursi yang sama; semuanya masih sama seperti sebelumnya.

Saat dia memasuki kamar, Setiap adegan saat dirinya masih mengandung terekam jelas dalam penglihatannya. Dia duduk di tempat biasa yang sering dulu dia duduki untuk membuat baju bagi Putranya.

"Nyonya" Bibi Zhang menatap Sakura dengan tatapan tidak berdaya.

"Jika putraku tidak hilang, mungkin dia akan menggemaskan seperti Putri Min"

Putri Min adalah panggilan dari anak perempuan dari Taehyung dan Putri Minyeong.

"Menurutmu, Tuan Muda akan lebih menggemaskan" balas bibi Zhang.

TIMELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang