[12]

200 43 13
                                    

"Bagaimana kau bisa melakukan ini?"

Duduk dengan posisi bersujud, tubuh Putri Minyeong menunduk. Saat ini dia memiliki pirasat yang buruk dan entah Kenapa dia sangat ketakutan.

"Apa maksud Kakak"

"Lalu apa ini?" Putra Mahkota melemparkan sebuah surat yang cukup tebal di hadapan Adiknya.

Setelah menerima dan membuka surat itu, kedua matanya membelalak tidak percaya dengan isi dari surat itu dan kedua tangan lembut yang memegang surat itu bergetar hebat.

"Kakak, aku tidak tahu apa maksud mu"

"PUTRI MINYEONG" bentak Putra Mahkota.

Putra Mahkota menatap Adiknya dengan tatapan tidak percaya, dia masih dalam keadaan linglung saat menerima sebuah surat yang mengantakan bahwa Penyerangan yang terjadi di Kediaman Jenderal Kim dulu adalah perintah dari Adiknya. Dia bisa saja menyangkal semuanya tapi surat itu disertai dengan bukti kuat yang mengarah kepada Adiknya.

"Kakak, aku mohon jangan memberitahukan hal ini kepada Taehyung. Aku mohon"

Bagaimana bisa, Bagaimana bisa Adiknya yang selalu terlihat lembut memerintahkan seseorang untuk membunuh Selir Jinhae dan anaknya; dia bahkan mengorbankan keselamatan anaknya Sendiri untuk mencapai tujuan nya.

"Apa kau pikir Taehyung tidak akan mengetahui hal ini?"

Tubuh Putri Minyeong langsung menegang, tentu saja dia tahu bahwa mungkin suaminya sudah lama tahu tentang hal ini tapi melihat Bagaimana sikap biasa dari suaminya membuatnya sedikit bisa menurunkan kecemasannya. Dengan sikap diam dan biasa Taehyung, dia bisa menyimpulkan bahwa posisi jauh lebih tinggi dari wanita itu.

"Kakak, aku mohon selama kakak tidak mengungkapkan masalah ini pada Taehyung; itu akan baik-baik saja" Putri Minyeong tidak memberi kesempatan Kakak nya untuk menyangkal, dia kembali berkata "Ini semua demi masa depan anakku dan aku. Kakak, aku mohon"

Telapak Tangannya bergetar karena amarah nya. "Apa yang membuatmu melakukan semua itu, kau bahkan berani mempertaruhkan anakmu saat itu. Apa yang membuatmu begitu kejam?" Putra Mahkota langsung bergegas meninggalkan Kediaman Adiknya dengan wajah yang masam.

"Kakak"

Ruang Belajar

"Putra Mahkota sepertinya sudah menerima surat itu" SeokJin duduk di hadapan Taehyung. "Aku dengar dia langsung bergegas menuju Kediaman Putri Minyeong"

"Siapa yang tahu apa hasil dari keputusan yang mulai Setelah bertemu dengan Adiknya"

"Bagaimana jika Putra Mahkota memilih untuk diam"

"Maka Jadilah itu keputusannya" balas Taehyung.

Di satu sisi temannya itu adalah Putra Mahkota negara ini tapi di sisi lain dia adalah kakak dari orang yang sudah membunuh anaknya. Jadi Taehyung hanya berharap Putra Mahkota bisa mengambil keputusan yang Benar.

°°°°°

"Bibi Zhang, kau bisa memberitahu semua orang untuk kembali beristirahat lebih awal" perintah Sakura.

"Tapi,,,,"

"Tidak banyak hal yang bisa kalian kerja kan, jadi lebih baik kembali lebih awal"

"Baik, Nyonya"

Bibi Zhang sangat efisien dalam pekerjaannya sehingga tidak lama beberapa pelayan mulai mengakhiri pekerjaan mereka dan meninggalkan Paviliun.

TIMELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang