Bab 3; Sebuah Keputusan Untuk Kita

540 90 18
                                    

Satu buah hati bukankah tidak bisa dibagi menjadi dua?

°°°

   Jimin menarik koper miliknya kala perahu yang ia tumpangi telah sampai pada satu rumah bercat hitam dihadapannya, tangannya pun terulur untuk mengetuk pelan pintu putih itu.

Wait!”

Seruan suara yang sudah ia hafal terdengar sangat jelas meski ia berada diluar ruangan. Tak berselang lama setelah sahutan tersebut pintu terbuka menampilkan Jihoon dengan piyama bermotifkan bangun datar tersebut. “Ah Ka Jimin. Masuk dulu ka, ngomong di dalam saja.”

°°°

   Jihoon dan Jimin duduk berhadapan didalam kamar yang Jihoon tempati. Setelah makan malam tadi, keduanya langsung memasuki kamar dan berbincang masalah apa yang membuat Jihoon menjadi sedikit aneh belakangan ini. Sepetti apa yang sudah direncanakan, Jimin hanya datang sendiri, karena Baekhyun dan Chanyeol yang sama-sama sibuk mengingat ia memiliki jabatan yang sangat penting di Korea. Lagipula, Jihoon tidak mempermasalahkan hal itu, toh yang penting salah satu keluarganya mau mendengarkan alasan dibalik sikapnya belakangan ini. Dan meskipun hanya sang kakak, ia yakin kedua orang tuanya akan menanyakan perihal dirinya pada Jimin.

“Jadi?”

Jihoon menatap jengah Jimin yang baru saja melontarkan pertanyaan tanpaada tujuan jawaban yang jelas itu. “Jadi apa? Kalau bertanya itu yang spesifik dong ka.” jawab Jihoon disertai dengusan sebal.

“Ck! Kenapa kau bersikap aneh belakangan ini?! Kenapa kau seperti menghindari Guanlin?! Kenapa kau nekat pergi dari rumah?! Bahkan sampai mengancam tidak akan pulang jika tidak ada yang ingin mendengarkan alasanmu! Kau tau Jihoon bahkan persiapan pernikahanmu sudah setengah jadi.” Jimin berujar panjang sembari melempar sebuah kartu dengan balutan plastik itu kearah sang adik.

Jihoon mengambil kartu tersebut dengan kedua alisnya yang mengkerut. “Ini apa?”

“Kartu undangan pernikahan kalian berdua bahkan sudah dicetak!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Kartu undangan pernikahan kalian berdua bahkan sudah dicetak!”

Mimik wajah Jihoon menyendu, tangannya memegang erat kartu undangan tersebut. Hatinya sakit? Oh tentu saja! Ia mati-matian menahan rasa sakit kala mengetahui bahwa Guanlin berselingkuh, meski dengan kedoknya yang berkata sahabat, berpura-pura tidak mengetahuinya, menjadi seorang yang nampak terlalu gampang dibodohi, dan saat ia sedang mencoba untuk menenangkan pikiran dan hatinya dengan cara sedikit menjauh, kedua orang tuanya juga orang tua Guanlin sudah menyiapkan semua acara pernikahannya. Apa ia benar-benar terlihat bodoh, sehingga takdir sesuka hati bermain-main kepadanya?

Jihoon melempar pelan undangan tersebut sebelum bersandar pada headboard ranjang dengan raut wajahnya yang kusut. “Ka, kenal Elkie Chong?”

Jimin menaikkan satu alisnya. “Kau ini kakak tanya tentang ada apa dengan dirimu belakangan ini, Kenapa kau malah bertanya—”

“Jawab saja ka.”

Our Rotation [Panwink]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang