Bab 16; This Is Our Day [End]

536 60 40
                                    

Di hari ini, aku milikmu dan kamu milikku.

•••

   Jihoon tak pernah mengira bahwa pada akhirnya ia akan sampai pada titik ini.

Titik dimana pada akhirnya ia akan lepas dari rengkuhan Papi-Mami nya, dan akan memulai kehidupan baru dengan Guanlin, calon suaminya.

Ia masih tak dapat percaya bahwa pada akhirnya hari ini tiba, hari dimana ia akan mengganti marganya menjadi marga sang calon suami, hari yang akan menjadi sejarah terbaik dalam hidupnya.

Hari dimana ia akan melangsungkan pernikahan dengam sosok yang sangat ia cintai, Lai Guanlin.

Berlatarkan suasana taman di pinggir danau yang sudah di dekor sedemikian rupa, Jihoon akan segera mengucap sumpah sehidup sematinya.

Dan di saksikan oleh orang-orang terpenting dalam hidupnya, ia bersumpah pada Tuhan akan mengabdikan seluruh hidupnya bersama Guanlin.

Air mata kebahagiaan tak dapat Jihoon hindari kala Guanlin mencium lembut dengan penuh perasa bibirnya.

Sorak sorai para saksi bisu pemberkatan itu menyeruak memenuhi gendang telinga. Tapi tak apa, semua sedang bersuka cita kali ini.

Jihoon tersenyum simpul kala Guanlin membisikkan kalimat yang membuat hatinya berdetak tak semestinya,

I Love You, Lai Jihoon. Forever and ever, you and only you.”

   Day after wedding day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Day after wedding day. . .

Guanlin dan Jihoon berjalan santai di pesisir pantai dengan tangan yang saling bertautan. Senyum lebar tak lepas dari paras keduanya.

Jihoon yang bersandar nyaman di bahu Guanlin sesekali mendusel kala terpaan angin yang menerbangkan helaian rambutnya.

Sampai kedua telah berdiri di hadpan batuan karang di pinggir tebing, Guanlin mendudukan tubuh Jihoon disana, membuat si manis menjadi lebih tinggi darinya.

Tangannya terulur menggenggam erat tangan halus si manis. Keduanya saling menatap, tapi tak ada yang berucap. Membiarkan rasa cinta itu tersampaikan lewat tatapan mereka yang saling bertubrukan.

Dan entah siapa yang memulai, perlahan keduanya menyatukan belah bibir mereka. Awalnya hanya saling menempel, namun kelamaan menjadi sebuah lumatan lumatan kecil.

Berada di tempat yang lebih tinggi dari sang suami, membuat Jihoon lebih leluasa menanggarkan kedua tangannya, melingkar di leher sang suami.

Jihoon yang pertama kali melepas tautan bibir keduanya, meraup rakus pasokan oksigen yang berkurang.

Guanlin terkekeh kecil melihat tingkah sang istri, di sisipkannya pelan poni yang menutup galaksi itu, “Kau tau, sayang? Berada di titik ini bersama mu, adalah hal yang paling indah selama aku hidup.”

Our Rotation [Panwink]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang