Bab 15; Our Pre-Wedding

422 68 38
                                    

Lorong cinta ini menuntunku untuk bertemu denganmu diatas altar.

°°°

D–2...

   Semuanya berubah. Sudah tiada lagi kata bermain-main dalam hubungan keduanya saat ini.

Persiapan pernikahan mereka pun sudah hampir 100%.

Tunggu! Pernikahan?

Ya! Pada akhirnya mereka memutuskan untuk melangsungkan pernikahan dua minggu setelah pertemuan dadakan malam itu.

Berbagai persiapan langsung saja mereka kerjakan dari mulai undangan pernikahan, hotel mewah untuk tempat mereka menyelenggarakan acara, wedding organizer, dan lain sebagainya.

Jihoon juga Guanlin sedang berada di Naksan Park sore ini untuk melakukan foto pre-wedding.

Guanlin yang sudah siap lebih dahulu nampak tengah sedikit berkoordinasi dengan sang photographer mengenai spot foto yang bagus.

Tak lama setelah itu, Jihoon turun dari van dan menghampiri sang calon suami.

Ia nampak sangat cantik dengan balutan tuxedo putih tulang itu juga sedikit polesan make up di wajah manisnya.

“Apa sudah bisa di mulai sesi fotonya?” ujar sang fotografer atau panggil saja ia Min Kyung.

“Tentu.”

Guanlin mendekat kearah Jihoon dengan setangkai bunga mawar merah yang sedari tadi berada dalam tangan kanannya.

“Kau sangat cantik, sayang.” ujarnya dengan jemari yang membelai lembut surai Jihoon dan senyum tampan yang ia sunggingkan.

Jihoon merona dibuatnya, ia menunduk dengan senyum malu, “Kau juga sangat tampan.”

Ekhem, jadi bisa hentikan kegiatan kalian, dan masuk sesi pertama pemotretan?” interupsi Min Kyung, membuat calon pasutri itu terkekeh canggung.




“Guanlin rangkul-lah pinggang Jihoon lebih intim.”

“Jihoon letakkan sebelah tanganmu di dada Guanlin”

“Dekatkan wajah kalian seperti seseorang yang akan berciuman.”

“Guanlin sunggingkan senyum tipis, Jihoon cobalah tersenyum sedikit lebih lebar.”

Jihoon dan Guanlin saling menatap, menyelami masing-masing manik mata itu. Menyalurkan setiap rasa yang mereka miliki melalui tatapan matanya.

Masing-masing tangan kanan mereka menggengam mawar merah yang berada di antara keduanya.

“1... 2...”

Cekrik! Cekrik!

Min Kyung menatap sebentar hasil fotonya sebelum ia tersenyum puas.

“Ganti gaya! Jihoon berbaliklah membelakangi Guanlin.”

“Guanlin peluk erat tubuh Jihoon.”

“Jihoon menengoklah ke belakang, letakkan tanganmu pada rahang Guanlin.”

“Guanlin tundukkan sedikit lagi kepalamu. Oke bagus, pertahankan!”

Cekrik! Cekrik!

“Baiklah ayo lanjut ke sesi berikutnya.”

Guanlin mengecup sekilas pipi berisi Jihoon sebelum ia melepaskan pelukannya dan berjalan meyusul Min Kyun, diikuti Jihoon di belakangnya.

Guanlin mengecup sekilas pipi berisi Jihoon sebelum ia melepaskan pelukannya dan berjalan meyusul Min Kyun, diikuti Jihoon di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

D–1...

   Malamnya, Jimin mengetuk pelan pintu kamar sang adik. Ia membuka pintu bercat putih itu dengan pelan kala seruan kata ‘masuk’ ia dengar dari sang adik.

Jihoon yang sedang menggunakan masker wajah itu memperhatikan gerak-gerik sang kakak.

“Astaga, perawannya Mami sedang sibuk maskeran ternyata.” guraunya yang langsung saja terkena lemparan boneka kelinci milik sang adik.

“Aku lelaki tulen kalau kau lupa.”

Jimin tak menghiraukan perkataan Jihoon, dan ia lebih memilih untuk ikut berbaring di sebelah sang adik.

“Esok kau sudah akan menikah, lalu meninggalkan rumah.” gumamnya.

Jihoon tak menyahuti gumaman sang kakak, namun ia tetap mendengarkan nya. Karena ia tahu, esok jika ia sudah menikah akan susah sekali bagi mereka untuk menghabiskan waktu bersama.

“Bagaimana perasaanmu saat ini?” tanyanya sembari memainkan jemari sang adik. Satu kebiasaan Jimin sejak kecil.

Jihoon mendengung pelan, “Tentu saja aku bahagia. Siapa yang tidak bahagia akan menikah dengan seseorang yang kita cintai. Apalagi setelah beberapa kejadian tak mengenakan di masa lalu itu—”

Ia terdiam sesaat sembari menyandarkan kepalanya diatas bahu tegap milik sang kakak, dan memejam kala usapan lembut ia rasakan.

“—Tapi ada rasa sedih juga. Sedih aku harus meninggalkan kalian yang sudah menemaniku sejak kecil. Terutama Ka Jimin. Kakak yang selalu menemaniku saat Mami dan Papi sibuk bekerja, meski tidak setiap saat, tapi aku jauh lebih banyak menghabiskan waktu bersama Ka Jimin. Kalau kau— bagaimana perasaanmu?”

Jimin menunduk, menatap sang adik yang juga sedang menatapnya.

“Aku? Ya— kurang lebih sama sepertimu. Disatu sisi aku senang pada akhirnya kau menemukan kebahagiaanmu, namun disisi lain aku sedih aku harus kehilanganmu disisiku. Kau sudah pasti akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama suamimu dan aku pun pasti akan semakin sibuk bekerja.” ujarnya sendu.

Kekehan kecil keluar dari belah bibir sang adik. Ia mengusap pelan tangan sang kakak yang masih setia memainkan jemarinya.

“Kalau kau diberikan satu permintaan yang bisa dikabulkan, sebelum aku menikah— kau akan meminta apa?”

“Aku akan meminta diberikan lebih banyak waktu untuk kuhabiskan bersamamu, sama seperti saat kita berlibur kerumah nenek saat kecil.” jawab Jimin cepat, yang tanpa ia sadari senyum teduh tercetak jelas pada wajahnya.

Jihoon mendongak, menatap intens sang kakak, “That's sweet. Kalau aku bisa, aku juga akan meminta permintaan yang sama denganmu.”

Jimin tersenyum, ia mendekatkan wajahnya sebelum mendaratkan kecupan kecil di kening sang adik.

Ceklek!

“Loh Jihoon belum tidur? Jimin kenapa kau biarkan adikmu masih terjaga, bergegaslah tidur. Besok kau sudah harus siap sejak pagi Jihoon.”

Pembicaraan antara kakak-adik itu harus terhenti karena kehadiran sang Mami.

Keduanya terkekeh dan mengangguk serempak.

“Iya Mi, kami akan tidur. Selamat malam.”

Baekhyun tersenyum lebar, ia melambai sebentar dan kembali menutup pintu kamar si bungsu.

Dalam hati ia merasa bersyukur hubungan adik kakak itu nampak sangat harmonis.

Kembali pada Jihoon-Jimin, keduanya sudah siap untuk berkelana ke alam mimpi, dengan posisi Jimin yang memeluk erat sang adik.

“Selamat malam Jihoonie~”

“Malam Ka~”

Oke Jihoon, kau harus tidur tenang malam ini. Karena esok adalah hari yang bersejarah dalam hidupmu.









Wkwk gajelas bangettttㅠㅠ maaaaap banget baru bisa up lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wkwk gajelas bangettttㅠㅠ maaaaap banget baru bisa up lagi...

Cerita ini menuju ending ya kawan heheheh.

Hope u like it!

Our Rotation [Panwink]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang