6. The Off Day

9 1 0
                                    

Hari off alias libur pertamaku.

Dan seperti yang dikatakan Rio, hari liburku akan sama dengan hari liburnya. Maka pagi hari rabu ini aku tetap rebahan sambil memantau Doni yang bersiap berangkat kerja.

"Gue berangkat." Doni memasang waist bag miliknya lalu bangkit dan menoleh padaku sebelum membuka pintu kamar. "Baik-baik, ya, di rumah," ucapnya.

Aku menaikkan satu alis menanggapi.

"Kalau bisa di kamar aja, nggak usah ke mana-mana," pesan Doni lalu melangkah meninggalkan kamar.

Aku hanya mengernyit mendengar ucapannya. Mana mungkin kulewatkan hari libur pertama ini hanya untuk bermalasan di kamar. Suara ombak dari pantai di belakang indekos ini rasanya sudah memanggilku sejak pertama datang.

***

Setelah mandi dan merapikan kamar, aku memutuskan untuk jalan-jalan sampai ke dermaga menikmati suasana laut yang tidak jauh dari indekos. Baru juga jam 09.00, aku bisa menikmati elusan angin sesuka hati sebelum matahari semakin tinggi. Cuaca pagi ini juga tidak terlalu terik, mungkin aku bisa ketiduran di atas pasir putih area pantai.

Jalan dari indekos menuju dermaga benar-benar lengang. Mungkin setiap hari memang sepi seperti ini. Entah.

Angin laut yang kencang menyapa saat aku melewati area gerbang masuk dermaga. Aku hanya mampu menarik napas dalam-dalam, menikmati setiap oksigen yang masuk memenuhi rongga paru-paruku. Suasana dermaga yang sepi benar-benar membuat tenang.

Beberapa perahu kecil berjejer bersandar di tepi pantai seakan bergoyang mengikuti ombak yang bergantian menyapa pasir pantai. Ah, hal-hal seperti inilah yang akan membuatku kerasan untuk di Kota Rantau.

Diary Anak RantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang