Selama bekerja menjadi frontliner (biar terdengar keren lah), aku sudah bertemu dengan ragam pelanggan yang bisa membuat senyum ramah nan tulus terumbar hingga harus memamerkan senyum terpaksa nan meringis yang menyedihkan.
Dari semua pembeli yang masuk dan berbelanja di toko, satu tipe yang menjadi kesukaanku bersama Rian. Kami menyebut tipe ini sebagai pembeli idaman. Sosok yang masuk ke toko dan langsung menuju tempat barang yang ingin dibeli kemudian membawanya pada kami untuk membayar. Benar-benar idaman.
"Terima kasih, silakan berkunjung lagi." Kalimat pamungkas yang sering kuucap saat selesai melayani pembeli idaman. Senyum tulus tak pernah lepas dari wajahku sampai sang pembeli idaman ini tidak terlihat lagi di dalam toko.
Setelahnya, aku dan Rian pasti akan bertukar pandang dan saling memberi jempol dengan kedua alis yang dinaikturunkan. Semacam selebrasi karena tidak perlu mengeluarkan tenaga banyak untuk satu orang pelanggan.
Sayang, tipe ini rasanya ada dalam perbandingan satu dari sejuta pelanggan yang ada. Tipe-tipe aneh lain lebih mendominasi. Aku dan Rian hanya bisa menghela napas pasrah dengan kenyataan menyedihkan ini. Huhuhu ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Anak Rantau
Ficțiune generalăNamanya Ary. Dan kegiatan favoritnya adalah memandangi langit-langit kamar yang catnya mulai terkelupas. Menjalani hidup setelah wisuda benar-benar berat untuknya yang belum berpengalaman. Cahaya harapan datang ketika seorang teman yang sedang kemba...