Chapter 10

4.4K 380 9
                                    

Sinar matahari mulai menembus jendela Yoongi dan menyorot langsung muka Yoongi yang masih terlelap di ranjangnya. Dengan perlahan ia membuka matanya lalu mengerang saat matanya tersorot sinar matahari. Sekarang sudah jam 12 siang dan Yoongi bisa saja terbangun pagi seperti biasa, tetapi dia baru saja tertidur pukul 3 pagi karena ia terus menulis lirik “Serendipity”.

Yoongi tak mempunyai ide saat menulis lirik lagunya. Dia hanya membayangkan Jimin setiap saat... hanya Jimin. Sesekali Yoongi tersenyum saat membayangkan Jimin, Jimin bagai candu untuk Yoongi sehingga Yoongi begitu kecanduan dan tak ingin melepaskannya.

Seketika Yoongi tersadar dengan pikirannya. “Min Yoongi berhentilah, kau tak menyukainya!”

Yoongi bangun dari tempat tidurnya sambil menguap, dia masih nagntuk. Dengan cepat Yoongi menggosok giginya dan pergi kebawah untuk membuat sarapan untuknya. Yoongi tak begitu mahir dalam memasak tetapi ia tak terlalu buruk juga. Setelah Yoongi menyelesaikan sarapannya, ia menonton TV.

Setelah mengahabiskan waktu selama 2 jam untuk menonton TV, Yoongi mendapatkan pesan dari Hoseok.

Hobi
Aku sedang menuju kerumahmu.

Yoongi melirikkan matanya untuk melihat jam, ternyata tersisa 3 jam lagi sebelum pergi ke pesta itu.

Yoongi
Ini masih jam 3:15 Hobi! Apa kau gila?

Hobi
Kau harus terlihat sempurna dengan kostum yang aku pilihkan untukmu! Aku akan kesana dalam 10 menit! Bersiaplah.

Yoongi
Apa kau mencoba untuk membunuhku?

Hobi
Shh. Sampai nanti!

Yoongi hanya memutar matanya malas saat membaca pesan itu, dengan cepat ia mengganti pakaiannya dengan kaos berwarna biru dengan celana pendek berwarna abu. Yoongi menyisir rambutnya hingga akhirnya ia mendengar suara deru mobil diluar rumahnya, ia tahu kalau itu Hoseok. Dengan cepat Yoongi memakai beanie, jaket dan sepatu hitam.

Yoongi membuka pintu rumahnya lalu pergi keluar menuju mobil Hoseok lalu masuk kedalam mobil.

“Yoongi hyung~!” seru Hoseok.

“Boleh aku tahu dimana kostumku?” tanya Yoongi, dia dengan sabar menunggu tetapi ia mulai merasa kesal karena ia tak kunjung mendapat jawaban dari Hoseok.

“Tak ada! Tapi aku tahu kalau kau akan menyukainya!” Hoseok berkata dengan yakin.

Yoongi menenangkan pikirannya lalu melihat keluar jendela, menatap pohon dan rumah yang terlewat cepat. Hingga akhirnya ia mendengar suara tawa Hoseok yang begitu keras, jujur Yoongi begitu takut mendengarnya.

“Oke, kau begitu bersemangat untuk mengikuti pesta halloween. Tapi mengapa kau tertawa seperti itu?” tanya Yoongi. “oh tak mengapa...” ucap Hoseok setelah dirinya tenang. “Aku tahu kalau Jimin juga akan menyukainya!” ucap Hoseok sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Yoongi yang terlihat terkejut.

Hoseok terkekeh lalu memarkirkan mobilnya lalu keluar dari mobil. “Ayo Yoongi!” ucap Hoseok semangat.

“Tuhan, tolong aku...” ucap Yoongi lelah.









Setelah menghabiskan selama 1 jam 30 menit Hoseok dan Yoongi siap untuk pergi ke pesta. Mereka berdua sedang di dalam kamar, dengan Hoseok yang sedang menyapukan eyeshadow pada mata Yoongi yang terduduk di bangku rias. Hoseok menyuruh Yoongi untuk berjanji tak akan melihat wajahnya sebelum Yoongi selesai dirias, dan Yoongi tak ingin membuat Hoseok kesal jadi dia duduk membelakangi cermin.

“Selesai!” ucap Hoseok sambil meletakkan kuas eyeshadow nya. “Apa kau siap melihat dirimu yang berubah menjadi luar biasa?”

“Tentu.” Ucap Yoongi.

Hoseok menyuruh Yoongi untuk berdiri, lalu menempatkan tangannya pada bahu Yoongi dan memutar tubuh Yoongi perlahan. “Woah...” Yoongi menahan nafasnya.

Eyeshadow berwarna hitam dan merah terpasang apik di mata kucingnya. Yoongi juga mengenakan kontak lensa berwarna biru gelap yang dipasangkan oleh Hoseok. Yoongi merasa takjub dengan kemampuan Hoseok dalam memasangkan kontak lensa dan merias dirinya. Yoongi mengenakan kaos hitam dan jaket berwarna red velvet, dilengkapi dengan chocker melingkar pas di lehernya.

“Seksi kan?” tanya Hoseok. Dengan cepat Yoongi menganggukkan kepalanya. “Aku tidak tahu kalau kau mempunyai bakat dalam merias Hobi.”

“Hah, aku hanya mempelajarinya di video dan aku mencoba mempraktikannya.” Ucap Hoseok malu sambil mengusap lehernya. Yoongi menatap Hoseok secara keseluruhan, penampilan Hoseok tak buruk juga. Hoseok mengenakan kaos berwarna biru dengan sobekan di lengannya, yang membuat Hoseok seperti habis bertarung. Dia juga mengenakan topeng hitam yang menutupi sebagian wajahnya, dan Yoongi juga menyadari jika Hoseok mengenakan kontak lensa berwarna abu.

“Apa kau siap untuk pergi?” tanya Hoseok sambil memegang kunci mobilnya.

“Hmm.” Gumam Yoongi.












Hoseok menekan bel pintu, beberapa detik kemudian Jackson membukakan pintu dengan senyuman lebar pada wajahnya. “Hoseok!”

“Hei, Jackson!” ucap Hoseok sambil menarik Jackson kedalam pelukannya.

“Masuklah!” ucap Jackson sambil membukakan pintu semakin lebar kepada Yoongi dan Hoseok.

Musik berdentum keras memasuki telinga Yoongi saat ia memasuki rumah Jackson, Yoongi merasa ia akan mati saat mendengar begitu kerasnya suara musik itu.

“Yoongi, jika kau mencariku aku akan pergi menari.” Ucap Hoseok sambil menari kecil mengikuti alunan lagu.

“Oke, aku akan pergi ke dapur.” Ucap Yoongi.

Yoongi berjalan menuju dapur Jackson yang begitu mudah ia temukan, lalu membuka kulkas dan menemukan begitu banyak bir kaleng. Yoongi berpikir jika dia berada di pesta ia harus menikmatinya sehingga dia mengambil beberapa kaleng bir lalu meminumnya.

“Ahh..” desah Yoongi sambil melemparkan kaleng bir yang sudah kosong, ia mencari tempat kosong untuk duduk karena ia tak ingin menari. Sebenarnya ia tak ingin menari karena tak bisa menari dan ia tak ingin berbincang dengan orang lain.

Yoongi berjalan menuju ruang tamu untuk melihat orang-orang yang sedang menari.

“Sial..” gumam Yoongi. Dia tak ingin berada disini karena disini begitu banyak orang. Dia menelusuri ruangan yang dipenuhi orang itu lalu menemukan sofa berada di seberang ruanga. Dengan cepat Yoongi berusaha menerobos orang-orang untuk mencapai sofa itu.

Akhirnya Yoongi bisa duduk di sofa. Yoongi memejamkan matanya sebentar, sambil berusaha membisukan suara musik yang terdengar ditelinganya. Tetapi kegiatan Yoongi diganggu dengan keberadaan seorang wanita yang tiba-tiba duduk disebelahnya.

“Hey..” ucap wanita itu seduktif sambil mengusap dada Yoongi perlahan.

“Apa yang kau lakukan sialan?” ucap Yoongi memegang tangan wanita itu lalu menghempaskannya.

“Aku hanya melakukan apa yang kumau... dan aku menyukaimu...” ucap wanita itu lalu kembali menjelajahi dada Yoongi. Tiba-tiba, wanita itu melepaskan kaos Yoongi yang membuat Yoongi terkejut.

Dengan cepat Yoongi bangkit lalu merangkul erat pinggang wanita itu. “Dengar aku jalang, jika kau mencoba untuk menyentuhku sekali lagi. Aku tak segan untuk mematahkan pinggangmu.” Ucap Yoongi dengan marah lalu semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang wanita itu.

Wanita itu menciut saat merasakan betapa eratnya pelukan itu lalu membungkukkan diri “A-aku mi-minta maaf. Ku-kumohon le-lepaskan aku.” Mohon wanita  itu pada Yoongi. “Itulah yang kumau.” Ucap Yoongi sambil mendorong wanit itu menjauh darinya lalu kemabli mendudukkan dirinya pada sofa.

Yoongi menghentikan gerakannya saat melihat wajah yang begitu familiar, dan hatinya merasa sakit saat melihat wajah itu begitu kecewa padanya.

“J-jimin...”

Tbc

Maaf sehari gak update:( ada tugas mendadak yang gak bisa aku tinggalin:(

Jangan lupa vomment!

Falling For a Rapper II Yoonmin (Translated)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang