"Sumpah zarrr. Lo ceroboh banget siihhhh" Ika memukul dahinya sendiri dengan buku fisika
Sahabatnya ini memang ceroboh sejak dulu. Ika tidak habis fikir,bagaimana jika mereka curiga? Apa yang harus dilakukan..
Saat ini mereka sudah dikelas. tepatnya dibangku mereka. yang berada di pojok paling depan
Disamping Ika ada Zara yang mengantukkan kepalanya dengan meja berkali kali. Merasa jadi orang terbodoh. Berharap dia bisa menjadi orang terpintar sekarang juga.
"Aarrgghhh kenapa gua bodoh banget sih jadi orang"
Ika yang mendengar itu langsung tersenyum remeh "emang. akhirnya sadar diri juga"
Kali ini Zara tidak ingin memukul kepala Ika seperti biasanya. dalam hati ia justru membenarkan omongan Ika barusan.
Bodoh dan juga ceroboh. Mungkin itu yang menjadi gambaran dirinya sekarang. apa dia harus ganti gandul kalung? Tidak. tidak. bisa bisa dia dimarahi ayah dan bundanya. Ini sudah ketiga kalinya dia ganti gandul. Tiga tiganya karna hilang, kalau dia meminta gandul lagi bisa bisa dia diusir dari rumah. Dan Zara tidak ingin itu terjadi.
Sesayang apapun orang tuanya tapi omongan mereka selalu menjadi kenyataan. Seperti satu tahun lalu, saat Danish kelas 9. Danish ketahuan merokok di loteng rumah. Dan besoknya Danish benar benar dikirim ke Riau atau lebih tepatnya ke rumah nenek, selama satu bulan lamanya. Kata ayahnya supaya Danish jera. Tentu saja Zara tidak ingin itu terjadi pada dirinya.
"Trus gua harus gimana kaa" Zara frustasi sekarang. Jika saja tidak ada hukum dan dosa dia ingin bunuh diri sekarang.
"Minta gandul baru?minta aja sama ortu lo"
Zara makin frustasi sekarang. Sahabatnya juga tidak bisa memberi saran yang lebih baik.
"Lo gila? yang ada gua dikirim ke rumah nenek. Ini udah tiga kali gua ganti gandul,kalo sampe ganti lagi gua bener bener dikirim ke Riau. Arrgh kasih saran yang bener dongg. pengen mati aja guaa" Zara mengantukkan kepalanya lagi ke meja. Tapi kali ini lebih keras
"Mati aja sonoh." Ucap Ika santai sambil menaikkan kakinya satu kebelakang badan Zara. karna Zara duduk sangat maju jadi kursinya masih ada tempat untuk kaki Ika.Dia hanya ingin meluruskan kakinya
"Gamauu. Dosa gua kebanyakan" rengek Zara. Dia benar benar frustasi sekarang
"Cih tadi bilang mau mati."
"Lo juga kalo gua ajak mati gamau kan?" Zara berbicara sangat pelan. Nyawanya sudah melayang mungkin.. otaknya sedang berhenti berfungsi
"Ya ga mau lah" jangan salah sangka. Ika hanya ingin Zara ada tanda tanda kehidupan makanya dia mengajak bercanda
"Yaudah diem ah"
Jujur, Ika prihatin sekarang.
"Lo tau cara bikin orang bodoh jadi penasaran?" Tanya Ika
Zara memiringkan kepalanya agar bisa melihat Ika "gimana?"
"Tuh kan lo penasaran"jawab Ika mencolek hidung Zara jahil
"Apaan sih" ucap zara sambil tertawa. Humornya memang sangat receh.
Tawa mereka mereda saat ada seorang perempuan yang menghampiri Zara. Wajah Zara kembali berubah dingin. sudah menjadi kebiasaannya,
"Hai, kenalin gua aila cahya permata. Gua anak baru disini" aila mengulurkan tangan tapi Zara hanya melihat tangan itu tanpa berminat untuk menjabat
Dengan rasa malu hingga ke ubun ubun Aila kembali menarik tangannya
"Oh lo anak baru?gua Zara."ucap zara dengan cuek. Dia meletakkan kepalanya ke meja mengarah ke dinding
KAMU SEDANG MEMBACA
Quiescent!✔
Fiksi Remaja"Let's play the game, Arfan Raharja Putra" Kukira kalimatnya hari itu di depan kelas hanyalah omong kosong. Dia perempuan, sedangkan aku laki-laki. Seharusnya aku menjauh, lari, tapi bodohnya aku justru terjebak dengannya! Sekarang aku hanya bisa be...