5. bertemu

2K 96 3
                                    

"Ketika yang terluka bertemu"

"Lo gila!" Marah Kania

"Iya, aku gila karena kamu belum mati"

DEG

Kania mengepalkan tangannya lalu pergi dari rumah itu menuju sekolah. Percuma saja menghadapi mereka yang ada dialah yang kalah.

Sepanjang perjalanan airmata mengiringi langkah kakinya. Kania menundukkan kepalanya agar semua orang tidak mengetahui dirinya yang sedang menangis dalam diam.

Tes

Tes

Tes

Tetes demi tetes berjatuhan menandakan setiap tetes airmata itu menunjukkan bahwa dirinya ini benar-benar lemah. Kania terduduk di pinggir jalan lalu memberi pesan pada Kei bahwa dia izin untuk ke sekolah hari ini. Kania berdiri lagi dan mulai berjalan dengan lemah Kania terdiam membeku saat melihat satu keluarga berjalan sambil bergandengan tangan, Kania melihat tangannya kosong sambil terkekeh akan takdirnya.

Kania menatap lagi keluarga kecil itu. Dimana sang kepala keluarga mengusap puncak kepala anaknya sedangkan sang ibu tersenyum manis melihat adegan yang harmonis itu. Tatapan Kania menyiratkan kesedihan yang begitu mendalam kapan dia akan merasakan kehangatan seperti itu? Kapan? Kania menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan segala pemikirannya itu, sudah pasti hanya sebatas angan saja.

Kania meneruskan kembali jalannya dan duduk di taman. Kania memejamkan kedua matanya sambil menikmati angin yang menerbangkan setiap helai rambutnya. Kania membuka kembali kedua matanya dan setetes cairan bening turun begitu saja.

"Airmata adalah sahabat sejatiku," gumam Kania

Sebelum dia lahir ke dunia orangtuanya tidak menginginkannya. Bisa bayangkan jika posisi itu terjadi pada orang lain mungkin orang itu sudah mati sebelum dia beranjak dewasa. Semua orang tidak menginginkan hal ini harus terjadi begitu juga dengan Kania, hanya karena masalah jenis kelamin sampai-sampai dia dianggap sebagai sampah.

Sendirian. Hampa. Itulah yang selalu menemani hari-hari Kania. Hidupnya itu monoton, tak ada yang berharga dalam hidupnya. Kesedihan, penyiksaan, penderitaan inilah yang memenuhi hidup Kania.

KANIA

Kania menghela napas lalu menatap kedua matanya yang bengkak lewat hpnya. Keadaan Kania sangatlah kacau. Tiba-tiba Kania dikagetkan dengan seseorang yang duduk di sampingnya. Kania menatap ke samping dan terlihatlah seorang cowok yang sedang memejamkan kedua matanya disertai napas yang memburu.

"Jangan sok kuat kalo elo emang lemah"

DEG

Darimana cowok itu mengetahui semuanya? Pikir Kania.

"Lo siapa?"

Cowok itu yang tak lain adalah Juan membuka kedua matanya dan menatap Kania.

"Lo sama kayak dia tapi dia lebih menarik dari lo"

"Bicaranya yang jelas dong!" Geram Kania

"Juan Aditya"

"Nama lo?" Bingung Kania

"Bukan, nama anjing gue. Nama gue lahhh," kesal Juan

Kania mengumpat dalam hati.

"Gue, Kania Jey"

"Ehm...Juan lo tau gak tokoh bunga di sekitar sini?"

"Gak tau emang kenapa?"

"Gue mau beli bunga yang simbolnya itu kematian"

Kania (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang