9. boneka rusak

1.7K 87 8
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ya!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kania PoV

Sakit sekali. Sangat sakit rasanya. Setelah aku selesai membersihkan kolam tiba-tiba Tante girang itu datang dan langsung menamparku berkali-kali. Dia bilang kalau aku itu adalah bonekanya, boneka rusak. Itu memang benar. Aku boneka rusak dan aku rusak karena mereka.

Boneka rusak ini sebentar lagi akan meninggalkan dunia lalu pemiliknya senang karena boneka rusak telah mati. Sungguh cerita yang indah, kan? Aku sampai terharu.

Semuanya terasa mati bagiku. Hampa. Kosong. Putus asa. Tidak ada harapan. Aku hanya ingin mati, itu saja tidak lebih. Aku akan sangat bersyukur jika ada seorang psikopat yang masuk ke dalam rumah ini lalu datang dan langsung membunuhku, itu adalah hal yang sangat kutunggu.

Dibunuh lalu mati atau bunuh diri dan mati. Sama saja. Mati. Kata favoritku.

Kania End PoV

Deon mengacak-acak rambutnya frustasi. Deon bingung harus melakukan apa. Deon terlanjur menyiksa Kania, kalau pun Deon meminta maaf pada Kania yang ada Kania menghindar padanya.

Tiba-tiba Deon mendengar suara yang berasal dari kamar Kania. Karena penasaran Deon berjalan sampai di depan pintu kamar Kania dan melihat lewat pintu yang terbuka sedikit. Deon melebarkan bola matanya saat melihat Kania merusak apa yang dilihatnya.

"Aku benci kalian! Jika aku terlahir sebagai laki-laki apakah kalian akan menyanyangiku? Hiksss....aku gak mau seperti ini..aku tertekan"

Deon melihat bagaimana Kania terduduk lemas di lantai sambil menyusupkan kepalanya di antara kedua lututnya. Gadis itu menangis. Dia terlihat lemah. Deon langsung pergi begitu saja seiring dengan suara tangisan Kania yang semakin menjadi.

KANIA

"Ahhh...Bunga!" Pekik Diana

Bunga menatap dan langsung tersenyum melihat Diana.

"Aku senang kita bisa bertemu lagi"

"Aku juga"

"Kak Diana"

Diana membalikkan badannya dan tersenyum kepada Kania.

"Ada apa Kania?"

"Aku..izin ya Kak, aku ada urusan"

"Apa Bos tau?"

"Iya, kalau gitu aku pergi dulu"

"Hati-hati Kania"

Bunga menatap Kania aneh. "Siapa dia?"

"Karyawan baru. Namanya Kania Jey"

"Dia mirip Veisya"

Diana menepuk-nepuk bahu Bunga. "Dia juga memiliki masalah yang sama persis dengan Veisya"

"Gadis yang malang," lirih Bunga

Kania duduk di taman membiarkan angin menerbangkan setiap helai rambutnya. Kania benar-benar kacau saat ini, itulah kenapa Kania memilih izin daripada semua orang melihatnya menangis. Kania mengusap airmatanya dan beranjak dari duduknya.

Ditempat lain....

"Ini semua salah boneka rusak! Siksaan menantimu Kania," marah Ika

KANIA

"Hah...hah...hah"

Napas Kania terengah-engah. Bajunya yang sobek dimana-mana serta tubuhnya yang dipenuhi dengan luka-luka. Sangat mengenaskan. Saat Kania pulang dia langsung disambut dengan berbagai siksaan.

"Puas? Udah puas nyiksa gue? Kalian...mengambil keperawanan gue lalu menyiksa gue, kalian belum puas? Iblis! Kalian iblis!"

Plak

"Tutup mulut kotormu!" Ucap Ika

Sedangkan Deon menatap Kania datar. Deon telah membuat keputusan bahwa dia akan selalu membenci Kania, tidak peduli dengan nasihat Ridel padanya.

Kania mengangkat kepalanya susah payah lalu menatap Deon dan Ika bergantian.

"Sebenarnya yang kotor disini siapa? Gue disiksa hanya karena gue perempuan? Sungguh, kenyataan yang lucu"

Kania berdiri dengan susah payah menopang tubuhnya menggunakan tangan kanannya di dinding. Meskipun agak susah untuk berjalan tapi Kania tetap berusaha.

"Cepatlah mati. Supaya aku dan Ika dan gak perlu susah payah nyiksa kamu, bikin habis tenaga saja," ucap Deon tanpa memikirkan perasaan Kania

Kania memberhentikan langkahnya dan meneruskan kembali seiring dengan airmatanya yang jatuh. Rasa sakit yang bercampur menjadi satu, membuat Kania semakin sedih dan benci pada dirinya sendiri yang harus hidup seperti ini.

Semua orang tidak ingin mengalami hal yang sama, bukan? Begitu juga dengan Kania. Gadis yang berusia 17 tahun ini hanya bisa menerima semuanya dengan lapang dada mau melawan pun percuma, yang ada Kania semakin disiksa. Kania ingin sekali lari dari neraka ini tapi dia tau bahwa setiap sudut rumah dipasang dengan CCTV, jadi percuma. Mereka...ingin membuat Kania mati secara perlahan.

Kania langsung mengunci pintu setelah sampai di kamarnya. Kania terduduk lemas di lantai akibat tenaga yang dipakainya saat menuju kamarnya, Kania menyeret tubuhnya lalu menaiki ranjang meskipun agak susah karena tenaga Kania yang semakin melemah. Kania membuka kaosnya yang menyisakan dalaman dan mulai mengobati luka-luka yang ada, setelah selesai Kania merebahkan tubuh yang lemah itu dengan perlahan sambil menatap ke atas dengan pandangan yang kosong.

"Buat apa membuatku jika akhirnya kalian tidak menginginkanku? Aku juga manusia. Aku...aku bukan boneka rusak, aku masih punya hati dan perasaan. Hatiku makin lama makin rusak dengan perkataan kalian. Fisik bisa diobati tapi hati? Diobati dengan cinta? Itu tidak mungkin, karena kalian selalu memberikanku kebencian bukan cinta. Kumohon...buatlah aku bahagia meski sedikit...kumohon," lirih Kania

Kania meremas selimut dengan kuat menyalurkan rasa sedihnya. Boneka rusak, jalang, pelacur, kotor, sampah, kata-kata itu terus terngiang di benak Kania. Kania meraung-raung lalu memukul-mukul dadanya yang terasa sakit. Hatinya sakit. Hancur. Remuk. Suara batinnya seolah-olah memberitau semua orang kalau dia sangatlah menderita disini.

Akhirnya Kania tertidur dengan kedua matanya yang bengkak akibat menangis disertai luka secara fisik dan batin yang semakin menambah.

KANIA

"Biarkan Kania kerja ditempat gue"

Juan menatap Bunga dingin. "Gak boleh. Dia karyawan gue"

"Lo deketin Kania karena dia mirip Veisya kan? Juan, jangan buat Kania menderita dengan sikap lo itu"

"Maksud lo apa?"

"Lo pasti udah tau kan kalo Kania mengalami hal yang sama kek Veisya dan lo deketin dia karena mirip Veisya, kalo Kania cinta sama lo gimana? Lo bakal tanggung jawab? Jangan buat Kania menderita Juan"

"Kenapa lo jadi gini? Lo aja gak kenal sama Kania"

Bunga menghela napas. "Entahlah, melihatnya ingin sekali gue lindungi dia. Dia beda dengan Veisya"

"Jangan sebut nama Veisya, Bunga"

"Kenapa? Lo mau lupain dia?"

"Enggak"

"Biarin gue_"

"Jangan macam-macam Bunga, Kania karyawan gue," ucap Juan dan beranjak dari duduknya

"Kalo Kania setuju, gimana?"

"Tauu," acuh Juan

Bunga mengulas senyum tipis.
"Lo cinta sama dia Juan, tapi lo masih di bayang-bayang Veisya"

TBC

Kania (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang