002.Jarak

623 246 132
                                    

Dinding memang akan roboh, jika tidak didasari dengan fondasi yang kuat sama seperti dengan iman.

___Raden Genandra

___Raden Genandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....HAPPY READING...

Valerie berjalan di kordidor sekolah, disana banyak murid yang sedang duduk dan ada yang sesekali memperhatikan dia, tetapi Valerie tidak menghiraukan itu semua.

Setelah beberapa menit akhirnya dia sampai didepan kelasnya,dia masuk dan menuju bangku belajarnya.

"Semoga aku gak satu kelas sama dia" batin valerie berharap.

Valerie memang baru masuk sekolah hari ini tapi dia sangat cepat sekali berinteraksi dengan teman baru dikelasnya.

Valerie menaruh tas di bangkunya, Valerie berdiri dan mau beranjak pergi tiba tiba banyak teman teman dikelasnya itu mengerumuni dia dan mengajak nya kenalan.

Kemudian bel istirahat pun berbunyi.

"Eh val kamu mau ikut kita  kekantin gak?" Ajak Tata dengan raut wajah tersenyum.

"Yasudah aku ikut kalian"ucap valerie dengan beranjak bangun dari tempat duduknya.

Valerie dan Tata berjalan menuju ke kantin. Saat sudah sampai ke kantin tidak ada bangku yang kosong satupun untuk mereka dan akhirnya Valerie dan temannya terpaksa gabung dengan murid yg lain.

"eh itu kenapa ya rame banget disitu? "tanya Valerie kepada teman-temanya.

"alah biasa paling juga cogan sekolah kita lagi ngumpul "Tutur Tata dengan santai.

"lah ternyata disini juga ada, tampan tidak?" tanya Valerie dengan tersenyum dan penuh semangat.

"Tampan? menurutku sih tidak tapi  mereka saja yang sepertinya terobsesi dengan mereka. "Respon Tata dengan bersedekap tangan di dada.

"Wih benar juga haha , siapa sih? aku penasaran"Tanya Valerie dengan antusias.

"Katanya sih kelas IPS XI namanya  Raden genandra dan gengnya" Jawab Tata dengan apa dengannya, bagi tata juga tidak ada gunanya jika disembunyikan nanti lama-kelamaan Valerie juga pasti akan segera mengetahuinya.

"Raden? bentar deh kayaknya namanya gak asing ditelingaku "ucap Valerie dengan sambil mengingat-ingat suatu hal.

"Kamu pernah ketemu Val? Itu ya lumayan sih incaran para cewe-cewe disekolah kita kecuali aku "Tutur Tata dengan memandang Valerie.

"Tadi pagi aku ketemu, dia juga telat bareng sama aku" Ucap Valerie dengan tersenyum sarkas.

Valerie menuju bangku yg mau dia duduki, kebetulan mereka sebangku dengan Raden dan gengnya.

"Permisi bang, boleh aku gabung disini? soalnya udah gak ada meja lain" tanya Valerie dengan memandang Raden.

"Iya boleh neng "jawab agus dengan anggukan dan senyumnya yang menawan.

Keadaan saat itu hening, tidak ada yang mau membuka suara satupun .
Raden yang sibuk dengan gadgetnya, dan Agus yg mendengarkan musik dengan headphone
Kemudian akhirnya Basuki yang membuka suara terlebih dahulu.

"eh gan pada diem bae. ini kita dikantin lo, btw gk ada yang mau pesan apa gitu?" Tanya Basuki kepada teman-temannya.

"Kamu kalau pesan, pesan sendiri Saja"sahut ketus Raden dengan tatapan sinisnya. Memang Raden terlahir dengan tatapan Elang yang kapan saja bisa membuat orang takut.

"Aku sih pengen pesen tapi uang ku ketinggalan dikelas, gak ada yang niatan mau bayarin?"Tanya Bara dengan tatapan penuh berharap.

"Yaudah sini Aku pesenin, eh neng cantik mau pesen apa ? "Ucap Basuki dengan sambil menawari Valerie yang masih asik main handphone.

"eh gak usah bang, ntar aku pesen sendiri thanks ya udah nawarin"ucap valerie berterimakasih kepada Basuki.

Kemudian Basuki mengangguk paham dan melangkahkan kakinya menuju ibu Kantin untuk memesan makanan.

Tata dari tadi diam saja, dia disamping Valerie, entah kenapa Tata jadi tiba-tiba pendiam, padahal aslinya biasanya sangat bobrok.

"Heh Ta, Tata?" panggil valerie dengan mengayun-ayunkan tangannya didepan wajah Tata.

"Naon?" Artinya Apa jika diartikan kedalam bahasa Indonesia, sahut Tata dengan logat Sundanya.

"Kamu kenapa kok diam saja kelihatanya daritadi?"
Tanya Valerie dengan menatap sepasang mata Tata dengan bertanya-tanya sebenarnya ada apakah yang sedang mengusik hati dan pikirannya.

"Gapapa kok Val, aku lagi gak mood ngomong saja" jawab Tata sederhana, tak lupa dengan tersenyum menatap Valerie.

Kemudian Rafael ditengah-tengah tiba-tiba datang menyela pembicaraan mereka.

"eh bytheway kalian kelas berapa ?"tanya Rafael dengan menatap keduanya.

"Kelas IPS sepuluh bang "jawab Valerie dengan tatapan datar menatap Rafael.

Tiba tiba Raden yang awalnya bungkam dia jadi ingin berbicara.

"Eh kamu neng yang tadi telat bareng aku kan? "Tanya Raden mengintimidasi.

"Iya, kenapa? "Jawab Valerie sambil dengan tatapan menunduk menatap telapak tangannya yang tiba-tiba saja mengeluarkan banyak darah entah terkena benda apa, tiba-tiba saja tangan Valerie mengeluarkan banyak darah.

Valerie hanya diam menunduk dengan menahan rasa perih ditanganya.

"Harusnya kamu tadi bilang terima kasih ke aku, kalau gak ada aku kan kamu gak bakalan bisa masuk kelas dengan cepat."Tegas Raden dengan tersenyum sarkas kepada Valerie.

Valerie hanya diam tak berminat membalas ocehan-ocehan Raden yang baru saja ia lontarkan.

Raden yang tersadar dengan ekspresi perubahan wajah dari Valerie itupun Raden dengan cekatan bertanya.

"Kamu kenapa neng?" Tanya Raden dengan tatapan Khawatir.

Kemudian Valerie menjawab

"Tidak apa-apa" ucap Valerie berbohong, dengan berusaha menyembunyikan sesuatu agar tidak ada orang yang mengetahuinya.

Akhirnya mereka pun selesai makan dan bel masuk berbunyi. Menandakan sebentar lagi kelas akan segera dimulai lalu segerombolan para siswa pun satu persatu meninggalkan bangkunya dan berjalan menuju kelasnya masing-masing.

Setelah pulang sekolah seperti ini  Basuki, Raden , serta Bara dan Agus terbiasa sedang bermain basket dilapangan.

Pada saat Valerie dan teman-temannya lewat, bolanya dengan tidak sengaja mengenai kepala Valerie.

Sebuah bola basket besar mengenai tepat kepala Valerie.

Valerie yang terkena itu bola itu pun  langsung mengelus kepalanya, mungkin dia merasakan sakit.

Valerie tau jika yang mengenai nya itu Raden, memang anak itu senang mencari permasalahan dengannya.

Tetapi Valerie hanya diam saja dan langsung pergi tanpa sepatah katapun dan melewati Raden dengan tatapan kesal.

Raden yang mencari kemana arah bolanya pergi ternyata berada tepat di depannya Valerie berdiri, kemudian
Raden menghampiri kearah Valerie berdiri dan mengambil bolanya.

Ada apa dengan Valerie?

Kita tidak akan tau, hanya Tuhan dan Takdir yang tau.

#TBC!!
iG @putriyullyana_30

RADEV [COMPLETED✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang