“Ya tuhaannnn, gabut banget guee!” teriak Abel frustasi dikarenakan jam kosong sedari tadi pagi. Guru-guru sedang ada rapat dadakan.
Abel bangkit dari duduknya dan menarik lengan Naura yang tengah asik memainkan ponsel. “Cari angin, yuk!”
“Mager parah!” jawab Naura.
“Ishh lo ihh."
Abel kembali mendudukkan dirinya dan membenamkan kepala pada lipatan kedua tangannya. Sementara Naura masih berkutat dengan ponselnya.
Drrttt drrttt
“Tumben nih ada yang chat gue,” gumam Naura dalam hati. Naura segera membuka notifikasi pesan yang baru saja masuk.
+628XXXXXXXXXX: Hai!
“Apaan sih, gajelas!” cibir Naura sedikit teriak, membuat Abel mengangkat kepalanya menatap Naura heran.
“Gue salah apa, sih?” protes Abel.
“Dihh, siapa juga yang ngomong sama lo,” balas Naura dengan sedikit kekehan.
“Sama siapa lagi, coba? Di dekat lo cuman ada gue."
“Nih!” Naura menunjukkan ponselnya yang sudah memperlihatkan pesan-pesan yang diterimanya dari nomor tidak dikenal.
“Gue balas ya?” ujar Abel meminta izin.
”Serah lo!” balas Naura malas.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, dengan cepat Abel mengambil alih ponsel dari genggaman Naura dan mulai mengetikkan sesuatu di atas keypadnya
Drrttt drrttt
“Eh di balas sama dia,” seru Abel segera membuka notifikasi pesan dari seseorang tersebut.
“Lo balas apa tadi?” tanya Naura dengan bola mata mengarah pada ponselnya yang di pegang oleh Abel.
“Gue tanya dia siapa, gitu aja,” balas Abel meyakinkan.
“Katanya apa?”
“Ohh, Angga anak IPA 1."
Naura mangut-mangut mengerti, dari pesan pertama yang dia kirim mungkin dia ingin berteman baik dengan Naura. Tidak masalah.
Drrttt drrttt
“Lagi nih!” seru Abel ketika mendapati notifikasi pesan dari Angga. “Lo di ajak ke kantin masa?”
Naura mengangkat alisnya, berpikir sejenak sebelum membalas ucapan Abel. “Angga yang mana sih?”
“Masa lo gak tau?” tanya Abel memastikan dan hanya di balas dengan gelengan kepala oleh Naura.
“Seriusan lo gak tau?” tanya Abel untuk kedua kalinya hingga membuat Naura kesal.
“Buat apa gue bohong, sih?” balas Naura geram. Naura mengalihkan pandangannya menatap pintu kelas yang terbuka lebar.
“Jutek amat sih!” cibir Abel pelan dan di lanjut menjelaskan soal Angga, “Angga tuh yang gemuk, item, anak KIR dan biasanya dia main ke kantin di jam pelajaran."
“Gue tau!” seru Naura berhasil membuat beberapa temannya menatap bingung. “Hehe sorry, sorry."
“Lo tau apa?” tanya Abel menagih ucapan Naura yang tergantung.
“Ya gue tau anaknya, cuman kalau namanya sih baru tau barusan,” ungkap Naura sambil cengengesan.
“Jadi ini di balas apa lagi?” Tanya Abel.
Naura menangkap beberapa guru berlalu lalang di depan kelasnya. Naura meraih ponselnya yang berada pada genggaman tangan Abel. “Gak perlu di balas!”