7 - Hadiah

85 62 34
                                    

Benar saja, sepulang sekolah Daffa menunggu Naura di area parkir motor sekolah. Daffa tidak mau membawa Naura langsung pergi ke Mall sesuai permintaan Naura pagi tadi. Karena dirinya takut di sangka bolos sekolah oleh siapa pun yang ditemuinya nanti.

Terlihat Naura dari kejauhan sedang berlari dengan langkah kecil mendekat. Daffa memasang ekspresi geram untuk menjahilinya.

"Udah lama?" tanya Naura dengan napas menggebu tak beraturan.

"Udah pulang tadi, terus balik kesini lagi," balas Daffa kesal.

"Hah? Seriusan," tanya Naura dengan pelototan mata tak percaya.

"Boonglah, yakali gue pulang masih bawa tas," balas Daffa diselingi kekehan. Kemudian, menaiki motornya dan memasang helm sebelum menyalakan mesin motor. Daffa teringat akan sesuatu. Lantas membuka kaca helmnya dan menatap Naura intens.

"Kenapa?" tanya Naura yang merasa risih di tatap seperti itu.

"Pulang dulu, ganti baju!" pinta Daffa.

"Yahhh," gumam Naura kecewa.

"Nanti gue jemput, nurut aja deh!" ujar Daffa, lalu ia melajukan motornya meninggalkan Naura di area parkir sekolah dengan kekesalan menggebu-gebu.

"Untung gue lagi butuh lo sekarang, coba aja gak ada butuh, pasti entar sore lo gue php in, biar tau rasa lo," umpat Naura dengan tangan meraih helmnya kasar.

****

Tepat pukul 3 sore tadi, Daffa menepati janjinya pada gadis manis yang selalu membawa kebahagiaan di keluarga kecilnya. Saat ini mereka sedang berada di toko Brand ternama. Daffa yang menginginkan untuk membeli baju disana.

"Daff, bukannya apa-apa nih, tapi yang ngajak main tuh gue," sunggut Naura kesal dengan Daffa yang tak henti memilih pakaian yang terjejer rapi.

"Satu lagi, serius deh," balas Daffa dengan raut wajah meyakinkan.

Mendengus kesal. Naura memasang wajah kesal dengan memayunkan bibirnya. "Iya satu, milihnya lammmaaa."

"Makanya lo bantu cari, dong!" pinta Daffa.

"Ngga mau ah, entar salah mulu," balas Naura jutek.

"Udah nih, yuk kasir!" ujar Daffa seraya menenteng satu kaos berwarna hitam khas dengannya.

Naura yang melihat kaos tersebut, kemudian tersenyum simpul. "Bagus, tuh."

"Lo suka?" tanya Daffa.

"Suka, kalau lo yang pakai," balas Naura berhasil membuat Daffa salah tingkah.

"Yang penting hayuu!" balas Daffa, lantas berlari kecil menuju kasir.

****

Naura sedikit tidak percaya dengan belanjaan Daffa yang cukup banyak menurutnya. Bayangkan saja, dirinya menenteng dua paper bag, sedangkan Daffa menenteng empat paper bag.

"Makan dulu! gue belum cerita apa-apa," pinta Naura yang diangguki oleh Daffa.

"Gue tunggu disini, lo aja yang beli!" suruh Daffa, ia mendudukkan dirinya pada kursi tunggu di depan salah satu toko.

"Gak mau, gue maunya makan di luar," balas Naura.

"Terus ngapain lo ngajak gue ke Mall, Jaenab?" tanya Daffa dengan cibiran di akhir ucapannya.

"Yaudah gak jadi," balas Naura dengan nada malas dan mengalihkan pandangannya yang semula menatap Daffa, menjadi terarah pada salah satu toko yang kemarin di kunjunginya bersama Daffa.

Berujung KawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang