6 - Thanks Abel

103 64 27
                                    

Cahaya mentari pagi menelusup kedalam kamar gadis berusia 17 tahun. Tanpa nyanyian alarm, kali ini gadis manis tersebut terbangun dengan fresh tanpa rasa kantuk sedikit pun. Semenjak kepulangannya dari mall, dirinya langsung membersihkan diri dan terlelap dalam mimpi indahnya.

"MBAK! SARAPAN APA?" teriak Naura dari atas ranjangnya. Kemungkinan terdengar hanya 1% karena di pagi hari biasanyaTina beraktifitas di dapur belakang.

Naura membersihkan tubuhnya lebih dulu sebelum turun untuk sarapan. Hari ini ia harus berangkat lebih pagi untuk menikmati wifi sekolah lebih lama. Sepertinya pagi-pagi masih lancar.

Ingatan seperti itu membuatnya semakin semangat melakukan aktifitasnya pagi ini.

****

"Hai Mbak Tinaa!" sapa Naura dengan senyum merekah dan sepatu di tangan kirinya.

"Hai Non, ada apa senyum-senyum gitu?" tanya Tina.

"Mau makan dong, lapar nih!" balas Naura dengan cengiran khasnya.

"Mau sarapan nasi atau roti?" tawar Tina.

"Roti aja deh, lagi buru-buru," balas Naura.

Tina kembali bergelut dengan peralatan dapur untuk menyiapkan roti bakar hangat kesukaan Naura. Sementara Naura memakai sepatunya untuk mempersingkat waktu.

"Non!" Seru Tina dari arah dapur.

"Iya, Mbak?" balas Naura.

"Rotinya habis," ungkapnya dengan cengiran.

"Yaudah nasi aja, tapi dikit ya!"

"Siap deh," balas Tina dengan hormat.

Naura kembali melanjutkan kegiatannya mengikat sepatu. "Cih elah, gak pernah bosen gue ngemilikin lo."

"Non!" suara Tina kembali terdengar.

"Apa lagi, Mbak?" tanya Naura.

"Rice cookernya lupa belum dinyalain," ungkapnya dengan nada lemah.

"Yaudah, nanti aku beli aja di sekolah," ujar Naura menenangkan.

"Maaf, Non."

"Iya gak apa-apa, Mbak."

Naura beranjak dari meja makan dengan santai. Tidak ada yang dikejarnya karena jam masuk sekolah masih lama.

"Mbak!" Naura memanggil Tina dari balik pintu utama.

"Iya, Non?" balasnya sambil menghampiri majikan kecilnya tersebut.

"Aku pamit, hehe," balas Naura.

"Iya, hati-hati, kirain ada apa."

Naura mengangguk, lantas berjalan mengambil motornya. Tidak ada ojek online dan tidak ada tebengan hari ini.

"Mbaakkk!" teriak Naura dari ambang pagar rumahnya. Membuat Tina yang baru saja masuk rumah kembali lagi keluar.

"Ada apa lagi, Non?" tanya Tina terburu-buru.

"Nanti rotinya biar aku yang beli, hehe," ujar Naura yang ditanggapi anggukan dan elusan dada dari pembantunya.

"Hati-hati! Jangan manggil lagi!" pesan Tina dengan kekehan.

"Udah impas kok, dua kali kan tadi?" tanya Naura bercanda.

"Udah ah, sana!"

"Ngusir nih?"

"Bukan gitu, Non."

Naura menjalankan motornya tanpa membalas lagi ucapan Tina, bisa-bisa seharian tak ada habisnya mengobrol dengan pembantu satu itu.

****

Berujung KawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang