Part 12

1.3K 237 31
                                    

"Udah! Udah! Kenapa jadi debat sih? Oke kita duluin yang paling penting dulu." ucap Jeongin melerai.

Chan dan Minho saling membuang muka, mereka teguh dengan keinginan mereka sendiri.

"Ouija yang penting! Karena itu salah kita sendiri." ucap Chan.

"Gak! Leera lebih penting! Dia udah nemuin kita berapa kali, lo gak kasian sama sahabat sendiri? Hah?! Jawab?!" sergah Minho membentak.

Yang lain hanya diam, oh jadi begini marahnya seorang Lee Minho yang alay, receh, manja, itu bahkan baru diperlihatkan dan geng sesat hanya diam. Ini baru bagi mereka dibentak Minho.

"Lo semua gak mikir apa?! Kalo lo pada dibunuh terus gentayangan gak jelas karena gak bisa minta tolong! Apa yang lo rasain?! Ngotak jing! Jangan egois lu semua! Lu mau ikut gua atau nggak, gua bakal nyari tau sendiri, gua gak butuh temen yang acuh kek kalian!"

Emosi Minho meluap, benar-benar diluar dugaan dia bisa semarah ini. Dengan langkah kasar ia turun dari duduknya dan keluar dari gudang.

Gudubrak!

Minho membanting pintu gudang dan keluar, geng sesat hanya diam menatap kepergiannya.

"Bener kata bang Minho, Leera butuh kita." ucap Jeongin kemudian ikut pergi meninggalkan gudang.

"Gua mau dia tenang." lanjut Changbin setelahnya mengikuti Jeongin yang sudah keluar.

Tersisa Seungmin, Jisung, Felix dan Chan. Tak berapa lama Jisung dan Seungmin ikut keluar meninggalkan Chan dan Felix. Sebelumnya mereka menatap Chan dan menepuk bahunya pelan dengan senyuman getir.

"Leera itu temen kita." ucap Jisung dan pergi bersama Seungmin.

Chan agak tidak terima ketika posisinya dia tidak memiliki dukungan ia mengacak rambut kasar dan berteriak kencang meluapkan emosinya.

"Arrghh!! Ini juga buat keselamatan lo pada anjing!" teriak Chan.

Felix hanya menatap sendu dan merangkul Chan.

"Lu ikutin aja dulu." ujar Felix, Chan hanya mengangguk dan mengikuti Felix yang juga keluar dari gudang.

...

"Bang!" Jeongin memanggil Minho yang berjalan cepat, beda tipis sama lari, yang dipanggil pun noleh.

"Naon?!" jawabnya gak nyelow. Jeongin hanya terkaget kemudian menyamakan langkahnya dengan sang tetua.

"Bang, kita dukung lo buat nyari tau kematian Leera." ucap Jeongin.

Langkah Minho terhenti kemudian menatap ke belakang, ada geng sesat disana tengah tersenyum kearahnya, Chan dan Felix yang baru tiba pun tak lupa melempar senyuman ke arah Minho.

Minho tersenyum haru, tak selang beberapa waktu pandangannya kabur dan hal terakhir yang dilihatnya yaitu kerumunan geng sesat menghampirinya. Lalu gelap.















































"Gue dimana? Kepala gue, aghh."

Minho kini terbangun, ia sendiri ragu apa dia tadi pingsan atau engga, dia menelisik sekitar. Kini ia terbaring disebuah kasur berukuran besar, ia ingat kasur siapa itu, itu kasur dikamar utama rumahnya. Ya kamar ortu Minho.

Pikirannya agak bingung kenapa ia bisa dirumah sementara tadi ia bersekolah. Tiba-tiba ia mendengar suara pintu dibuka, seorang wanita paruh baya masuk membawakan nampan bersisi segelas susu dan mangkuk.

Ghost Friend || HyunHo [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang