Chapter 17

648 64 85
                                    

Mino terdiam mendengar ucapan Jinu. Mino benar - benar terkejut.

"Jinu.. Kau serius?" tanya Mino.

"tentu, apa yang bisa kita pertahankan dari pernikahan ini Mino? Kau tidak mencintaiku, dan aku sudah lelah dengan semua sikap dan sifatmu ini, aku lelah kau yang perhatian walaupun aku tau perhatianmu hanya untuk mereka berdua, aku juga lelah dengan sikap dingin dan emosimu, kau menuduhku tanpa bukti dan kau akan marah - marah tidak jelas. Aku lelah Mino, mari kita akhiri setelah mereka berdua lahir" jawab Jinu.

Mino benar - benar merasa hancur. Untuk kali ini dia ingin sekali memutar waktu dan melupakan rasa bencinya terhadap Jinu.

"aku mohon jangan bercerai Jinu, bagaimana nanti anak - anak kita? Apa kau tega memisahkannya dariku?" tanya Mino dengan tatapan terlukanya.

Jinu memejamkan matanya. Dia sungguh sangat lelah.

"kau masih bisa bertemu dengan mereka Mino, aku tidak seegois itu" jawab Jinu.

Mino terdiam, Jinu bahkan sudah memejamkan matanya agar tidak melihat mata Mino yang memancarkan luka.

"apa dengan bercerai denganku kau akan bahagia Jinu?" tanya Mino.

Jinu membuka matanya, tapi pandangannya mengarah ke jendela kamar rawatnya.

"kalau kau bertanya apa aku bahagia atau tidak, jawabannya adalah tidak. Tapi kalau kau bertanya apa aku akan lega atau tidak, maka jawabannya aku lega. Setidaknya aku tidak membebanimu lagi, setidaknya aku tidak akan mendapatkan perlakuan seperti itu lagi. Dan yang terpenting, kau bisa merasakan bebas Mino. Aku mungkin terlalu egois ingin memilikimu karna rasa cintaku, tapi aku sadar malam itu, bahwa kau tersiksa dengan semua ini, jadi pilihan kita hanya satu Mino, bercerai. Karna aku yakin, kau tidak akan pernah bisa mencintaiku" jawab Jinu.

Mino sakit melihat kenyataan ini, Mino benar - benar merasa menyesal.

"baiklah, kalau memang itu mau mu Jinu, aku tidak akan mengabulkan hal tersebut sekarang, tapi aku akan memberikanmu kesempatan untuk berpikir selama mereka berdua belum lahir, kita akan membahasnya nanti setelah mereka lahir Jinu" ucap Mino.

Jinu memejamkan matanya, sejujurnya hatinya juga hancur harus mengatakan hal tersebut.

Mino mengecup kening Jinu. Dan membisikan kata ditelinga Jinu.

"aku tidak tau kapan ini terjadi, tapi rasa benciku padamu sudah menghilang, jadi tolong pikirkan baik - baik" ucap Mino dan setelahnya dia keluar dari kamar rawat Jinu untuk memberikan waktu Jinu sendiri.

Jinu membuka matanya dan menangis.

"kau terlambat Mino" ucap Jinu lirih.

***

Jinu sudah diijinkan pulang setelah dirawat selama 3 hari. Tapi sifat Jinu berbeda. Jinu menjadi dingin dan sangat irit bicara.

Mino paham Jinu seperti ini, dia bertekad untuk mengubah Jinu kembali seperti semula.

Tapi sepertinya dewi fortuna tidak berpihak pada Mino, karna semakin Mino perhatian dengan Jinu, maka semakin Jinu menjauh.

Seperti malam ini, Mino datang dari kantor tapi yang dilihatnya Jinu sedang tidur. Entah bagaimana ceritanya setelah pulang dari rumah sakit Jinu menjadi lebih sering cepat tidur.

Mino hanya mampu menghembuskan nafasnya lelah. Apakah dia sudah tidak memiliki kesempatan untuk memperbaiki keadaan?

Mino memilih untuk segera mandi dan menyusul Jinu ke alam mimpinya.

Disaat Mino sudah selesai mandi dia berjalan menuju ranjang dimana lelaki cantik itu berada.

Mino mengelus pucuk kepala Jinu dan mengelus perut Jinu yang sudah membesar. Sangat indah menurut Mino.

Unwanted Wedding (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang