Chapter 8

573 67 44
                                    

Hari-hari yang dilalui Jinu selalu sama, sudah 2 bulan ini Mino seperti menghindar dari Jinu. Setelah pertengkaran mereka di pagi hari itu, Mino mulai aneh.

Mino akan pulang disaat Jinu sudah terlelap dan pergi kerja disaat Jinu sendiri belum bangun. Jinu tau Mino selalu pulang, karna tengah malam dia akan terbangun dan melihat Mino tertidur. Selalu seperti itu.

Mino sendiri juga tidak mengerti kenapa dia harus menghindari Jinu. Rasa bersalahkah atau hanya rasa benci yang dia rasakan? Mino sendiri bingung dengan apa yang dia rasakan setiap melihat Jinu.

Pertengkaran pagi itu terus terngiang dikepala Mino. Bahkan Mino sadar Jinu selalu terbangun ditengah malam hanya untuk memandangnya saja. Dia sangat mengetahui sebagaimana besarnya cinta Jinu kepadanya. Tapi entah kenapa selalu ada pertanyaan yang terbersit dikepala Mino.

'mengapa bukan Ten yang memiliki rasa cinta seperti cinta Jinu kepadanya, kenapa harus Jinu?'

***

Jinu terbangun di pagi hari dan melihat ranjang sebelah kosong. Jinu menghela nafas dan bangun. Jinu melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Jinu hari ini ingin berendam.

Jinu memandang kosong pemandangan didepannya. Jinu merasa raga dan hati Mino sangat jauh bahkan lebih jauh dari sebelumnya. Mino menghindarinya seperti Mino benar - benar jijik padanya.

Tanpa terasa air mata Mino jatuh mengalir dipipinya. Isak tangisnya tak bisa dibendung lagi. Jinu menangis dengan sendu dipagi hari itu meluapkan isi hatinya selama 2 bulan ini.

Jinu menatap dirinya sendiri dicermin. Matanya bengkak. Jinu dengan amat terpaksa mengambil kacamata beningnya dan memakainya. Setidaknya matanya yang bengkak ini tidak terlalu terlihat.

Jinu turun dan menyiapkan sendiri sarapannya. Jinu sarapan dalam diam, jiwa Jinu benar - benar sedih meratapi pernikahannya seperti ini.






Jinu sudah berada dikantornya, semua karyawan yang berpapasan dengannya melihat sajangnim mereka hanya bisa berbisik - bisik. Tapi Jinu tidak peduli, dia tetap berjalan ke arah ruangannya.

Jinu melihat Yoon sedang sibuk meneliti sesuatu.

"kau sedang apa? Dan siapa yang kau selidiki?" tanya Jinu yang membuat Yoon kaget setengah mati.

"astaga Jinu! Kau kapan datang?" tanya Yoon.

"baru saja, itu apa yang kau selidiki?" tanya Jinu.

"bukan apa - apa Jinu, aku hanya iseng" jawab Yoon dengan cengiran khasnya.

"kau yakin hanya iseng?" tanya Jinu.

"yakin Jinu,hay kau kenapa tiba - tiba memakai kacamata, ada apa dengan matamu?" tanya Yoon mengalihkan pembicaraan.

Jinu langsung gelagapan.

"tidak, aku hanya ingin saja" jawab Jinu dan Jinu langsung masuk ke dalam ruangannya.

Yoon menghela nafas lega.

'untung saja' batin Yoon.

Yoon mengetik sesuatu diponselnya.

To : Lee Pabo

Aku hampir saja ketahuan menyelidiki Dia, untung saja aku bisa mengalihkan pembicaraan.

Jangan sampai ketahuan, kau ingin rencana kita hancur?

Jangan memarahiku, kau menyebalkan sekali!

Yoon menaruh ponselnya dengan kasar. Dia kesal sekali.

***

Unwanted Wedding (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang