Chapter 22 ✔

909 64 47
                                    

Pagi itu Mino membuka matanya dan bertemu dengan wajah seseorang yang sangat dia cintai, seseorang itu berada dalam pelukannya dan tertidur dengan cantiknya.

Mino mengingat bagaimana perasaannya dulu yang hampir ditinggal oleh Jinu dan membuat dunianya hancur.

Flashback on

"tidak Jinu tidak hiks tidak jangan pergi sayang jangan tinggalkan aku dan anak - anak hiks" teriak Mino.

Mino tersadar dari mimpi buruknya, mimpi itu benar - benar nyata rasanya. Apa itu sebuah pertanda atau apa?

Mino melihat Jinu masih sama, tidur dengan segala alat penunjang hidupnya.

"sayang bangun, jangan menakutiku dengan mimpi itu, jangan tinggalkan aku" ucap Mino sambil mengecup punggung tangan Jinu.

Mino masih setia melihat wajah damai Jinu. Andaikan dia bisa memutar waktu, dia tidak akan membuat Jinu seperti ini. Tidak akan pernah.

"sayang apa kau tidak ingin menggendong si kembar? Tidak ingin bermain dengan si kembar?" tanya Mino masih setia melihat keadaan Jinu.

Mino melihat Jinu seperti sesak nafas, alat bantu pendeteksi jantung mulai memperlihatkan garis putus - putus. Mino mulai panik, apakah mimpinya berubah menjadi kenyataan?

Mino dengan segera memanggil dokter untuk menangani Jinu.

Dokter dengan cepat datang dan memeriksa keadaan Jinu. Dokter mulai mengambil alat pemacu jantung agar tetap bekerja.

Mino dengan gemetar dan pasrah melihat kondisi Jinu. Dia hanya bisa berdoa agar Jinu selamat.

Dan Mino sangat bersyukur detak jantung Jinu kembali normal. Dokter juga terlihat lega mengetahui detak jantung Jinu kembali normal.

"Mino tolong kalau terjadi sesuatu cepat panggil aku, Jinu tadi mengalami alfa" ucap dokter tersebut.

"baik dok" ucap Mino.

Mino duduk kembali disebelah Jinu, enggan meninggalkan malaikat cantiknya ini sendirian.

***

Esoknya Mino dikejutkan dengan Jinu yang sudah membuka matanya.

"Jinu! Akhirnya sayang kau membuka matamu setelah 2 minggu ini kau koma" ucap Mino bahagia.

Jinu hanya tersenyum melihatnya.

"apakah anak - anakku selamat Mino?" tanya Jinu.

"tentu, mereka berdua selamat, kau memang hebat Jinu, kau kuat dan membuat mereka berdua juga kuat. Aku akan panggilkan Yoon untuk membawa mereka kemari" jawab Mino.

Jinu hanya mengangguk dan tersenyum lemah.

Mino dengan segera menghubungi Yoon.

"kata Yoon, dia akan membawa si kembar kemari, kau tunggu saja yaa" ucap Mino.

Jinu bisa melihat binar bahagia dimata tersebut.

"Mino.. " panggil Jinu.

"iya sayang? Kau perlu sesuatu?" tanya Mino.

Jinu hanya menggeleng.

"Mino bagaimana keputusanmu tentang perceraian kita? Bukankah mereka sudah lahir?" tanya Jinu.

Deg.

Mino melupakan hal tersebut.

"Jinu.. Apa kau serius ingin bercerai dariku?" tanya Mino sambil menggenggam tangan Jinu.

Unwanted Wedding (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang