Part 8. Wavy Hair - mirip someone

131 9 0
                                    


Di kamar aku mengganti baju yang kupakai dengan baju pilihan Shuzi. Setelah kupakai baju itu kupadukan dengan rok lipit selutu warna biru gelap karena kardigannya warna hitam dan gaun one piecenya warna putih. Setelah aku siap berganti, aku kembali ke kamar tamu dimana Shuzi berada. Pertama-tama, ku ketuk dulu pintunya. Setelah Shuzi merespon untuk masuk, baru aku masuk. Saat kubuka pintu kuliat Shuzi sudah seperti orang yang penampilannya dewasa. Rambutnya yang sudah di balut pita polkadot dan ditata gelombang dan baju blusnya tadi beserta rok chiffon ( sifon ) diatas lutut. Shuzi melihatku tersenyum bangga karena aku memakai baju pilihan dia.

" Houki, rambutmu terurai begitu saja, kah?" Tanya Shuzi sambil memegang rambutku

" ya." Jawabku santai

" di kuncir kuda kek atau apa gitu."

" nggak perlu." Jawabku

" yaudah pakai bando, ya?"

" hah, untuk apa?"

" ya, biar terlihat cantiklah."

" sini duduk, biar kutata dulu rambutmu." Suruhnya agar aku duduk di kursi depan cermin dan aku hanya menurutinya

" nggak usah khawatir, Houki. Rambutku bergelombang sedikit dan jatuh." Ujarnya sambil memasang bando kain yang terdapat pita ke rambutku.

" Houki, kamu juga mau pakai make up, nggak?" tanyanya lagi

" nggak perlu."

" kalau kamu nggak mau pakai hal yang berat untuk mukamu, cukup pakai lip gloss aja. kupakaikan, ya?"

" heh, nggak perlu...."

Beberapa saat kemudian, setelah semuanya selesai. Diriku pun akhirnya di tata penuh oleh Shuzi. Apa aku nggak apa-pa pakai lip gloss begitu?, pikirku khawatir. Bagaimanalah nanti reaksi Takaki kalau lihat aku memakai yang beginian. Ah, ini pertama kalinya bagiku.

" Houki, kamu dah siap'kan?" tanya Shuzi memakai tas perginya

" iya." Jawabku sambil berdiri dari kursi penuh dengan paksaan Shuzi

Aku melihat sekali lagi diriku di cermin. Rambutku yang agak gelombang jatuhkan bersama pita dan bando yang dipakaikan Shuzi. Bibirku yang agak menawan warnanya ingin kuhapus karena rasanya lengket, aku kurang suka. Rasanya seperti terpaksa memakai ini semua. Akhirnya kubawalah tas pergi yang sudah lama nggak kupakai dan kusimpan di kamarku. Shuzi menarikku keluar dari kamarku setelah aku mengambil tasku.

" ayuk kita pergi!" seru Shuzi yang terus menarikku sambil berjalan keluar

" Houki?" terdengar suara Takaki dari belakang memanggil namaku dan aku berhenti berjalan saat mendengar panggilan itu begitu juga dengan Shuzi

Aku perlahan-lahan menoleh kearah belakang karena takut akan reaksi Takaki. Saat mataku dan mata Takaki saling bertatapan, aku terdiam dan mulutku nggak bisa di gerakkan. Karena melihat Takaki yang juga ikut terdiam, aku menundukkan kepalaku dan berpaling darinya. Shuzi yang melihat itu agak sedih dan menggenggamku lebih erat.

" Houki? Kamu beneran Houki?" tanya Takaki

" ah, ya." Jawabku sambil mengangkat kepalaku kearahnya kembali

" kamu pakai make up?" tanya Takaki

Dari nada suaranya Takaki, terdengar bahwa dia kecewa atas apa yang kulakukan. Shuzi langsung mengambil alihku, dia langsung berdiri di depanku. Melihat itu aku agak kaget.

" aku yang memakaikannya, kenapa? Masalah?" tanya Shuzi dengan nada yang tidak enak didengar

" nggak, biasa aja. hanya saja Houki tampak berbeda dari biasanya." Jawab Takaki

T x HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang