"Sakit, ngeliat lo nangis karena gue,"
***
Rere berjalan ke arah nakas dengan malas. Ia meletakkan sebungkus mi ayam hasil jerih payahnya. Cewek itu lantas menoleh pada Kyungsoo yang terbaring sambil memainkan ponselnya. Rere memutar bola matanya malas.
Greepp..
Tiba-tiba Rere merebut paksa ponsel yang berada di genggaman cowok itu. Keduanya saling serang lewat pandangan mata dalam beberapa detik.
"Makan tuh!" ujar Rere ketus seraya menunjuk sebungkus mi ayam di atas nakas dengan dagunya.
"Lo aja yang makan, gue udah nggak selera. Lagian lo beli sebungkus mi doang kaya lari marathon keliling Pulau Jawa tau nggak. Lama!"
Mendengar cibiran Kyungsoo membuat Rere menggeram kesal. Perjuangannya sama sekali tak mendapat balasan yang setimpal. Ia mendelikkan matanya pada Kyungsoo, namun Kyungsoo masih sama seperti sebelumnya, santai dan tidak terpengaruh sama sekali.
"Enak aja ya lo. Gue udah berjuang buat naik bus ke Pattimura terus ngantri selama 2 jam dan lo nggak mau makan gitu? Nggak bisa! Pokoknya lo harus makan. Titik!" putus Rere.
Rere mengambil mi ayam yang terbungkus plastik bening lalu menuangkannya ke atas mangkok keramik. Ia menyodorkan semangkok mi ayam beserta sendok dan garpu kepada Kyungsoo.
Kyungsoo mendengus. Ia mengalihkan pandangannya ke depan.
"Gue nggak mau makan. Seperti yang lo bilang sebelumnya, gue nggak boleh makan makanan dari luar,"
"Sumpah, lo tuh manusia atau apaan sih? Nggak bisa gitu ngehargain usaha gue yang udah susah susah beliin pesenan lo. Percuma ngomong sama orang yang nggak punya hati. Egois!"
Sorot kemarahan terlukis jelas di kedua iris mata Rere. Dengan gerakan cepat, ia membalik tubuhnya meninggalkan Kyungsoo. Ia meletakkan kembali mangkok mi ayam diatas nakas secara serampangan. Persetan dengan mangkok yang akan jatuh dan pecah, Rere sungguh tidak peduli lagi. Selesai menaruh mangkok, Rere bergegas pergi keluar dari ruangan Kyungsoo.
Dari atas ranjang, diam-diam Kyungsoo mencuri pandang ke arah Rere. Setelah mendengar suara pintu tertutup, ia menolehkan kepalanya. Tidak ada siapa-siapa, Rere telah pergi. Mengetahui kenyataan bahwa Rere seperti tadi karena ulahnya, tak ayal membuat Kyungsoo merasa bersalah. Awalnya, ia hanya ingin sedikit menjahili Rere, namun reaksi cewek itu diluar perkiraan Kyungsoo.
Tanpa sengaja, mata Kyungsoo melirik jaket yang tersampir di sofa. Jaket milik Rere. Pikirannya melayang. Rasa bersalah merayapi hatinya. Ia baru sadar bahwa cewek itu bahkan tidak mengenakan jaket selama pergi. Di malam hari seperti saat ini, Kyungsoo tentu tahu seberapa dingin udara di luar sana. Ingin menyudahi rasa bersalahnya, Kyungsoo lantas bangkit dari ranjang. Ia mencabut paksa selang infus yang menempel di tangannya kemudian berjalan ke sofa untuk menyambar jaket milik Rere. Entah mau ia apakan jaket itu nantinya.
***
Disinilah Rere berada. Cewek itu mendudukkan dirinya diatas kursi taman rumah sakit tempat Kyungsoo dirawat. Ya, Rere tidak benar-benar meninggalkan tempat itu. Mata rere mengerling pada sebuah ponsel yang ada di genggamannya. Saking kalutnya, ia sampai membawa serta ponsel milik Kyungsoo. Ingin rasanya melempar ponsel cwok itu agar rusak namun ia mengurungkan niatnya. Rere kemudian memasukkan benda persegi itu kedalam kantong celana jeans yang ia kenakan.
Rere menatap satu persatu pemandangan didepannya. Jalan, rumput, kursi roda pasien, mobil ambulance, pintu rumah sakit dan hal-hal remeh lainnya. Entah mengapa, ia merasakan sesak di dadanya. Sebuah rasa yang sulit dijabarkan menyerang hati Rere secara perlahan. Sepersekian detik setelahnya, Rere meneteskan air mata.
Rere tau, sangat tau jika Kyungsoo hanya ingin mengerjainya tadi. Ia sudah terbiasa diperlakukan dengan tidak baik oleh Kyungsoo. Namun, menyadari perjuangannya tidak dihargai membuat hati Rere serasa diremas.
Rere mendekap tubuhnya sendiri. Udara disini begitu dingin dan ia lupa memakai jaket. Lima menit berlalu dan Rere telah berhasil menghentikan tangisannya. Ia tidak ingin terlihat lemah hanya karena masalah kecil semacam ini. Tubuh Rere tersentak kaget. Ia merasakan sebuah jaket mendarat di tubuhnya. Rere refleks menoleh dan mendapati orang yang menjadi penyebab dirinya menangis lah yang memakaikan jaket miliknya itu.
Kyungsoo duduk disamping Rere setelah berputar-putar mencari keberadaan cewek itu. Dilihatnya Rere meremas tangannya sendiri. Mungkin karena suhu udara yang terlalu dingin.
"Maaf," satu kata terlontar dari mulut Kyungsoo membuat Rere mengalihkan pandangannya pada cowok itu. Kejadian Kyungsoo meminta maaf pada dirinya adalah langka. Terhitung ini pertama kalinya kata keramat itu keluar dari mulut ketus Kyungsoo.
Kyungsoo pun melanjutkan perkataannya. "Gue nggak niat buat lo marah kaya tadi. Gue cuma pengen ngerjain lo, tapi ternyata gue malah bikin lo nangis,"
Rere terkejut. 'Jadi Kyungsoo ngeliat gue nangis daritadi' batin Rere.
Seakan tau isi pikiran Rere, Kyungsoo kembali bersuara. "Iya gue ngeliat lo nangis karena diri gue sendiri,"
Tidak ada tanggapan dari Rere. Keduanya terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy VS Bad Girl
Hayran KurguCinta yang tak terbalaskan itu menyakitkan bukan? Tapi ada yang lebih menyakitkan. Saat kau melihat orang yang kau cintai menangis dihadapanmu, apakah kau masih berpikir bahwa cinta yang tak terbalaskan itu lebih menyakitkan? Cinta memang butuh peng...