Hari baru menyapa dua insan yang masih terlelap dalam selimut tebal yang menyelimuti diri mereka. Min Yoongi si pemilik apartemen bangun lebih cepat dari biasanya, ia terdiam memperhatikan wajah Jimin yang masih tidur.
Yoongi tersenyum saat kulit wajah Jimin berkerut merasakan sapuan halus di wajahnya, Yoongi tengah iseng mengelusi wajah Jimin yang seperti bayi. Tak lama mata yang terlelap itu terbuka dan menatap Yoongi kesal.
"Hyung aku masih mengantuk." sinisnya dengan suara serak karena baru bangun tidur, tapi Jimin mendekatkan diri pada tubuh Yoongi. Lalu Ia mengangkat sebelah tangan Yoongi lalu dirinya menelusup masuk hingga berdempetan dengan tubuh Yoongi. Posisi ini membuat Yoongi lebih leluasa memeluk Jimin dari belakang.
Jimin sangat senang mendapat pelukan hangat dari Yoongi, karena dapat membuatnya merasa aman dan nyaman. Seharusnya ia langsung beranjak bangun untuk membuat sarapan tapi dekapan hangat yang ia dapatkan tidak bisa ia tinggalkan begitu saja.
"Hyung, hangat sekali." gumamnya dengan mata yang terpejam.
Yoongi hanya terkekeh "Aku perlu sarapan, bisakah kau masak untukku?"
Jimin membuka matanya "Hyung sudah lapar? Tapi aku belum ingin bangun."
"Yasudah aku saja yang memasak." Yoongi bersiap bangun tapi Jimin menahannya.
"Aku akan membuat sarapan, hyung pergi mandi saja." dan Yoongi tersenyum lalu mendaratkan ciuman selamat pagi di bibir favoritnya itu "terima kasih."
Jimin langsung bergegas ke arah dapur, kaki jenjangnya begitu terbuka karena ia hanya menggunakan celana pendek di atas lutut. Ia bersenandung pelan sambil menyiapkan bahan untuknya masak.
Dengan hati yang senang Jimin mengiris beberapa bahan yang akan di potong, sesekali juga ia akan bersenandung pelan. Suara desisan minyak mengiringi suasana gembira Jimin, hatinya sedang gembira sekali.
Moodnya memang terkadang naik turun sangat drastis, hal itu terkadang membuatnya terlihat aneh. Jadi Yoongi tidak merasa aneh terhadap mood swing Jimin.
Hingga terdengar bunyi denting bel dari arah pintu masuk, Jimin mengernyit heran. Siapakah gerangan yang bertamu begitu pagi?
Maka Jimin mematikan kompor listriknya lalu segera bergegas membuka pintu, ia tak ingin membuat tamunya menunggu lama.
Sayangnya Jimin menyesal saat ia membuka pintu, kakinya terasa lemas. Tangannya mencengkram gagang pintu begitu keras, sorot matanya sangat tajam. Di depannya kini berdiri seseorang yang sangat ia hindari "Ayah."
Sang ayah menyeringai, memindai Jimin begitu intens. "Setelah kabur dari rumah dan sekarang kau menjadi seorang jalang!"
Jimin ingin menutup pintu tapi ayahnya menahannya dengan kaki, maka Jimin berlari masuk kedalam dapur sedangkan ayahnya mengikuti dari belakang. Jimin ketakutan dan merasa panik, matanya bergerak cepat menelisik setiap ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suicide Hotline
FanfictionMemiliki hubungan yang tak di sangka-sangka. Hanya karena kebutuhan dan kepedulian. Tapi di saat yang sama mereka tidak mengerti arti dari perasaan yang sesungguhnya. Hingga saat itu tiba Min Yoongi dan Park Jimin memilih tetap berdiri di zona nyam...