Eps. 1. Mabuk

3.3K 237 10
                                    

Mungkin kalian baca ini pas aku revisi. Mungkin nanti agak nggak nyambung. Karena aku ubah total semuanya. Alurnya nggak berubah. Cuma kata-katanya aja yang diperbaiki. Terima kasih.

Semoga nyaman membaca karyaku!

•••

Pukul 23.10

Masih terlalu awal untuk ukuran kehidupan malam. Di sini, sebuah club malam yang nampak hening di luar bagunan. Hanya ada angin dingin malam yang menusuk kulit. Mengharuskan setiap orang memakai pakaian tambahan. Berbanding terbalik dengan keadaan di dalam club. Sesak, memekak telinga, bau asap rokok dan alkohol. Seolah menjadi sajian biasa bagi para penghuni kehidupan malam.

Di sini, sebuah pesta perayaan ulang tahun terjadi. Musik berdentum keras mengiringi lenggak-lenggok pinggul indah para kupu-kupu malam. Mereka mirip seperti magnet. Menarik para lelaki hidung belang untuk tidur bersama.

Terutama gadis disk joki itu yang paling menonjol. Wajah dan kelakuannya seolah tak sinkron. Wajah kecil yang nampak seperti orang polos tak berdosa. Sedangkan kelakuannya sudah seperti duplikat setan.

Gadis disk joki itu meregangkan lehernya yang terasa kaku. Mengkode seorang pria yang notabenenya "Raja dj" untuk menggantikan dirinya. Gadis itu ingin mencicipi cocktail dan martini.

"Byy! Sudah? Apakah kita akan pulang sekarang?" tanya seorang pria kepadanya. Gadis disk joki itu menyipitkan matanya. "Masih awal banget Rey. Baru setengah satu dini hari. Aku mau minum martini dulu," ucapnya setengah sadar. Pria yang dipanggil Rey hanya menganggukkan kepalanya. Dia mendaratkan pantatnya di kursi samping gadisnya. Ehem. Gadis disk joki itu memang kekasihnya.

...

"Byy, ayo balik. Udah mau subuh," ucapnya sambil membangunkan gadis disk joki itu. Hana. Dia hanya mengangguk kecil. Rey merangkul gadisnya dengan posesif. Beberapa kali mencium puncak kepala Hana.

"Kamu yakin mau pulang sendiri?" tanyanya. Si gadis hanya mengangguk. "Iya, kamu emang berani antar aku pulang? Aku cuma sedikit teler aja. Belum mabuk beneran." tanyanya, disusul kekehan remeh olehnya. Rey tersenyum manis. Dalam hati, dia tertohok saat Hana mengatakan itu. Dia seperti pria pengecut yang tidak berani sekedar mengantarkan gadisnya sampai di depan pagar.

Rey mengelus puncak kepala Hana dan berbalik sebelum Hana menahan lengannya. "Rey ... I love you."

Hana menarik tengkuk Rey kemudian mulai menautkan bibir mereka. Rey menahan tengkuk Hana, yang memperdalam ciuman mereka. Ciuman ganas, dan sedikit menuntut. Saling bertukar saliva dan saling membelit satu sama lain. Hana merasakan bahwa darahnya berdesir, rasanya seperti melayang tak karuan di udara. Dan rasa geli di perutnya, seolah ada banyak kupu-kupu terbang di sana.

Rey menghentikan ciuman secara sepihak ketika merasakan jika darahnya naik ke atas. Cukup sampai di sini saja. Atau, dia tidak akan bisa mengendalikan dirinya sendiri. Dia tidak ingin merusak gadisnya.

Hana tersenyum memandang prianya lekat "Aku ... Mau pulang," pamitnya. Rey terkekeh renyah. "Iya, besok sore ayo keluar. Ngemall," ajak Rey. Hana hanya menanggapi dengan senyuman pias. "Iya, tapi aku nggak bisa janji." Rey hanya mengangguk sebagai tanggapan.

Dia keluar dari mobil gadisnya. Kemudian membantunya menutup pintu mobil. Dia menatap kepergian gadisnya dengan rasa tidak ikhlas. Seperti ada yang janggal. Dia seolah akan melepaskan gadisnya bersama orang lain. Rey menggelengkan kepalanya mengenyahkan segala pemikiran negatif.

Bring Me To Jannah [END] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang