00

775 28 7
                                    

Shock, kaget itu lah yang gue rasain pas nyokap bokap gue bilang. Kalo gue bakalan dijodohin sama anak temennya, yang sama sekali gue enggak kenal. Dan ya... Kalian pikir dong sekarang jaman modern bukan sitinurbaya yang dijodoh - jodohin. Apalagi, gue ini CEO di perusahaan besar masa dijodoh - jodohin. Gue Jae Putra Prasetyo.

"Jae, sini papah mau ngomong." panggil Pak Aryo Prasetyo alias papa gue.

"Mau ngomong apa pah?" tanya Jae yang sudah duduk di sofa samping papah.

"Besok pulang ngantor agak cepet ya jam 4 gitu, terus kamu dateng ke restoran pak Wijaya ya," ucap papah.

"Ngapain pah?" tanya Jae yang bingung tumben - tumbenan papah nya nyuruh pulang cepet dan nyuruh ke restoran pak Wijaya.

"Ada pokoknya, kamu dateng aja. Nanti mamah sama papah udah  stand bye disana,"sambar mama Stevani Prasetyo  dari arah dapur. Jae, tidak ambil pusing atas permintaan ke dua orang tuanya langsung saja dia pamit ke kamarnya.

"Yaudah, Jae ke atas dulu mau mandi," pamit Jae kepada papah nya













             

                                                ***






"Nay," panggil pak Wijaya.

"Iya pah," jawab Naya lalu menghampiri papah nya di ruang keluarga.

"Kamu besok ke restoran papah ya," ujar papah begitu saja.

"Ngapain pah?" tanya Naya yang heran tumben papah nya nyuruh dia restoran.

"Ada temen lama papah pengen ketemu," ujar papah.

"Kan temen papah, kenapa pengen ketemunya sama aku?" tanya Naya.

"Karena dia kan bawa anaknya, yaudah papah bawa kamu nanti kasihan anaknya enggak ada yang ngajak ngobrol." ujar papah

"Kenapa enggak ngajak mas devan aja pah," ucap Naya

"Udah deh nay, cuma ngobrol doang ikut aja. Lagian, mas kamu kan sibuk tuh ngurusin mbak Jihan yang lagi mabok," ujar mamah Hani Wijaya yang baru dateng dari dapur.

"Yaudah, Naya ikut," final Naya.

















                                                ***








"Aryo," panggil pak Wijaya saat melihat temannya dateng.

"Hey Ya," ujar pak Aryo lalu berpelukkan dengan Pak Wijaya.

"Mbak," ujar Hani lalu cepaka cepiki ke Stevani.

"Udah lama enggak ketemu, makin subur aja lo Ya," ujar Aryo.

"Yailah, tuh dia bikin gue makan mulu," ucap Wijaya lalu menunjuk Hani istrinya. Aryo dan Stevani tertawa mendengarnya.

"Duduk mas mbak," ujar Hani mempersilakan Aryo dan Stevani untuk duduk.

"Eh, ngomong - ngomong mana nih calon mantu ku," ucap Aryo.

"Ada, lagi di dapur check makanan buat kalian makanan nanti," ujar Wijaya. "Calon mantu ku juga mana nih, enggak bareng sama kalian?" tanya Wijaya.

"Iya enggak bareng kan kerja dia," ucap Aryo

"Pah, mamah manggil Naya dulu ya ke dapur," ujar Hani kepada suaminya lalu dianggukan oleh Wijaya.

"Mas, mbak saya panggil Naya dulu ya," pamit Hani kepada Aryo dan Stevani.

"Iya sana, aku enggak sabar loh pengen liat calon mantu ku ini," ujar Stevani lalu Hani pun berlalu dari ketiga nya.

Family JayaeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang