03

228 21 0
                                    

Setelah acara penganjian selesai Jae pamit kepada sodara - sodara Naya terutama ke papah Wijaya, mamah Hani, mas Devan, dan juga mbak Jihan. Dan Naya pun sama, dia pamit juga. Karena dia ingin mengambil barang nya yang tertinggal dirumah temannya yang dekat dengan rumah Jae mumpung inget kata Naya.

Saat diperjalanan, Naya merasa Jae sedang tidak baik - baik saja. Buktinya dia selalu memijat keningnya, yang entah Naya pun tak tahu.

"Jae, kamu nggak papa?" tanya Naya khawatir karena Jae semakin sering memijat keningnya.

"Nggak kok," ucap Jae tersenyum agar Naya tak khawatir.

Tapi, tiba - tiba Jae meminggirkan mobilnya di tepi jalan dan ia menyenderkan kepalanya ke bangku pengemudi. Naya yang melihat itupun tampak khawatir.

"Jae, kamu kenapa?" tanya Naya

"Kepala gue pusing banget Nay," ujar Jae sambil memijat keningnya.

"Pusing kenapa?" tanya Naya khawatir, tanpa pikir panjang Naya pun ikut memijat kening Jae. Awalnya Jae kaget, tapi ia merasa enakan saat Naya memijat keningnya.

"Masih bisa nyetir? Kalo nggak aku aja yang nyetir," ujar Naya, Jae pun menurutinya. Karena kepala Jae juga masih pusing.

"Ke rumah temen lo dulu aja," kata Jae saat Naya sudah melajukan mobilnya.

"Nggak usah, langsung ke rumah kamu aja. Kamu itu butuh istirahat, nanti gampang aku bisa ngambil barangnya kapan aja," ujar Naya yang membuat Jae tersenyum.

Saat sudah sampai di rumah Jae, Naya membantu memapah Jae untuk masuk ke rumahnya dan menuntunnya masuk ke dalam kamarnya. Naya rebahkan Jae di kasur nya, lalu duduk dipinggir kasur Jae.

"Sini, aku pijitin lagi kepalanya," kata Naya lalu mengarahkan tanganya untuk memijat kepala Jae.

"Ko bisa gini sih kamu?" tanya Naya sambil tetep memijat kepala Jae.

"Gara - gara kebanyakan minum kopi," ujar Jae

"Kopi?" ucap Naya

"Iya, gue kalo kebanyakan minum kopi tuh bakalan pusing kayak gini," ujar Jae

"Nay, makasih ya," ucap Jae

"Buat?" tanya Naya

"Buat hari ini, karena lo mau gue repotin kayak gini," ucap Jae lalu Naya mengganggukan kepalanya.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.30,Naya sudah mulai mengantuk Jae yang melihatnya langsung menggeser tubuhnya dan memberi tempat untuk Naya tidur. Naya bingung saat Jae menggeser tubuhnya dan menepuk tempat disebelahnya.

"Sini tidur, gue tau lo ngantuk," ucap Jae sambil menepuk tempat sebelahnya.

"Nggak usah, aku tidur disofa aja," ujar Naya

"Nggak ada ya, tidur disini disamping gue. Gue nggak akan macem - macem kok," ucap Jae.

"Emm Jae, kalo gue dikamar Amel aja boleh nggak?" tanya Naya.

"Kamar Amel kan berantakan, tadi lo liat sendiri kan. Masa iya gue biarin lo tidur dikamar yang berankan gitu," ujar Jae.

"Nggak papa, nanti aku beresin dulu," ucap Naya. Tiba - tiba saja rumah Jae mati lampu.

"AAAAAAA," teriak Naya, Naya itu takut gelap.

"Apa sih Nay, mati lampu doang juga," ucap Jae.

"Ta....kut," kata Naya yang suaranya terdengar seperti orang yang menangis.

Jae yang mendengar pun langsung menarik lengan Naya untuk rebahan disampingnya dan Jae memeluk Naya memberi ketenangan kepada Naya. Naya tak menolaknya, karena Naya sangat takut gelap ia malah meremas ujung baju Jae dengan kuat.

Family JayaeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang