4

3.3K 519 29
                                    

Tanpa membalas, pemuda manis itu kembali membalikkan badannya.

"Yoongi, aku-"

"Yoongi tidak ingin bertemu dengan anak haram sepertimu, pulang saja sana" potong Byul Yi dengan wajah puasnya.

Blam~

Sebelum sang tamu kembali berbicara, si Nyonya rumah langsung kembali menutup pintu rumahnya dengan sangat keras. Tepat di depan tubuh sang tamu yang masih berdiri di tempat yang sama.

"Bunda, kata Bunda dulu tidak ada yang namanya anak haram? Kenapa akhir-akhir ini Bunda sering sekali mengucapkannya" todong Jaehyun yang mengikuti sang Ibu di belakang.

"Bunda berbohong, Jae. Anak haram itu ada, dan hanya ada satu di dunia ini. Yaitu orang yang tadi"

Byul Yi kembali duduk di sofanya. Dimana tempatnya duduk tadi, dan dimana ada orang yang sama di tempat itu seperti tadi.

"Paman Seokjin pasti sedih kalau mendengar Jimin Hyung ataupun Jungkook dibilang sebagai anak haram, apalagi dari orang yang sangat berjasa dalam hidupnya" lanjut Jaehyun. Kembali ke posisi 'babu'nya. Di lantai.

"Bunda tidak sungguh-sungguh kok"

Kembali memijat kaki si kakak yang mulai membengkak. Dengan menyunggingkan senyuman kecilnya.

"Begitu ya?"

Mengangguk-angguk kemudian.

-*123*-

Keesokan harinya, sebuah bel kembali berdengung di rumah Keluarga Jung. Pagi-pagi sekali kali ini.

"Kenapa kau lagi sih?!"

Dan dengan tamu yang sama. Jimin.

"Aku membawakan sarapan untuk Yoongi"

Jimin menunjukkan kotak makan bertumpuk yang ia bawa pada orang yang membukakan pintu untuknya. Mertuanya, Byul Yi.

"Kau kira keluarga kami miskin apa, sampai tidak mampu memberikan Yoongi sarapan?!" balas Byul Yi tak terima.

"Memangnya Bunda mertua bisa memasak?"

Skak mat.

Sungguh pembalikan situasi yang sangat tepat sasaran. Terlihat jelas urat-urat kecil yang mulai muncul di kening si Nyonya rumah.

"Yoongi bisa memasak" elaknya masih tak mau menyerah.

"Bunda mertua membiarkan orang hamil memasak untuk semua orang di rumah? Tega sekali"

Jimin menggelengkan kepala tanda tak percaya yang tentunya sangat dibuat-buat.

Tidak tahu saja, kalau dulu Ibunya juga menjadi koki keluarga Jung saat tengah mengandung adiknya.

"Kau-"

"Ini Mamih yang memasak sendiri. Untuk Bunda juga" potong Jimin sebelum sang mertua kembali mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

"Seokjin?"

Jimin mengangguk.

"Bilang daritadi!"

Byul Yi merebut kotak makan bertingkat itu dengan paksa sebelum mengusir si tamu dan menutup pintu rumahnya tanpa menunggu si tamu menyingkir dari depan pintu itu.

"Sudah lama sekali rasanya tidak menikmati makanan Seokjin" gumamnya saat melenggang masuk ke dalam rumahnya. Menuju ke ruang makan.

Tersenyum dan bersenandung kecil sambil menata isi dari kotak makan tersebut di piring.

"Wow! Apa ini?! Bunda memasak?!"

Hingga muncul sosok tampan dengan wajah kusut khas bangun tidurnya setelah semua masakan sudah terhidang di atas meja. Sangat rapi dan menarik.

HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang